seperti hari hari biasa, jeno, jaemin, renjun, dan haechan ngumpul rame di meja "eksklusif" mereka. tepatnya di meja paling pojok, paling gelap, paling gak ada ceweknya. kenapa? ya takut aja cewek cewek ke sana, wong isinya cowok semua gitu.
"gimana itu si somi?" tanya jaemin ke haechan.
"ya gak gimana gimana. masi pundung anaknya."
"buset, lama juga ye. kayaknya pundung terlama ga sih? biasanya ga nyampe sehari juga udah ketawa ketiwi lagi sama elu," bales renjun.
haechan jadi mikir. iya juga ya. beneran gara gara ryujin nih? beneran kudu dijelasin sih ini mah ke neng somi claire kusuma. "nanti deh, gua samperin."
semuanya ngangguk ngangguk.
jaemin nyisip pelan minuman dari sedotan stainless-nya. matanya gak sengaja ngelirik jeno yang asik senyam senyum gak jelas. kaget banget bro, asli. "heh, no," panggilnya.
jeno noleh cepat. "hm?" watados banget.
"ngapain lu senyam senyum?"
wah, keciduk. batinnya. "nggak kok." jeno pura pura nyisir poni ke belakang pakai tangan.
tentu saja jaemin harsa tidak percaya. cowok itu mengikuti arah pandang jeno. dan gak usah jaemin bereaksi kaget lagi karena udah dia duga pasti itu penyebabnya.
siyeon gretta sheenaz, duduk menghadap ke arah mereka sembari ketawa ketawa karena lawakan eunbin.
"belom lu tembak juga, bro?" katanya jaemin yang akhirnya bikin semeja ngalihin pandangan ke dia.
"jangan buru buru lah, anjir. nikmatin aja dulu." jeno naik turunin alisnya.
"siapa sih? siyeon?" tanya renjun.
"yaiyalah, masa nakyung eeee," jawab haechan.
"bangsat."
"ada yang iya iya kan antara lo sama nakyung! ngaku!?"
"kepo ah lu, met." tapi gak bohong, telinganya renjun langsung merah wkwk. lucu.
"eh eh eh, neng siyeon ke mari."
apaan, nggak. siyeon cuma ke kantin sebelah yang deket sama meja mereka. cewek itu beli beberapa bungkus chocopie. dan tanpa sengaja mata jeno jatuh ke bagian belakang rok siyeon. jeno ngedarin pandangannya ke sekeliling. kayaknya belum ada yang sadar.
"siyeon!" panggil jeno.
ini yang namanya siyeon sekantin apa gimana? nengok semua gitu ke jeno, kan jenonya jadi malu.
siyeon noleh dan ngedapetin jeno yang mengisyaratkan dia untuk nyamperin cowok itu. siyeon ngerutin keningnya clueless, tapi akhirnya tetap nurut.
"apa?"
"buset galak banget," komentar haechan sambil ngelus dada. disinisin sama siyeon akhirnya.
"sini duduk." jeno meminta sambil nepuk bangku kosong di sebelahnya.
"dih, gila lu?!" katanya siyeon.
"lah ngapa?"
"mau banget gua dipelototin fans fans lu ya?!"
oh, jeno baru ngeh. "santai si elah, emang mereka berani ngapain? sini buru duduk."
dengan amat terpaksa siyeon duduk di sebelah kanan jeno yang kosong, karena kirinya ada renjun. mukanya cemberut, diliatin sama jeno terus cowok itu cekikikan sendiri.
"yeon, jepang menyerang," bisik jeno dengan suara amat pelan di telinganya.
seluruh muka siyeon mendadak memerah akibat perkataan jeno. semua cewek juga tahu apa maksud dari kalimat jeno barusan. siyeon terdiam mematung.
"santai. nih, pake jaket gua aja." tanpa menunggu jawaban siyeon, cowok itu membuka jaket yang sedang dipakainya lalu diserahin ke siyeon.
"t-thanks, no," kata siyeon.
jeno ngangguk pelan sambil ngeliatin siyeon yang tak kunjung pakai jaketnya. "kok diem aja?"
siyeon bergeming.
akhirnya jeno inisiatif ngambil jaketnya lagi, lalu tangannya dengan terampil melingkarkan jaket berwarna maroon itu ke pinggang siyeon dan diikat sedemikian rupa. "dah, selesai."
siyeon gretta yang terkejut atas perlakuan jeno cuma bisa diam menahan napas. kalo siyeon boleh lebay, ini jeno wangi banget kayak pengen banget seharian siyeon hirup gak lepas lepas.
"aduhhh, adegan macam apa ini???!" seru jaemin, mengacaukan suasana.
"bos jeno bisa banget sih, kan yang nonton jadi baper!!!" kata haechan.
"sirik mah bilang." yang ngegas renjun.
"jeno, gue duluan." siyeon bangkit berdiri.
"ke kita kita nggak, yeon?" tanya haechan sambil naik turunin alisnya.
"duluan, guys." buru buru siyeon pergi dari sana. KERINGET DINGIN DIA gak kuat.
belum juga siyeon mendaratkan pantatnya di bangku semula, eunbin dan yujin udah meluncurkan berbagai macam pertanyaan. paling malumaluin sih ya, si yujin ashilla.
jaket jeno dipegangin mulu kayak kalau dilepas bentar aja bakal terbang dari pinggang siyeon.
"yaAllah, yeon, ini jaketnya aja wangi bener... gimana orangnya...."
"wANGI BANGET ANJIIIIINKKKK!!!" seru siyein tertahan.
"demi apa lo?!?!?!?!"
"ya kan tadi dipakein si jeno..."
eunbin masang muka jelek sok sokan nangis. "pengen juga huaaaaa."
"atuh lah hargain, bin. punya si siyeon."
"ngaca, setan."
kemudian lanjut memperbincangkan ketampanan seorang satria jeno jovindra, sampai tiba tiba siyeon menyeramg dengan sebuah pertanyaan.
"lo berdua nih ya, kenapa sih standar ketampanan kalian tuh jeno? padahal di sekolah kita juga banyak yang ganteng. itu genk-nya jeno malah cakep cakep juga kan?"
eunbin terlihat berpikir, beda sama yujin yang langsung nyaut. "ya karena sosok jeno itu nyaris sempurna!"
siyeon ngerutin keningnya.
"nih ya yeon, jeno tuh ganteng iya banget, baik juga, gak sombong anaknya walaupun hedon, ramah juga ga sih walaupun ga terlalu, terus ya gak keliatan sok ganteng aja gitu. itulah the real ganteng. gak sadar kalau mereka ganteng," jawab yujin panjang lebar. "gAK KAYAK ERIC YANG SOK GANTENG GITU LOH."
"tapi lu pacarin juga, anjing."
"untung beneran ganteng, untung sayang. itulah cinta." geli banget eunbin sama siyeon dengernya.
"iya sih bener, yeon. jeno nyaris sempurna," celetuk eunbin.
siyeon ngangguk ngangguk sebagai respon karena sejujurnya cewek itu apa yang membuat seorang jeno itu terbilang "nyaris" dan bukan "seutuhnya" sempurna.
tbc
MAAF BANGET TELAT APDET. SYBUCK AQ.
percaya ga lau w sibuk wqw
KAMU SEDANG MEMBACA
psycho | nct00 ✓
Юморft. kmj, psy, jsm, lnk [ no psycopath content ] "people say we're so weird, i just like you so much, you know it so well and control me, so do i."