[4] PERTENGKARAN

198 52 4
                                    

*:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*:..。o○ ○o。..:*

"SATRIA! YUHUUU... SATRIA!!" Gadis berwajah oval itu terus memekik memanggil nama Satria yang sudah berada jauh di depannya.

Terlihat koridor sekolah pada pagi ini sudah sedikit ramai dengan murid-murid yang bercanda ria di depan kelas dengan teman terdekatnya.

Ani menghentakkan kakinya ke lantai koridor karena Satria tidak menjawab sekalipun panggilannya. Kenapa sih cowok itu tidak pernah menjawab panggilannya. Apakah dia budeg? Atau emang dia tidak punya telinga? Tau ah, Ani kesel sekarang.

"Satria tunggu dong!" Akhirnya dia bisa berada di samping Satria yang sekarang sedang membaca buku komiknya. Ani memasang senyum terbaiknya, namun percuma Satria tidak meliriknya sama sekali.

"Kamu nggak kasihan apa sama aku sat? Aku capek tau ngejar kamu yang jalannya cepat banget." Keluhnya kepada Satria. Namun Satria tidak peduli. Dia diam, tidak memperdulikan Ani yang berada di sampingnya.

Ani mengerucutkan bibir. Kenapa terlalu susah untuk mendapatkan perhatian Satria. Padahal dia sudah melakukan segala apapun untuk menarik perhatiannya. Tetapi percuma saja, cowok tampan satu itu tidak pernah sama sekali meliriknya.

"Ish... Satria jawab dong! Kok kamu diem aja sih. Nggak punya mulut ya?"

Sedangkan cowok itu mendengus kesal di balik buku komiknya. Padahal sudah jelas dia sering menolak kehadirannya dengan mengucapkan kata-kata yang kasar. Tapi kenapa makhluk di sebelahnya ini masih saja membuntuti-nya seperti kucing yang mau meminta makanan kepada majikannya. Sungguh dia capek menghadapi cewek ini.

"Satria jawab do-"

"BISA NGGAK SIH LO DIEM!" Bentak Satria dengan keras di hadapan Ani membuat cewek itu berhenti dan menutup mulutnya rapat-rapat.

Seketika seluruh murid yang berada di koridor memusatkan perhatian mereka ke arah Satria yang membentak Ani.

"Lo itu kenapa sih selalu ganggu hidup gue?! Gue muak tau nggak sama lo!" Satria mengeluarkan segala unek-unek nya dari tadi. Bilang saja Satria cowok berengsek. Tapi dia sudah sangat jengah menghadapi gadis ini. Harus pakai kata apa lagi biar cewek ini menjauh dan tidak mengejarnya lagi.

Ani diam. Rasanya begitu sakit di bentak seperti itu oleh orang yang dia suka. "Lo nggak suka ya?" Tanyanya pelan.

"Kalo lo tau kenapa masih nanya!" Sarkas Satria.

"Tapi kenapa sat?" Tanyanya menatap manik Satria. Butiran bening keluar dari matanya. "Kenapa lo nggak pernah sedikitpun ngelirik gue! Kenapa lo nggak pernah ngehargai perasaan Gue! Gue suka sama lo dari kelas 10 sat. Gue udah ngelakuin segala hal biar lo melirik gue meskipun itu sedikit sat. Tapi kenapa? Kenapa lo nggak pernah sedikitpun ngehargai perjuangan gue? Apa lo nggak ada perasaan sedikitpun ke gue sat?!" Dia sangat berharap Satria memiliki sedikit perasaan untuknya.

Revalanggi (Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang