[5] ZILDAN SI COWOK PEMARAH

107 37 3
                                    

*:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*:..。o○ ○o。..:*

"Lo kayak gitu nggak bakal nyelesain masalah dan!" Ujar Revaldo mencoba menenangkan Zildan. Namun cowok itu sama sekali tidak mendengarkan.

Cowok itu sedang marah-marah tidak jelas di rumah Pandu. Bukan, bukan karena masalahnya dengan Anggi. Namun karena permasalahan lain yang membuatnya muak.

"Kenapa tuh lelaki tua harus balik lagi setelah nyakitin nyokap gue!" Ujarnya lalu memukul samsak yang ada di depannya. Sudah hampir satu jam dia memukul samsak itu. Dia sangat marah sekarang. Dan dia ingin melampiaskan semua itu dengan memukul apapun agar hatinya sedikit tenang.

Dia benci dengan Rasya, Ayahnya yang tiba-tiba kembali dan memohon untuk rujuk dengan Nana, Bundanya. Dia kesal, sangat kesal. Karena perbuatan Ayahnya dulu yang lebih memilih wanita lain membuat Bundanya menderita selama bertahun-tahun. Dan sekarang dengan begitu mudahnya dia datang dan memohon untuk kembali dengan Nana. Dasar lelaki tua bajingan!

"Gara-gara dia bunda sedih selama bertahun-tahun!" Zildan semakin kuat memukul samsak itu. Seketika memori kembali terulang di kepalanya di saat Rasya datang dengan wanita lain dan dengan tidak punya hati menceraikan Nana.

"JADI KAMU MEMILIH DIA DARIPADA AKU HAH!" Teriak Nana ketika tahu suami yang di sayangnya lebih memilih wanita lain.

Dengan santai Rasya menjawab. "Iya. Saya lebih memilih dia daripada kamu!"

Nana mendongak, air matanya luruh memenuhi pipinya. "Tapi kenapa? Aku ada salah apa sama kamu mas?!"

"Kamu nggak bersalah. Hanya saja aku sudah tidak mencintaimu lagi!"

Nana terisak. Apa hanya karena itu suaminya memilih wanita lain. Soal perasaan bisa saja berubah-ubah, tetapi apa harus dengan seperti ini. Apakah suaminya itu tidak bisa memikirkan nasib anaknya nanti jika tahu dia dan suaminya bercerai. Sungguh, Nana sangat sedih jika memikirkan itu.

"Tapi bukannya kamu bilang akan selalu mencintai aku mas. Mana janji kamu waktu itu akan selalu menjaga aku dan Zildan. Mana janji kamu!"

Rasya terkekeh. Seolah-olah dia tidak menganggap hal penting perkataan Nana. "Saya itu hanya berpura-pura saja mencintai kamu, Nana. Apa kamu ingat perkataan Ayah saya jika kita tidak memiliki anak. Saya tidak akan pernah mendapatkan saham dari perusahaannya!"

"Jadi selama ini kamu pura-pura mencintai aku mas. Jahat kamu mas!" Nana memukul dada bidang Rasya dengan kuat.

"Iya. Untuk apa saya mencintaimu. Pernikahan kita ini terjadi karena perjodohan. Dan selama itupun saya tidak pernah sekalipun mencintai kamu. Dan sekarang saya ingin bebas dari ikatan pernikahan yang bodoh ini!!"

"Mas aku mohon... Jangan tinggalin aku mas!" Nana memohon kepada Rasya dengan menyatukan kedua tangannya di depan dada. "Apa kamu tega ninggalin Zildan anak kamu mas?"

Revalanggi (Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang