[12] TERNYATA?

179 33 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Assalamu'alaikum pa... Anggi datang." Ujar cewek itu ketika sudah berada di depan pemakaman Dino.

Setelah hampir dua minggu dia tidak pernah datang ke sini. Maka hari ini dia kembali datang. Membawa segudang hal yang ingin dia ceritakan.

Anggi mengusap nisan bernama Papanya itu dengan sayang. Di cabutnya tanaman-tanaman liar yang tumbuh di atas makam Dino. Setelah selesai dia membacakan doa untuk Papanya yang telah tenang di sana.

"Papa tau? Anggi dapat beasiswa loh di sekolahan impian Anggi." Ujarnya.

"Aku seneng banget pa. Akhirnya keinginanku untuk bersekolah di sana terwujud. Ini pasti karena doa Papa dan Mama yang selalu menyertai aku."

Matahari pagi mulai bersinar menerangi bumi. Pelangi timbul dengan indah di atas langit. Menampakan ketujuh warna yang menghipnotis mata. Aroma bekas hujan yang masih terasa begitu menenangkan.

Anggi menarik napas. Menghirup aroma hujan yang sangat menenangkan hatinya. "Papa mau tau? Aku dapet teman baru loh. Namanya Ani. Dia orangnya baik banget. Anggi bersyukur bisa berteman dengan dia, pa."

Anggi menghela napas. Mencoba menahan air matanya. "Dan juga pa, aku pernah di cekik sama iblis jahat." Ujarnya sedikit menggebu-gebu. "Dia itu jahat banget. Wajahnya aja udah kayak iblis. Dan juga pa, dia pernah ngatain aku setan. Masa aku di samain kayak setan. Kan nggak lucu!"

Anggi melihati sekitar. Matanya memicing ketika melihat sosok seseorang yang di kenalnya.

"Dia ngapain di sini?" Gumamnya.

"Ehm.. Pa, sebenarnya masih banyak yang ingin aku ceritain ke Papa. Tapi kayaknya sampe itu dulu deh. Nanti lain waktu aku bakalan ke sini lagi. Cerita yang banyak agar Papa nggak sendirian di sana."

Anggi meletakkan bunga tulip di makam Dino. Satu hal kecil yang tidak akan pernah dia lupakan sebelum menghampiri makam Dino.

"Kalo gitu aku pulang ya pa. Assalamu'alaikum." Anggi bangkit dari posisi jongkoknya meninggalkan makam Dino.

Setelah menjauh dari makam Dino. Anggi melenggang menghampiri sosok orang yang di kenalnya.

"Kenapa sih Bunda harus pergi secepat ini? Apa bunda nggak sayang sama aku?" Kata itulah yang terdengar di telinga Anggi ketika berada di dekat cowok itu.

Anggi memilih diam, dan menyaksikan dari belakang apa saja yang dia katakan.

"Aku udah tau penyebab Bunda pergi ninggalin aku. Dan aku nggak akan tinggal diam bun, aku akan membalas perbuatan mereka ke Bunda!" Cowok itu mengepalkan kedua tangannya. Terlihat sekali jika dia menahan emosi.

"Karena mereka, Bunda pergi ninggalin aku. Aku sendirian bun, aku di sini kangen sama Bunda. Apa Bunda di sana kangen sama aku?" Ujarnya menatap langit biru yang cerah sehabis hujan.

Revalanggi (Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang