Anggita Desfiya. Gadis cantik yang awalnya di penuhi dengan kebahagiaan berubah menjadi kesedihan ketika Papanya meninggal karena kecerobohannya. Selama 3 tahun dia mencoba menghilangkan bayangan masa lalu yang menyedihkan itu. Tapi itu tidak semuda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*:..。o○ ○o。..:*
"Lo bisa minggir?!" Usir cowok itu dingin. Ya, dia adalah Revaldo Anggara. Salah satu Mostwantednya SMA JELITA. Memiliki postur yang tegap, rambut serta baju seragamnya yang berantakan, alis mata yang lumayan tebal. Dan tidak lupa dengan tatapan mata-nya yang tajam.
Anggi tergagu, emang dia salah duduk di sini? Bukan apa-apa. Tempat ini kan tempat umum. Jadi semua orang berhak duduk di mana. Termasuk dirinya sekalipun.
"Eh lo! Kok malah diem? Minggir nggak! Kita ber-empat mau duduk setan!" Ucap Zildan Baskara nggak sabaran.
Anggi terhenyak di katain setan. Enak aja dia di katain setan. Dia tidak bisa terima, dengan sedikit keberanian dia menatap cowok yang mengatai-nya setan. "Lo kalo ngomong di jaga! Nggak pernah di sekolahin tuh mulut lo!"
Semua murid di sana terkejut dengan aksi Anggi yang berani melawan Zildan. Tidak pernah ada seseorang yang berani melawan Zildan si cowok emosional. Terkecuali Anggi.
"Lo dibilangi malah ngegas Anjing!" Bentak Zildan marah. Dia paling tidak suka jika ada orang yang berani menjawab perkataan-nya.
"Tahan dan, dia cewek." Ucap cowok itu mencoba menahan emosi Zildan. Dia, Pandu Wijaya. Cowok yang sangat tenang dan tidak mudah terpancing emosi.
"Lo tau ini tempat punya siapa?" Tanya Satria Aldiguna. Cowok yang memiliki sikap yang hampir sama seperti Zildan. Hanya saja dia lebih bisa menahan emosi daripada Zildan.
"Punya siapa?" Tanya Anggi.
"Ini tempat gue sama teman gue!" Jawab Revaldo dingin. "Bisa lo minggir sekarang!"
Ani yang baru ingin menghampiri Anggi terkejut dengan ke-empat cowok yang sekarang sedang berhadapan dengan teman barunya itu. Ani menepuk jidatnya. Kenapa dia bisa lupa jika tempat yang di duduki oleh Anggi sekarang adalah tempat khusus Revaldo Cs. Alamak! Dia harus apa sekarang? Pasti teman baru nya itu di pojokkin habis-habisan.
"Eh gue titip makanan gue ya." Ucapnya kepada murid yang sedang asyik menonton pertengkaran itu.
"Iya taroh aja sana." Ucapnya tanpa melirik. Matanya lebih memilih melihat pertengkaran itu daripada melihat Ani.
Dengan kekuatan bayangan, Ani melangkah dengan cepat menuju Anggi. Dia takut temannya itu akan di apa-apain sama mereka. Bagaimanapun, mereka pasti tidak akan diam saja jika tempatnya di ganggu.
"Nggak! Gue nggak mau. Gue udah duluan ya di sini, jadi kalo mau duduk cari tempat lain aja sana!"
Revaldo mengepalkan tangannya. Berani sekali cewek di hadapannya ini mengusirnya. "Lo-"
"Eh jangan sakitin temen gue!" Datang Ani tiba-tiba seperti superhero. Cewek itu terlihat berdiri di depan Anggi dengan rasa was-was.
"Ajak pergi temen lo yang sok berani ini! Sebelum gue hajar tuh cewek." Ngegas Zildan.