06. Appa

3.4K 220 22
                                    

Sorry for typo

Ada sesuatu hal yang sangat berharga bagi Seokjin, baginya ayahnya lah sumber kehidupan baginya. Ayahnya ibarat matahari, begitulah pikir Seokjin. Untuk itu, Seokjin sangat sedih jika melihat ayahnya yang mengkhawatirkannya. Memang dia bahagia karena ayahnya benar-benar peduli padanya. Seokjin masih merasa beruntung karena memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya lebih dari apapun.

Seokjin ingat betul saat Seokjin di maki habis-habisan oleh nenek nya. Ayahnya lah yang selalu menenangkannya. Ayahnya yang selalu menghibur saat ucapan nenek nya yang sangat menyakiti hatinya.

Dan ketika Seokjin sakit, Ayahnya lah yang sangat khawatir. Ketika Seokjin di maki oleh neneknya, malamnya Ia demam tinggi, dan itu membuat Minseok kalang kabut. Walaupun sosok Ayah tidak bisa menggantikan sosok Ibu, tapi Seokjin bersyukur dan tentu saja Ia sangat menyayangi ayahnya.

🍂🍂🍂

Seperti saat ini, Ayah Seokjin sedang membujuk Seokjin untuk makan. Memang sifat keras kepala Seokjin tidak akan bisa terkalahkan meskipun dibujuk oleh apapun. Kecuali dengan ancaman tentunya.

"Jinni-ah.. ayolah buka mulutmu"

"Aku tidak lapar Appa.. perutku menolak untuk makan makanan itu.."

"Kau harus makan Nak.. apa kau mau terus-terusan berada di rumah sakit eoh.."

"Tapi.."

"Jja.. buka mulutmu.. aaaaaaa ~"

"Appa.. aku bukan anak kecil lagi.."

"Bagi Appa kau tetap bayi kecil Appa jin.." ucap Minseok sambil mengelus rambut Seokjin.

Seokjin tahu betul Ayah nya benar-benar merasa kehilangan sosok Yeri. Ya sosok ibu bagi Seokjin. Seokjin memegang tangan ayahnya. Seokjin mengerti apa yang Ayah nya rasakan.

"Appa.."

"Euumm.. wae.."

"Appa.. Gwaenchanha?"

"Tentu saja Jinnie.. Appa baik-baik saja.."

"Appa.. Mianhae.."

"Eohh.. kenapa minta maaf Jin.."

"Maaf karena membuat Appa sedih.. Maaf karena aku hanyalah beban untuk Appa dan juga Halmonie.. Maaf.. hikss.. Maaf.. hikss.. hiks.."

"Aniya.. jangan berfikir seperti itu Jin.. Kau sangat berarti untuk Appa.. Apapun akan Appa lakukan untukmu Jin.. Karena Appa sangat menyayangimu.. Kau anak Appa Jin.. Mana mungkin kau menjadi beban untuk Appa.. Uljima eoh.."

Seokjin saat ini hanya bisa menangis. Entah apa yang Ia rasakan, atau memang karena Ia sangat merindukan Ibu nya. Saat ini, sosok rapuh Seokjin sangat terlihat dihadapan Ayahnya. Meskipun Ia sekuat tenaga untuk menahan air matanya agar tidak keluar dihadapan Ayahnya, tapi Seokjin tidak bisa. Air mata itu seakan terus mendorong Seokjin untuk menangis.

🍂🍂🍂

Tanpa sadar, percakapan Seokjin di dengar oleh sahabat Seokjin. Ya Namjoon dan yang lainnya memang berniat menjenguk Seokjin lagi. Tapi mereka mendengar percakapan Seokjin dengan Ayahnya. Mereka merasakan hal yang sama. Sosok Seokjin yang selama ini mereka kira kuat, ternyata benar-benar rapuh.

Didalam ruangan, Seokjin masih menangis dan Ayahnya terus mencoba menenangkan Seokjin.

"Jinnie-ah.. sssuusssst.. uljima.. kau tidak perlu minta maaf.. tidak ada yang salah Jin.. Appa yang salah.. Appa tidak bisa membuat Eomma bertahan dengan Appa.."

Minseok menunduk dalam. Ia terus mengelus tangan Seokjin yang terbebas dari infus.

"Appa.. apa Appa masih mencintai Eomma..? Aku mohon Appa.. bawa Eomma kembali.. hiks..hikss.. Aku.. A-ku.. Aaarghh.."

Ucapan Seokjin terhenti karena sakit di perutnya terasa kembali. Minseok langsung panik dengan kondisi Seokjin. Ia takut kondisi Seokjin memburuk.

"JIIN.."

"A-ppa.. ssshhhh s-sakith."

Namjoon dan yang lain pun langsung masuk ke dalam. Dna terkejut saat melihat Seokjin yang sudah meringis kesakitan dengan tangan yang terus menerus menekan perutnya.

Langsung saja Yoongi langsung menekan tombol darurat dan tak lama Dokter pun masuk dan memeriksa kondisi Seokjin. Sedangkan Minseok dan yang lainnya menunggu di luar.

10 menit sudah berlalu, tetapi Dokter yang menangani Seokjin belum keluar. Ada kekhawatiran tersendiri saat ia melihat anaknya yang kesakitan. Apakah anaknya baik-baik saja?. Kenapa perasaan Minseok tidak tenang?. Banyak pertanyaan dikepala Minseok. Ia merasa bersalah karena membuat Seokjin seperti ini.

20 menit berlalu, Dokter pun keluar dari ruangan Seokjin. Semua yang tadinya duduk langsung berdiri dan menunggu kabar dari Dokter perihal kondisi Seokjin.

"Bagaimana keadaan anak saya Dok?"

"Pasien hanya mengalami stress ringan dan ditambah kondisi lambungnya sedang tidak baik. Maka dari itu pasien harus menghindari stress agar kondisinya cepat pulih. Kami akan memeriksa kondisi pasien lebih lanjut"

"Apakah kondisinya parah Dok?"

"Tidak apa.. kami hanya melakukan beberapa tes untuk memastikan kondisi pasien"

"Baiklah.. terima kasih dok"

Setelah penjelasan yang dokter katakan tadi membuat Minseok tertegun sesaat. Seokjinnya ternyata menyimpan kesedihan yang mendalam. Minseok dan Yeri tidak memikirkan dampak untuk Seokjin akibat dari perceraian mereka.

🍂🍂🍂

Didalam ruangan, sudah 2 jam Seokjin tertidur dan Minseok masih menunggu Seokjin di samping ranjangnya.

Sedangkan para sahabat Seokjin sudah kembali kerumah masing-masing karena permintaan Minseok.

Euunghh..

"A-appa.."

"Euum.. Mau minum?" Seokjin pun mengangguk

"Appa.. jangan pernah meninggalkanku ne.."

"Appa akan selalu disisimu Jinn.. karena Appa menyayangimu.."

"Terima kasih Appa.."

"Kau tidak perlu berterima kasih ataupun minta maaf lagi Jin.. karena yang seharusnya mengucapkan itu semua adalah Appa.. Terima kasih telah membuat Appa menjadi sosok Ayah yang sebenarnya.. Appa juga minta maaf karena belum bisa membuatmu bahagia.. Appa minta maaf.."

Minseok langsung memeluk Seokjin dengan lembut. Air mata Seokjin kembali menetes. Seokjin bahagia, walaupun Ibu nya tidak disini tali Seokjin percaya, suatu saat nanti Ia, Ayah dan Ibunya akan bersatu kembali.

🍂🍂🍂

TBC

Haaiii..
Pendek.. ngga nge feel? Aahhh maaf..😭 ngetik ini sambil ngerjain kerjaan juga..😭 jadi fokusnya terbagi ehehehe..

Gimana gimanaa.. masih nungguin story ini nggaaa. :v

Btw thanks buat viewers yg hampir 5K

Makasi juga yg udah nyempetin mampir apalagi Vote.. lebih-lebih lagi Komen.. 😁

Semoga sukaa.. 💜

I purple U 💜💜

I'm TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang