15. Collapse

3K 201 19
                                        

Sorry for typo~~






Semenjak Seokjin yang mudah sakit, Minseok menjadi lebih was-was. Karena tidak bisa di pungkiri lagi Minseok masih khawatir akan kondisi lambung Seokjin yang memang sering kambuh akhir-akhir ini.

Terhitung sudah 3 hari Seokjin demam dan belum bisa pergi ke sekolah karena Minseok yang terlalu khawatir dengan kondisi Seokjin.

Hari ini Seokjin memutuskan untuk ikut sarapan dengan ayah dan neneknya.

"Jinnie-ah.. gwaenchana? Kenapa turun ke bawah hum? Halmonie baru saja mau mengantarkan sarapanmu ke atas.."

"Aku ingin sarapan bersama kalian.." Seokjin tersenyum tipis. Jujur wajah Seokjin masih pucat, dan sorot mata yang layu membuat hati Yonhee tersentuh bukan main. Tak lama Minseok pun ikut duduk di meja makan.

"Nak.. kau masih sakit.. harusnya sarapan di kamar saja.."

"Ani Appa.. aku ingin sarapan disini.."

"Baiklah.. tapi setelah itu kau harus minum obat dan jangan lupa istirahat lagi ne.."

"Eum" Seokjin mengangguk sebagai jawaban.

Saat sarapan berlangsung pun Seokjin hanya mengaduk makanannya tanpa ada selera untuk makan. Justru Ia hanya menatap kosong makanannya.

Minseok tahu Seokjin masih memikirkan Ibunya. Minseok menggenggam tangan Seokjin.

"Jinnie-ah.. Geumanhae.. Kau harus makan Nak.. Appa mohon.. jangan seperti ini.."

Seokjin menatap Minseok dengan berkaca-kaca. Ia menunduk dalam, perlahan air matanya ikut mengalir.

Minseok terus mengusap lembut tangan Seokjin. Berharap bisa memberi kekuatan pada anaknya. Seokjin terus menangis sampai Yonhee bangun dan dengan lembut memeluk cucunya yang sangat Ia sayangi.

"Jin-ah.. Uljimaa.. ada halmonie di sini jin.."

"Eomma.. hiks.. Eomma.. hiks.. hiks.."

Seokjin mengeratkan pelukannya pada sang Nenek. Yonhee pun ikut berkaca-kaca. Ia benar-benar tidak tega melihat Seokjin yang rapuh. Walaupun Seokjin terlihat kuat, tapi sebenarnya Ia rapuh.

"Sudah nee.. nanti Eomma akan balas pesan Jinnie lagi.. sekarang kita ke kamar ne... Badanmu sangat panas Jin" Yonhee bisa merasakan badan Seokjin yang bertambah panas di pelukannya.

Seokjin menggeleng. Minseok pun ikut khawatir dengan Seokjin. Karena sudah 3 hari demam Seokjin belum turun.

"Eomma apa kita bawa Seokjin ke rumah sakit saja? Aku khawatir Eomma karena demamnya sudah 3 hari belum turun"

Seokjin menggeleng. Ia tidak mau ke rumah sakit. Ia hanya mau istirahat di rumah.

"Hahh.. baiklah tapi harus istirahat di kamar terus ne.. jangan lupa makan nak.. Appa akan menelpon dokter Choi untuk ke sini.."

Seokjin mengangguk kemudian sang nenek langsung menuntun cucunya untuk kembali ke kamar. Yonhee merasakan tubuh Seokjin melemas. Tapi dengan sekuat tenaga Yonhee tetap merangkul cucunya. Setelah sampai Yonhee merebahkan tubuh Seokjin ke tempat tidur.

"Jinnie-ah.. apa tidak sebaiknya ke rumah sakit heum..?"

Seokjin menggeleng. Ia menutup matanya karena pening. Kerutan di dahi Seokjin pun terlihat oleh Yonhee seakan cucunya sedang menahan sakit.

"Kita ke rumah sakit ne.."

"A-aku baik halmonie.." ucap Seokjin lemah.

Sejujurnya perutnya teramat sakit tetapi Seokjin tidak mau membuat neneknya khawatir. Minseok masuk ke dalam kamar Seokjin. Niat hati ingin bekerja tapi Ia tidak tenanv karena kondisi Seokjin belum membaik.

I'm TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang