12. Home

2.1K 177 34
                                    

Sorry for typo~~

Pagi ini Seokjin sangat senang karena akhirnya Ia di perbolehkan pulang setelah sekian lama terkurung di kamar yang penuh dengan bau obat-obatan.

Sekian lama? Padahal hanya satu minggu dia di rumah sakit. Minseok hanya menggelengkan kepalanya sambil sesekali tersenyum melihat tingkah Seokjin yang masih seperti anak kecil.

"Kau senang heumm.." tanya Minseok kepada Seokjin yang masih tersenyum lebar.

"Eumm.. Aku senang Appa.. sangaat.. hampir saja aku mati kebosanan disini" bibir Seokjin mengerucut, Minseok pun terkekeh melihat tingkah anaknya yang menggemaskan.

"Tapi kau harus ingat, jaga kesehatan ne.. kali ini kau harus mendengarkan ocehan Appa mu ini eoh" Minseok masih mengemasi barang-barang Seokjin.

"Ahhhh baiklah Appaaaa.."

"Jja.. kita pulang.. halmonie pasti sudah menunggumu di rumah.." Seokjin mengangguk, dan berjalan ke luar mengikuti langkah ayahnya.

Di perjalanan pulang Seokjin hanya memandang keluar jendela. Entahlah Ia hanya merasa ada sesuatu yang kurang. Selama beberapa hari belakangan Ibunya tidak pernah mengirimkan kabar apapun kepadanya. Jujur Seokjin sangat sedih perihal itu, tapi Ia selalu bersyukur karena masih ada sosok Minseok yang selalu ada di sampingnya.

Minseok merasa iba melihat Seokjin yang termenung. Ia tahu Yeri belum bisa di hubungi lagi semenjak Seokjin memintanya untuk pulang. Ia menggenggam salah satu tangan Seokjin, guna memberikan kenyamanan dan ketenangan. Seokjin menoleh dan tersenyum. Ia tahu maksud ayahnya.

Seokjin yang lelah pun memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya di mobil. Minseok menoleh, Ia tahu anaknya lelah. Karena butuh waktu 45 menit untuk sampai di rumahnya.

🍃🍃🍃🍃

Setelah menempuh perjalanan yg cukup jauh, Minseok dan Seokjin pun telah sampai di depan rumahnya. Dengan segera Minseok memarkirkan mobil dengan benar.

"Jinnie-ah.." perlahan Minseok membangunkan Seokjin. Tapi sepertinya anaknya tidur sangat pulas. Ia tidak tega untuk memaksanya membuka mata.

Akhirnya Seokjin pun di gendong oleh Minseok dengan perlahan agar anaknya tak terusik dengan pergerakannya. Ketika Minseok masuk ke rumahnya, Yonhee tengah duduk di ruang tamu. Dan menatap Minseok yang tengah menggendong Seokjin. Sorot mata Minseok mengatakan bahwa 'Seokjin tertidur dan Ia akan membawanya ke kamar'. Seakan tau maksud Minseok, Yonhee pun mengangguk.

Bukankah ikatan batin antara ibu dan anak itu kuat? Dengan saling tatap saja mereka bisa menyampaikan apa yang ingin di ungkapkan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Setelah mengantar Seokjin ke kamar, Minseok langsung keluar dan menutup pintu kamar anaknya perlahan. Dan menuju ke ruang tamu tempat Yonhee duduk.

Minseok mendudukkan tubuhnya di atas sofa di depan Ibunya. Ia memijat pelipisnya pelan. Sungguh Ia bingung harus bagaimana. Sepertinya tugas seorang ayah begitu berat.

"Eomma.. aku kudu eottohke?" Eh salah.. bentar bentar wkwk

"Eomma aku harus bagaimana..? Tugas seorang ayah ternyata sangat berat Eomma.." Minseok masih menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam.

"Kau tahu nak, ayahmu sangat pekerja keras dulu. Ia menjaga keluarganya sampai akhir. Ia selalu mementingkan urusan anak dan istrinya.."

"Huft.. aku ingin jadi sosok ayah seperti appa dulu.. yang bisa mempertahankan keluarganya agar tetap utuh eomma.." Minseok menatap ibunya dalam.

"Eomma tahu semua ini bukan sepenuhnya kesalahanmu Minseok-ah... Keberhasilan rumah tangga di bangun dengan rasa saling menghargai.. Kau hanya salah memilih pasangan"

I'm TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang