Farhan pulang ke rumah dengan suasana hati yang bahagia. Dalam perjalanan, tak hentinya ia bersenandung.
"Lucu sekali aku ini. Seperti ABG saja. Baru mendapatkan surprise ulang tahun saja, sudah sukses membuat mood-ku menjadi benar-benar bagus," gumamnya.
Memasuki pekarangan rumah, terlihat sudah ada Naura, Dira, dan Niken yang sedang duduk-duduk di teras. Turun dari mobil, senyum Farhan mengembang. Ia mengira akan mendapatkan surprise kedua karena tidak biasanya istri dan anak-anaknya berkumpul di teras saat jamnya pulang.
Farhan memberi salam yang kemudian dijawab oleh ketiganya. "Ada apa, nih ... tumben pada ngumpul di depan. Lagi nungguin Ayah, ya?" tanyanya.
"Itu, Mas ... tadi ada kecelakaan di depan rumah kita. Karena penasaran, kami jadi pada melihat. Eh, keterusan duduk-duduk di sini."
"Oh ...." Senyum Farhan sirna seketika. Ternyata ia telah salah sangka. Terlalu percaya diri. Bertahun-tahun hidup bersama sang istri, harusnya ia paham, Niken bukan tipe orang yang suka memberi kejutan. Bukan juga orang yang suka merayakan ulang tahun. Ulang tahun anak-anaknya saja tidak pernah sekalipun dirayakan.
***
"Mas ... yuk, makan. Sudah ditunggu anak-anak," ucap Niken mengajak Farhan makan malam bersama.
"Aku masih kenyang, Ken. Kebetulan, tadi ada klien yang mentraktir makan sebelum pulang."
"Apa, Mas juga tidak mau menemani kami makan?"
"Hari ini aku absen dulu. Aku benar-benar lelah. Hari ini, dari pagi sampai sore aku full di luar kantor."
"Baiklah, selamat istirahat kalau begitu." Niken merasa kecewa. Tetapi mau bagaimana lagi, ia harus memahami kondisi sang suami.
Niken keluar dari kamar. Sementara Farhan kembali sibuk dengan ponselnya. Kejutan yang Nadia berikan hari ini, membuat pria itu semakin penasaran. Dibukanya aplikasi instagram, dicarinya akun milik Nadia. Sekali klik, Farhan sudah bisa melihat foto-foto milik sekretarisnya. Karena akun Nadia memang diprivasi sebelumnya.
'Berarti dia sedang on,' batin Farhan.
Tanpa pikir panjang, pria itu masuk ke kolom dirrect message.
[Hai]
[Makasih udah ijinin aku buat jadi follower kamu]
[Hai juga]
[Nggak lagi sama istri dan anak-anak? Jam segini on]
[Enggak. Lagi di kamar. Lagi baca-baca berita online]
Chat Farhan dan Nadia berlanjut. Hingga tanpa terasa, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Niken masuk kamar saat Farhan masih fokus dengan ponselnya. Bahkan senyum bahagia dapat Niken lihat di wajah suaminya.
"Bahagia banget ... lagi baca apa, sih? Atau lagi chat sama siapa?"
Farhan gugup saat mendengar suara istrinya. Namun, ia mencoba untuk bersikap tenang.
"Ini, sama Rio dan yang lain. Biasa, mereka cerita kejadian lucu yang terjadi di proyek," kilah Farhan.
Tidak menaruh curiga sedikit pun, Niken justru bergabung dengan Farhan. Naik ke ranjang, lalu mencari tempat ternyamannya. Pelukan sang suami.
***
Paginya, usai mengantar putra dan putrinya ke sekolah, Farhan melajukan mobilnya menuju kentor. Namun, saat ia melewati komplek perumahan Nadia, ia mengubah rencana. Dibelokkannya mobil ke komplek itu.
Sampai di depan rumah Nadia, pria itu turun dari mobil. Tanpa keraguan, ia mengetuk pintu bercat putih polos di depannya. Tidak lama, pintu terbuka. Nadia yang saat itu sudah mengenakan stelan kerjanya dengan wajah yang masih polos tanpa makeup, cukup terkejut dengan kehadiran sang bos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati (Lost)-Poligami Series 5
RomanceCerita ini udah tersedia di Google Play Book. Yang kutahu, cinta itu tidak melukai. Yang kutahu, cinta itu tidak mengkhianati. Yang kutahu, cinta itu selalu mengasihi. Saat aku tidak lagi menjadi alasanmu untuk membuka mata setiap pagi, untuk apa la...