BaB II (Sadar)

49 6 0
                                    

Mungkin Keajaiban memang hanya ada pada ceritera dari negeri Dongeng , tapi semua itu sepertinya berlaku pada dunia ku dan ini kusebut " Kesempatan "
.
.
.
.

Aku hanya diam, dan tak mampu bergerak diatas ranjang yang ternyata ini adalah Rumah Sakit, pendengaran yang belum stabil, mata yang belum terlalu jernih melihat dan tubuh yang  masih sangat lemah.

Tapi walaupun begitu aku masih bisa mendegar sayup-sayup ucapan syukur dan suara isakan tangis dari balik punggung seseorang Dokter yang sedang memeriksa keadaanku.

Ingin sekali ku bersuara dan bertanya tapi selang-selang yang menghambat pergerakan di sekitar mulutku masih terpasang.

Setelah itu sayup ku dengar Dokter itu berbicara

" Alhamdulillah, Mbak  ini anugerah dari ALLAH SWT Abbel sudah sadar, walaupun tadi dia sempat Drop tapi itu adalah kode bahwa dia akan sadar"

"Setelah hampir dua tahun kita menunggu mungkin hari ini yang dipilih Tuhan untuk Abel  bangun"

Mengerenyit kening ku mendengar perkataan Dokter itu, apakah selama itu aku koma?

Ya. Aku koma.

Saat ini aku hanya seorang diri diruangan serba putih ini karena setelah kesibukan yang menegangkan tadi, nampaknya semua perawat dan Dokter yang menangani ku tadi sudah kembali keruangan mereka masing - masing.

Hampir satu jam mereka sibuk melepaskan semua alat yang melekat pada tubuhku dan dari yang kudengar semua alat itu dipasang untuk menunjang agar aku bisa bertahan hidup selama aku koma.

Rasanya selama proses pelepasan alat - alat itu sungguh sangat menyakitkan dan saat ini aku sangat lemah tak pernah rasanya selama aku hidup aku merasakan sakit dan selemah ini.

Bahkan untuk mengedipkan mata saja aku tidak mempunyai tenaga. 

Saat ini aku benar - benar sendiri disini  1suara Mommy pun tak kudengar lagi setelah tadi dia sempat memelukku dan menangis lama, dia tadi mengatakan akan menjumpai dokter bersama kakaku Ken tapi kenapa lama sekali?

Setelah lama menunggu akhirnya ada suara seseorang yang masuk dan berjalan kearah ku setelah itu aku mendengar suara benda yang ditarik sepertinya itu kursi dan kurasakan dia duduk disamping kanan ranjangku.

Mata ku masih belum bisa melihat dengan jelas, Aku kenal aroma ini satu-satunya orang yang ku kenal memilki aroma ini adalah Mas Ken, kakakku satu-satunya yang kalau dipikir lagi dialah yang paling bawel kalau menasehatiku mungkin lebih parah dari pada Mommy, bahkan mommy tak sebawel dia, aku tau dia seperti itu karena dia sangat menyayangiku dan aku merindukan kebawelannya itu.

"Hai...dek...."

Setelah sekian lama menunggu akhirnya ku mendegar suaranya dan benar itu suara mas Ken.

"Akhirnya kamu bangun juga, lama ya tidurnya Dek mimpi apa sih asik banget sampai lupa bangun?"

Walaupun dari kalimatnya dia bercanda tapi aku tau ada nada bergetar dalam suaranya seperti seseorang yang menahan tangis

benar saja setelah itu aku mendengar isakan halus darinya, Mas Ken ku menangis.

Kemudian dia bangkit dari duduknya dan memelukku erat, aku hanya bisa diam karena masih dalam keadaan terbaring dan belum bisa membalas pelukan Mas Ken, sama dengan Mommy tadi walaupun aku sangat ingin memeluk mereka tapi keadaanku membuatku sangat lemah dan tidak bisa membalas pelukan mereka, aku pun menangis dalam diam mendengar apa yang diucapkan mas Ken dan sebuah pelukan hangat hasrat kerinduan ini mampu membuat air mataku mengalir bagai kran air yang dibuka kuncinya.

Kalau diingat kami jarang sekali menangis tapi kali ini kami menangis bersama, tangisan kerinduan dan kebahagiaan, itu yang kurasakan.

Tidak lama setelah itu dia kembali kekursinya dan melanjutkan untuk berbicara

"Kok kamu ikutan nangis sih dek?"

Sambil mengusap air mata ku, dia kembali melanjutkan perkataannya

"Kamu istirahat dulu ya, besok Dokter akan kembali memeriksa keadaanmu setelah itu apabila kondisi kamu sudah memungkinkan untuk terapi, Minggu depan kita akan melakukan sesi terapi perdanamu"

Aku hanya membalas perkataan Mas Ken dengan kedipan di mataku setelah itu mas Ken mencium keningku

" Mas senang kamu kembali"

Setelah itu Mommy masuk kekamarku

" Ken, kamu jemput Daddy di rumah Om Doko ya kayaknya urusannya udah selesai, Daddy juga ngak sabar ketemu Abel"

Mommy menyuruh Mas Ken menjemput Daddy dirumah Om Doko

Ha? Daddy ngak sedang di Kanada?

Daddy merupakan salah satu Pegawai Kedutaan disana dan Mommy sebenarnya juga berdomisili disana karena mommy harus ikut dan menemani Daddy, hanya aku dan Mas Ken yang di indonesia karena kami tidak mau ikut mereka dengan alasan malas kalau pindah-pindah terus mengingat pekerjaan Daddy yang mengharuskan dia sering berpindah-pindah Negara.

Mungkin dulu ketika kami masih di usia anak-anak kami ikut dengan mereka dan Kanada adalah Negara ketiga yang Daddy urusi masalah Kedutaanya.

Sebelumnya dulu Daddy pernah di tugaskan di Singapura dan kami juga sempat tinggal disana, SD aku sekolah disana dan ketika aku mau melanjutkan sekolahku ke SMP kami dapat kabar bahwa Daddy harus pindah ke Kanada.

Setelah Daddy dikabarkan pindah ke Negara daun maple itu, Mommy dan Daddy mengajak kami ikut Pindah dan menyuruh melanjutkan Studi disana tapi kami menolak karena menurut kami, dari pada kami harus pindah lebih baik kami yang mengunjungi mereka kesana.

Oleh sebab itu aku dan Mas Ken memutuskan untuk tinggal di Indonesia untuk melanjutkan studi kami dan tidak ikut orang tua kami ke Kanada, lagian Kampung halaman kami disini Indonesia.

Aku juga merindukan Daddy

Saat ini aku sangat bersyukur aku masih diberi kesempatan untuk kembali hidup dan kembali bertemu dengan keluarga ku, aku bahkan tidak menyangka akan bertahan selama itu.











TBC

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang