9

4.7K 650 48
                                    

Author POV

"Ya ampun!"

Baru juga mendudukkan diri di kursi halte, Vio udah berdiri lagi. "Hp mama ketinggalan di tk. Balik lagi yuk?" Ajak Vio,

Minjun yang duduk di sebelahnya malah geleng-geleng, "Aku tunggu di sini aja deh." Katanya,

"Engga engga, mama gamau ninggalian kamu sendirian di sini." Vio meraih tangan Minjun dan berniat mengajaknya untuk kembali ke tk,

Tapi Minjun tetep gamau, "Aku males balik kesana. Aku pengen tunggu di sini aja. Janji deh gak akan kemana-mana." Katanya lagi,

"Yaudah mama gendong deh." Vio mengulurkan kedua tangannya,

Minjun masih nolak juga, "Aku tunggu di sini aja. Aku gak akan kemana-mana. Aku juga inget apa yang ayah bilang kok. Kalo ada orang gak dikenal ngedeketin, aku harus lari."

Vio mikir sejenak, sampai akhirnya langsung ngegendong Minjun yang udah keliatan ngantuk.

"Ya ampun mamaaa ..." Rengek Minjun karena Vio gak ngebiarin dia nunggu di halte.

Pas sampai di depan tk, Vio menurunkan Minjun dari pangkuannya. "Mau ikut masuk gak?" Tanya Vio,

"Gak mau. Aku tunggu di sini aja." Jawab Minjun,

"Yaudah bentar ya ..."

Minjun ngangguk-ngangguk dan Vio bergegas masuk ke dalam tk yang udah sepi buat ngambil hp nya.

Cuma butuh waktu satu menit bagi Vio buat ngambil hp nya yang ternyata ada di ruang guru. Dia buru-buru balik ke depan setelahnya.

Tapi ternyata ... Minjun ga ada di depan.

"Minjuuuun ..."

"Sayang ..."

"Kamu dimana ..."

Panggil Vio sambil nyari Minjun ke ruang-ruang kelas, kamar mandi, taman bermain dan bahkan seluruh penjuru tk. Tapi nihil. Anaknya itu gak keliatan sama sekali.

~

"APA? MINJUN ILANG?!"

Saking kagetnya, Renjun yang lagi duduk langsung berdiri. Rekan-rekan satu shift nya yang tak lain adalah Xiaojun, Hendery dan Yiren pun keliatan kaget banget denger ucapan Renjun.

Renjun langsung bergegas pergi menuju tk, dengan Xiaojun yang bersikeras mau ikut. Mereka otw pake mobil polisi, Xiaojun yang nyetir.

Pas mobil terparkir di depan tk, atensi Renjun dan Xiaojun langsung tertuju ke Viona yang lagi duduk sambil meluk kedua lututnya dan nangis tersedu-sedu.

"Vi ... Udah kamu cek cctv tk?" Tanya Renjun sambil nyamperin Viona bareng Xiaojun,

Vio ngangguk pelan, "Dia dibawa pergi sama orang gak dikenal." Tangisan Vio makin menjadi,

"Jelas-jelas tadi dia ngomong, dia inget ucapan kamu, kalo ada orang gak dikenal ngedeketin, dia harus lari. Tapi ... Pas aku liat di cctv, perempuan paruh baya yang gak aku kenal nyamperin dan ngomong sesuatu ke Minjun, gak lama dia narik tangan Minjun dan bawa Minjun pergi." Sambung Vio,

"Terus Minjun nya gak berusaha masuk ke dalem atau teriak gitu Vi?" Tanya Xiaojun,

Vio menggeleng, "Itu yang gua gak ngerti Jun. Gua bisa liat Minjun keliatan bingung dan ragu pas diajak pergi perempuan itu, tapi dia gak teriak atau berusaha kabur."

"Aku mau liat rekaman cctvnya!" Pinta Renjun.

Xiaojun dan Renjun mengamati dengan teliti rekaman cctv yang ditujukkan oleh penjaga tk.

Sebenernya daritadi memang masih ada penjaga tk di sini. Tapi pas Viona balik buat ngambil hp nya sama Minjun, penjaga tk lagi ke toilet. Jadilah tadi Minjun sendirian di depan tk.

Xiaojun terlihat menyipitkan kedua matanya, tanda mengamati lebih seksama wajah si perempuan paruh baya dalam rekaman itu.

Dan tiba-tiba raut wajahnya keliatan kaget, bahkan kedua matanya membelalak. "Renjun. Orang itu ..." Ucapnya sambil noleh ke arah Renjun yang berdiri di sebelahnya,

Renjun juga keliatan kaget bukan main. Tapi raut wajahnya juga menggambarkan ketakutan yang mendalam. Dan itu semua bikin perasaan Vio gak enak.

"Kenapa? Orang itu siapa?" Tanya Vio,

Dia natap Renjun dan Xiaojun gantian, tapi kedua laki-laki itu malah sama-sama diam dan gak jawab pertanyaan Vio.

"Renjun! Dia siapa?!" Tanya Vio lagi, dia mulai panik.

"Perempuan itu ........... Pembunuh berantai, yang udah ngebunuh beberapa anak laki-laki. Tapi belum ketangkap sampai sekarang ..." Kata Xiaojun,

Seketika Vio jatuh terduduk di lantai, nafasnya mendadak tercekat, ketakutan besar melanda dirinya.

25 petugas kepolisian diturunkan, mereka berpencar di sekitaran tk buat nyari keberadaan Minjun.

Vio juga sama.
Dia berlarian kesana kemari memanggil nama Minjun. Gak lupa dia juga bertanya sama orang-orang yang lewat di jalan sambil menunjukkan foto Minjun, barangkali ada yang liat Minjun jalan sama perempuan itu di sekitaran sini.

Tapi hasilnya nihil.

Mereka gak nemuin jejak Minjun dan perempuan itu sama sekali.

Renjun berdiri di depan Vio yang lagi duduk di bangku halte sambil terus nangis. Renjun tau, betapa istrinya itu ngerasa bersalah ke dia.

"Ini semua salah aku. Maafin aku."

Ucapnya di tengah isak tangis.

Renjun gak bisa ngelakuin apapun, selain narik Vio ke pelukannya. Memeluk istrinya itu erat sambil nangis juga.

"Jangan nyalahin diri kamu sendiri. Ini semua bukan salah kamu." Renjun nepuk-nepuk punggung Vio pelan,

"Renjun ..."

Panggil Hendery, yang nongol bareng Yangyang juga Xiaojun, mereka keliatan ngos-ngosan. Karena habis muter-muter nyari jejak Minjun.

"Kenapa?" Tanya Renjun sambil ngelepas Viona dari pelukannya,

Tapi ketiga rekannya itu malah saling tatap dengan raut wajah aneh.

"Gua dapet kabar dari polisi yang lagi patroli ..." Akhirnya Yangyang buka suara,

Viona langsung beranjak dari duduknya, "Kabar apa?" Tanyanya penuh harap,

"Mereka nemuin mayat anak laki-laki di semak-semak area taman sungai han ..."
























Haiiiiiii🖐🖐🖐
Lanjut tidakk???
Voment juseyo😉

Moonlight || Huang Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang