"Jadi kemarin dia kesini mau ketemu lo,bukan karena mau lihat pertandingan volly gitu?" tanya pendengar setia reta.
"Mau lihat pertandingan lah, tapi sekalian ketemu gue," reta bercerita dengan nada penuh semangat dan kebahagiaan "Tapi btw, dia kok nggak ngechat gue hari ini."
"Males kali chat lu mulu." bukannya tersinggung, reta malah ikut tertawa sembari mengeluarkan handphone-nya.
"Astaga!"
"Kenapa ret?"
...
Reta kembali mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu, karena dihadapannya ada sosok yang tak ingin ia temui."Jadi dia juga sekolah disini" batin reta.
"Woi reta! Kok ngelamun?" tanya rinka–rinka fitri a.k.a sahabat reta–
"Nggak, gue lagi mikir. Kita beruntung banget bisa masuk SMA ini," bola mata reta mulai menjelajahi sekeliling sekolah barunya "Padahalkan sekolah ini peminatnya tingkat tinggi." reta dan rinka memang dari SMP yang sama, karena mereka belum mendapat teman baru mereka hanya berdua saat ini.
"Iya sih, alhamdulillah banget." sekolah ini memang favorit, banyak sekali yang ingin masuk sekolah ini namun kapasitas sekolah tidak mendukung jadi hanya orang-orang terpilih yang bisa masuk SMA ini. "Eh kakak osis udah dateng ret."
"Tes,,tes 1 2 3. Diberitahukan kepada calon siswa/i baru agar dapat segera berkumpul di aula utama sekarang." Terdengar suara –yang diyakini adalah ketua osis– yang bersumber dari aula utama.
Sebelum resmi menjadi siswa SMA, tentu calon siswa baru akan menghadapi tradisi yang biasa dilakukan pada sekolah umumnya yaitu MPLS(masa pengenalan lingkungan sekolah). Namanya saja pengenalan pastinya siswa disini akan mulai beradaptasi dengan sekolah baru, hari ini anggota osis membagi semua calon siswa menjadi 12 devisi yang mana devisi tersebut akan menjadi kelas masing-masing devisi selama mpls berlangsung, sebelum pembagian jurusan dan kelas.
Reta bergabung pada devisi 3, alhasil ia harus berpisah dengan rinka. Namun bagi reta itu bukan masalah besar, hanya saja dia sedikit takut jika teman-teman barunya mengucilkannya.
"Gak keliatan kali." gumam reta sembari menjinjit melihat ketua osis yang sedang menyampaikan sambutan, bagaimana tidak di aula mereka tengah berbaris dan reta berada pada barisan paling belakang
"Hai." sapa gadis cantik berwajah bulat.
"Ngomong sama gue?" batin reta.
"Iya, lo." gadis itu tersenyum kepada reta, dengan lesung pipi disebelah kanan.
"Eh gue ya," reta menunjuk kearah dirinya sendiri. "Halo." reta membalas sapaan dengan senyuman manis.
"Nama gue nadila prasanda martopon." ia mengulurkan tangannya dengan ramah.
"Gue aisyah mareta damison, panggil aja reta." reta senang, akhirnya dia mendapat teman pertama di SMA.
®®®
Hari ini menjadi hari perdana reta di sekolah barunya, sebelumnya ia tidak mendatangi sekolah. karena sistem pendaftaran sekolah ini online, reta hanya mendaftar dari rumah.
"Jadi, gimana rasanya jadi kalian?"
"Biasa aja sih. Yakan syif."
"Kalian sering gak ketuker pas dipanggil." tanya nadila antusias.
"Sering lah, dimana-mana kembaran mah gitu," jawab syifa –Asyifa yeza parmana– "Tapi biasanya yang sering salah itu, yang gak terlalu akrab sama kita." sambung nafa –Hanafa yezi parmana a.k.a adik kembar dari syifa–
Nadila dan reta menemukan teman baru lagi yaitu syifa dan nafa, nadila terus saja bertanya bak wartawan kepada narasumber tetapi reta hanya diam memperhatikan sesuatu di ujung pojok kiri.
"WOII RETA!" teriakan nadila membangunkan reta dari lamunannya. "Hayoo lo, merhatiin siapa." reta tertangkap basah memperhatikan seseorang, membuat teman barunya ini penasaran.
"Ahhh, nggak kok," reta mulai mencari akal, agar tidak diintrogasi. Apalagi ini hari pertama sekolah ia harus ekstra hati-hati. "Gue lagi liat gambar di dinding itu, bagus yak." dusta reta.
"Heleh, lo ngeliatin tu cowok yang dipojokan ya. Nagku lo." kini syifa menggoda reta yang pipinya mulai merah.
"Ih apaansih, orang nggak kenal juga. Masa gue merhatiin." reta berusaha menepis pernyataan syifa.
"Oo jadi kode nih, minta dikenalin." nafa tambah menggoda reta saja.
"Emang kalian kenal?" reta memang bukan pembohong handal, dengan pertanyaannya tentu teman-temannya mengetahui isi kepala reta.
"Cieeee, pertama sekolah udah dapat gebetan ae lo." nadila menggelitik reta yang mulai malu, tapi siapa lelaki itu?
Mpls hari ini bisa dikatakan menyenangkan, karena reta mendapat teman baru yang sangat ramah dan seru. Dengan ini reta menjadi percaya diri di sekolah barunya. Reta notabenenya adalah orang yang pendiam dan minderan tetapi dengan adanya teman baru mungkin reta tidak akan merasa terkucil.
Selain teman baru, reta juga menemukan pandangan pertama. Mungkin reta suka, secara fisik pria itu memang ganteng, sangat tinggi, hitam manis, alis tebal, siapa saja yang melihatnya bisa tertarik namun reta tidak ingin tergesa-gesa menyimpulkan,,reta bahkan tidak tau siapa namanya apalagi berfikir untuk mencintainya. But back again sejak melihat orang itu, reta terus memikirkannya sampai ia pulang kerumah.
"Visualnya mantap sih, tapi beda banget sama gue,, udah pendek, kecil, gak putih lagi." reta berbicara di depan cermin, memang reta tidak memiliki visual yang bagus bahkan ia tidak putih, hanya saja wajahnya kuning langsat umumnya gadis indonesia.
Tringg
"Halo."
"Hemmm sejauh ini bagus sih, lo gimana?emang enak sendiri? Si zery gimana? Ah zery mah enak, banyak temen dari smp kan." reta terus berbincang dengan seseorang yang tak lain adalah sahabatnya.
Reta mempunyai tiga sahabat salah satunya rinka yang kini satu sekolah dengannya, reta dan rinka baru bersahabat ketika masuk SMP. Sedangkan dua lainnya yaitu–Newzlen okterin hasan dan Zery prestya ardhi– mereka dan reta sudah bersahabat sejak di bangku SD sampai sekarang, tapi ketika SMA zery dan newzlen memilih sekolah yang berbeda dengan reta.
®®®
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
K O M I T M E N
Teen Fiction#10 ceritasedih 29 april 2020 #37 teenlove 29 april 2020 #37 setia 29 april 2020 Aisyah mareta damison seorang gadis mungil polos yang selalu berkomitmen dengan alam melalui puisi, yang mencari pengisi hati entah dimana bersembunyi. Tapi satu hal ya...