11. Akar masalah

52 1 0
                                    

"Sampai kapan kita mau main-main? Sampai kapan bertingkah tak saling ingin?"
Selindung-fiersa besari

"Ma berangkat dulu." reta melajukan motornya membelah jalanan, reta harus tetap semangat sekolah meskipun sekarang dunianya terasa sangat sempit.

Sesampainya di sekolah, reta menyusuri koridor berjalan-jalan sebentar sebelum masuk kelas. "RETA" mendengar namanya dipanggil, sontak reta langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Ehh nafa?" dengan raut muka kaget melihat di belakangnya ada nafa.

"Emm ret bisa ngobrol bentar nggak." setelah mendapat persetujuan reta, mereka pindah ke taman sekolah untuk berbincang.

"Mau ngobrolin apa naf?" tanya reta dengan sangat hati-hati.

"Ret gue mau minta maaf soal kejadian tempo hari, nggak seharusnya gue marah sama lo." nada kecewa dari intonasi nafa.

"Gue udah maafin lo kok, gue juga ngerti gimana perasaan lo."

"Gue nyesel ret gue yang salah, nggak seharusnya gue merasa berhak sama yang mutlak bukan punya gue." pernyataan yang cukup menyentuh dari nafa.

"Yang sabar ya fa, gue tau lo pasti kecewa sama richard." reta tau betul bagaimana perasaan sahabatnya ini.

"Makasih ret." nafa melemparkan pelukan hangat terhadap nafa, "udah yuk masuk kelas." lanjut nafa.

Pagi ini kelas XI MIA 5 belajar PKN "Udah paham semua kan materi hak asasi manusia? tanya guru yang sedang mengajar itu.

"Udah,,"...
"antara paham sama nggak buk."... "Berusaha saja untuk memahami eaaaa." Jawab penghuni kelas ini dengan berbagai argumen.

"Kalo gitu ibuk kasih latihan tapi per kelompok ya." sontak semuanya bersorak ria mendengar kata kelompok, tapi tidak dengan reta yang terus memperhatikan anta dari kejauhan.

"Kelompok pertama ..." setelah dibagikan semua kelompok, mereka duduk per kelompok masing-masing.

"Bosen gue liat muka lo." sentil reta terhadap richard teman sekelompoknya.

"Lo pikir gue nggak apa." sentil balik richard, sedangkan anggota kelompok yang lain fokus mengerjakan latihan, "Lo pasti pengen sekelompok sama irsyad yakan?"

"Apaansih, kagak lah." reta segera menepis pernyataan richard.

"Lo pacaran sama irsyad ret?" tanya salah satu anggota kelompok reta dan richard.

"Enggak lah, ngaco." reta memukul bahu richard menunjukkan kekesalannya, "Gue tabok juga nih monyet australi." ungkap reta.

"Nah nah, reta manggil gue monyet australi si richard juga manggil gue monyet australi,, yeee sama niyeeee." goda richard.

"Lo kok bangga dipanggil monyet?" tanya teman mereka yang lain, membuat tawa kelompok reta menggema di ruangan ini.

"Latihannya udah selesai semua? sekarang setiap kelompok presentasi ke depan." Instruksi guru yang memberi tugas, "Kelompok 1 terlebih dahulu." kelompok yang terdapat anta di dalamnya.

Reta dengan sangat jeli memperhatikan presentasi kelompok 1, lebih tepatnya memperhatikan anta. "Kenapa gue suka sih." reta semakin intens memperhatikan anta, sesekali reta dipandang balik oleh anta.

K O M I T M E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang