"Huufff... huffff...."
"Menyerahlah! Kenapa harus menyulitkan dirimu!"
"Periksa mereka!"
Saat itu, pelayan kembali berlari dengan kecepatan yang bisa dikeluarkan. Sementara Wei Lang mulai menangis memenuhi hutan dengan suaranya dan anak panah kembali menancap tepat di punggung pelayan. Terjatuh ke tanah curam yang tertutup semak-semak, berguling jauh ke bawah sementara pelayan semampu mungkin memeluk dan mendekap Wei Lang yang menangis hingga mereka berdua tak sadarkan diri. Terbaring di atas tanah dingin dengan tubuh penuh luka.
"Periksa mereka!"
Para prajurit melemparkan obor api untuk memastikan kedalaman tanah curam dan memutuskan pergi setelah melihat dalam dan tingginya dataran tanah. Yakin bahwa mereka tidak akan hidup dan mungkin akan ada hewan buas yang melahap.
Sementara dalam kediaman Jenderal Wei tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan. Semua hanya kumpulan mayat yang tersusun rapi.
"Yang Mulia!" hormat semua prajurit.
Mata dilingkupi kesedihan, hanya sedikit kesedihan dengan raut wajah penuh kepuasan. Raja melihat mayat Jenderal Wei dan memerintah anak buahnya untuk mengurus mayat jenderal dengan baik.
"Tapi... kenapa aku tidak melihat mayat istri juga anaknya?" tanya raja.
"Lapor Yang Mulia, mereka kabur ke dalam hutan tapi jangan khawatir mereka tidak akan bisa lolos."
Saat itu, beberapa prajurit yang mengejar pelayan tadi masuk dalam kediaman dengan membawa mayat istri jenderal. Membaringkannya di samping tubuh Jenderal Wei.
"Bagaimana dengan anaknya?" tanya raja.
"Lapor Yang Mulia. Anaknya telah jatuh dalam tanah curam bersama dengan seorang pelayan. Kami sudah memastikan bahwa mereka tidak mungkin hidup setelah jatuh dalam ketinggian itu dan yakin mayat mereka akan dimakan oleh hewan buas." Jawab salah satu prajurit.
"Kau yakin!?"
"Yakin Yang Mulia."
"Jika dia masih hidup maka kau yang akan menggantikan nyawanya." Kata raja.
Raja kemudian pergi setelah memerintahkan prajuritnya untuk mengurus semua mayat. Sementara dirinya sibuk berdiskusi dengan menteri lainnya di balai istana. Mencari cara agar rakyat tidak berani membicarakan apa-apa mengenai masalah pembantaian keluarga Jenderal Wei hingga pagi tiba.
Suasana kota menjadi ramai setelah melihat kepala Jenderal Wei beserta keluarga lainnya yang tergantung di gerbang istana. Bahkan terdapat pengumuman yang tertempel. Pengumuman yang memberitahu pembasmian seluruh keluarga Jenderal Wei semalam karena pengkhianatan terhadap raja. Meminta rakyat semua untuk tidak membicarakan Jenderal Wei lagi atau mereka akan dianggap sebagai pengkhianat raja.
Kembali lagi dalam hutan yang saat ini terdengar suara tangisan yang cukup kuat. Suara yang membangunkan pelayan dengan sekujur tubuh penuh luka.
"Errghhhh...!"
Perlahan pelayan bangun dengan menggendong Wei Lang yang masih menangis. Berjalan perlahan dengan langkah berat menelusuri jalan setapak yang tampak asing. Dengan pandangan kabur dan sempoyongan, tampak berusaha mencari keberadaan seseorang.
"Tolong... tolong...!"
BRUKKKK!!
Pelayan berusaha membuat dirinya tetap sadar. Berusaha bangkit lagi meskipun pandangan sangat kabur dan menelusuri jalan dengan napas berat, tubuh dipenuhi darah dan luka serta wajah yang sangat pucat hingga dirinya tidak mampu lagi berjalan.
Wei Lang kecil menangis dengan keras, suaranya seolah memanggil bantuan untuk membantu mereka. Saat itu, tampaknya langit benar-benar membantu Wei Lang kecil. Terlihat seorang pria dan wanita mendekat.
"Apa yang terjadi di sini?" gumam pria yang kaget melihat situasi kacau.
"Nona? Nona sadarlah... apa kau baik-baik saja? tanya pria itu.
"Aku akan memanggil tabib." Kata si wanita.
"Jangan! Jangan panggil tabib atau siapapun." Kata pelayan.
"Tapi kau...?"
"Kumohon jagalah anak ini. Namanya Wei Lang... anak dari Jenderal Wei yang dituduh berkhianat. Ja... ga... lah...."
"Nona! Nona!" panggil si wanita panik.
"Kita harus pergi dari sini! Jika tidak anak ini akan dalam bahaya," kata pria khawatir melihat sekitar.
Mereka membawa pergi Wei Lang dengan terburu-buru. Masuk ke dalam rumah dan tak lama terlihat beberapa prajurit berkeliling sambil membawa mayat si pelayan.
"Bersihkan anak itu. Cepatlah!"
"Apa yang akan kau lakukan?" tanya wanita.
"Aku akan mengurus hal di luar," jawab pria lalu keluar.
Si pria berusaha bertindak seperti tidak terjadi apa-apa. Dia melihat dan menyiram bunga di depan rumahnya. Tampak santai sedangkan prajurit menghampirinya.
"Tuan apa anda melihat wanita ini dengan seorang anak laki-laki berusia sekitar satu tahun tadi?" tanya prajurit sambil menunjuk mayat pelayan.
Pria itu melihat dengan seksama dan berpura-pura berpikir selama beberapa saat. Akhirnya hanya kata 'tidak' yang keluar dari mulutnya. Tapi prajurit tidak pergi begitu saja dan merasa curiga karena dekatnya lokasi pelayan dengan rumah pria ini.
"Bolehkan kami memeriksa rumah Anda?"
"Tuan, tidakkah itu tidak sopan?"
"Ini adalah perintah raja!"
Prajurit mendobrak pintu lalu masuk untuk memeriksa sementara pria berusaha menghentikan sebelum prajurit berhasil menemukan anak Jenderal Wei.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN!?" teriak wanita.
Si pria segera berdiri di depan prajurit untuk menutup sedangkan prajurit segera memalingkan wajah setelah melihat wanita yang sedang menyusui.
"Apa kalian bisa pergi sekarang!? Dia adalah istri dan anakku. Orang yang kalian cari tidak ada di sini." Kata si pria.
Prajurit dengan wajah canggung segera keluar dari rumah dan meminta maaf kemudian pergi.
"Apa mereka sudah pergi?"
"Hmmm...."
Sejak saat itu, Wei Lang diadopsi oleh sepasang suami istri yang sudah menikah selama 3 tahun. Namun, belum memiliki anak. Demi melindungi Wei Lang, mereka mengganti nama Wei Lang menjadi Zhen Chen sedangkan sepasang suami istri tersebut dikenal sebagai Tn.Zhen dan Ny.Zhen.
Keluarga Zhen sendiri sudah dikenal turun-temurun dalam bisnis bunga dan kehidupan mereka sangat berkecukupan. Lahan bunga yang mereka miliki cukup luas yang berlokasi tak jauh dari rumah mereka.
Tepat tahun 1613, Ny.Zhen melahirkan seorang anak perempuan cantik yang diberi nama Zhen Xian. Sementara pihak kerajaan tidak lagi mencari keberadaan Wei Lang dan tidak ada siapapun yang mengetahui bahwa Zhen Chen adalah Wei Lang selain Tn.Zhen dan Ny.Zhen sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/211734705-288-k691730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Spring (End)
Historical FictionAmazing Cover by @hayylaaa (Sebagian besar chapter telah dihapus) Mo Bian seorang dewa musim yang menjalani ujian percobaan dunia manusia. Dilahirkan dalam keluarga jenderal yang dituduh berkhianat oleh raja bernama Wei Lang, mengharuskan seluruh Kl...