"Zhen Xian!" panggil seseorang.
***
Seketika Zhen Xian menoleh ke arah suara yang memanggil dan melihat seseorang yang dikenalnya.
"Jin Kai! Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Zhen Xian.
"Makanan di sini enak karena itu aku kemari. Bagaimana denganmu? Kenapa sendiri? Zhen Chen di mana?"
"Aku merasa bosan sendiri di rumah jadi keluar dan makan di sini. Ohhh... duduklah denganku, sepertinya tidak ada lagi meja kosong."
Mereka duduk bersama dan tak lama pesanan Zhen Xian datang dengan aroma harum yang membangkitkan rasa lapar.
"Dua bebek panggang dan sebotol arak tiba nona." Kata pelayan.
"Kau makan sebanyak ini?"
"Aku merasa sangat lapar juga aku akan menunggu hingga malam di sini. Jadi... aku memesan banyak," jelas Zhen Xian malu.
"Silahkan menikmati tuan dan nona," ujar pelayan lalu pergi.
Zhen Xian tidak menunggu lama dan segera mengambil paha bebek panggang untuk diberikan pada Jin Kai lalu untuk dirinya sendiri dan memakan dengan lahap hingga mulutnya penuh. Membuat Jin Kai tertawa kecil melihat tingkah Zhen Xian.
"Ohhh... aku lupa memberitahumu ke mana kakakku pergi,"
"Dia di istana, mengikuti kompetisi dekorasi untuk ulang tahun taizi. Lusa akan menjadi babak terakhir penentuan siapa pemenangnya," ujar Zhen Xian lagi sambil makan.
"Aahhhh... Zhen Chen pasti akan menang."
"Tentu saja. Ayo kita bersulang!" ajak Zhen Xian ceria.
Zhen Xian menuangkan arak ke cangkir, mengangkat cangkir dan mereka minum bersama layaknya teman yang sudah kenal lama.
"Bisa kulihat betapa dekatnya kalian. Jika waktu itu Zhen Chen tidak memberitahu bahwa kau adiknya, mungkin aku akan berpikir kau tunangannya."
"Aku tumbuh dengannya dan selalu bersama. Tanpa dia, aku hanya merasa kosong dan hidupku sangat membosankan," kata Zhen Xian sambil meneguk secangkir arak.
"Bagaimana jika suatu saat dia memiliki kekasih bahkan menikah?"
"Aku tidak pernah berpikir sejauh sana dan selalu berpikir bersama dan tak terpisahkan. Tapi! Jika hal itu terjadi, maka aku hanya berharap yang terbaik untuknya."
Zhen Xian menuangkan arak ke cangkirnya dan meminum lagi dan lagi sementara Jin Kai hanya melihat, melihat kesedihan yang terpancar dari mata Zhen Xian. Tidak tahu, apa Zhen Xian menyadari akan keberadaan rasa sedih itu. Tapi, Jin Kai dapat melihatnya.
"Bagaimana jika kau yang harus menikah?" tanya Jin Kai lagi.
Menggelengkan kepala, Zhen Xian meneguk arak kembali sambil tersenyum yang membuat Jin Kai tidak mengerti.
"Aku tidak akan menikah jika dia tidak menikah. Aku akan selalu bersamanya! Seperti sekarang!" jawab Zhen Xian riang.
"Ayo! Mari bersulang!" kata Zhen Xian.
Mereka terus minum dan mengobrol sementara hari sudah hampir sore.
Orang-orang dari restoran perlahan pergi dan datang yang baru. Tapi mereka tetap di sana dengan memesan cemilan serta arak berkali-kali hingga matahari serta sinarnya tidak lagi kelihatan layaknya termakan oleh dunia.
"Kalian sudah bekerja keras. Terima kasih semuanya." Kata Zhen Chen.
"Kita semua satu tim jadi tidak perlu sungkan begitu." Kata Meng Jun.
"Selain itu, semua berkatmu jadi tugas ini terasa mudah dan cepat dengan hasil yang memuaskan." Tambah Mo Zhu.
Terlihat ruang yang akan mereka gunakan dipenuhi bunga yang berserakan di lantai beserta gambar dekorasi yang sudah mereka pikirkan.
Besok akan menjadi waktu tersibuk bagi mereka untuk menghias ruang sesuai dengan ide yang sudah dibuat.
Zhen Chen, Meng Jun dan Mo Zhu berjalan keluar istana setelah bekerja seharian menguras pikiran.
Saat keluar gerbang, Zhen Chen sempat menghentikan langkah dan melihat ke arah tempat Zhen Xian semalam menunggunya. Tapi sekarang, dia tidak melihat keberadaan Zhen Xian dan itu membuat hatinya sedikit merasa aneh.
Perasaan yang bahkan dirinya sendiri tidak mengerti.
"Adikmu tidak datang?" tanya Meng Jun
"Aku sudah melarangnya untuk menjemputku."
"Benar... terlalu bahaya untuk wanita malam-malam sendiri." Kata Mo Zhu.
Mereka kemudian saling berpamitan dan berpisah pulang.
Berjalan melewati jalan yang sama dengan suasana yang sama juga. Tapi, suasana hati Zhen Chen tidak sama seperti semalam.
Dia melangkah cepat untuk segera sampai rumah tanpa tahu Zhen Xian saat ini belum kembali.
"Que Mo, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Zhen Chen.
"Kau tidak kembali bersama Zhen Xian?"
"Xian'er? Bukankah dia ada di rumah?" tanya Zhen Chen.
"Bagaimana ini!? Apa terjadi sesuatu?"
"Apa maksudmu?"
"Siang tadi dia pergi sendiri ke kota dan hingga sekarang belum kembali. Kupikir dia akan kembali denganmu tapi..."
Segera Zhen Chen berlari dengan cemas tanpa mendengar kelanjutan perkataan Que Mo yang terlihat cemas juga.
Dengan tergesa-gesa dan napas terengah-engah, Zhen Chen tiba di kota yang ramai. Berkeliling dengan panik dan melihat sekitar mencari.
Kau di mana? Sudah kukatakan jangan keluar sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/211734705-288-k691730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Spring (End)
Fiksi SejarahAmazing Cover by @hayylaaa (Sebagian besar chapter telah dihapus) Mo Bian seorang dewa musim yang menjalani ujian percobaan dunia manusia. Dilahirkan dalam keluarga jenderal yang dituduh berkhianat oleh raja bernama Wei Lang, mengharuskan seluruh Kl...