Chapter 8

113 27 140
                                    

Pagi tiba dengan cuaca yang sangat cerah. Zhen Chen dan Zhen Xian berangkat pergi setelah berpamitan dengan orang tua mereka menuju istana untuk mendaftar.

Terlihat gerbang sudah sangat ramai dan segera mereka masuk ke dalam dan mengantri giliran mendaftar.

"Aku tidak tahu akan begitu banyak orang mendaftar. Apa mereka dari luar kota?" sambil melihat sekitar.

"Aku akan pergi sebentar," ujar Zhen Xian lagi.

"Ehhhh! Xian'er mau ke mana!?"

"Aku akan membeli makanan! Aku akan segera kembali!"

Zhen Xian keluar dari gerbang istana dan membeli beberapa makanan untuk sarapan.

Tak berapa lama, terlihat beberapa kantong makanan di tangannya dan kembali ke istana dengan senyum sambil mencium aroma makanan.

Tapi, langkahnya terhenti saat melihat sesuatu. Penasaran, Zhen Xian mendekat dan melihat sekitar bangunan istana yang megah.

"Wahh!"

Hanya itu kata yang keluar dari mulutnya dengan senyum yang tersungging dan mata yang berbinar. Zhen Xian melangkah dan melangkah yang perlahan membawanya ke tempat dengan taman yang dipenuhi bunga kesukaannya chahua yang bermekaran indah. Seketika dia terdiam sesaat lalu mendekat tanpa sadar bahwa keberadaannya saat ini sudah jauh dari Zhen Chen yang mengantri giliran mendaftar.

"Ke mana dia? Kenapa belum kembali juga?" gumam Zhen Chen khawatir dengan melihat ke arah gerbang.

Sementara Zhen Xian tampak sudah terbius dengan keindahan chahua hingga lupa di mana posisinya.

Dia hanya berjongkok, melihat dan mencium aroma chahua dengan wajah penuh kagum.

"SIAPA DI SANA!?"

Terkejut dengan suara itu, Zhen Xian segera berdiri dan melihat seorang wanita berusia sekitar 30-an akhir berjalan mendekat ke arahnya dengan wajah datar.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.

"Aku... aku hanya tersesat...."

"Kau bukan dayang atau pelayan istana? Kau tidak boleh datang kemari... cepat pergi sebelum orang lain melihat."

Wanita itu meraih tangan Zhen Xian dan datanglah segrombolan wanita yang tampaknya para dayang dengan seorang wanita di depan yang terlihat agresif. Berjalan perlahan sebagaimana para dayang biasa dilatih dalam istana.

"Dayang Yun, siapa gadis muda itu?" tanya wanita itu.

"Bukan siapa-siapa. Dia hanya pelayan baru dan tersesat."

Dayang Yun segera melangkah tapi wanita itu menarik tangan Zhen Xian dengan kencangnya yang membuat kantong makanan Zhen Xian jatuh berserakan.

"Beraninya kau masuk istana! Siapa kau!?" tanya wanita itu dengan nada tinggi.

"Dayang Chu, dia hanya tersesat dan tidak melakukan apa-apa jadi berhenti membuat dia seolah-olah melakukan kesalahan," kata Dayang Yun membela.

"Ohhh... aku hampir lupa kalau kau sudah lama tidak memiliki tuan. Apa karena itu kau lupa peraturan istana?"

"Kalian bawa gadis itu!" perintah Dayang Chu pada pengikutnya.

Para dayang menarik paksa Zhen Xian dari genggaman Dayang Yun lalu memegang kedua tangan Zhen Xian dengan erat.

PLAKK!

"Apa yang kau lakukan di sini? Apa kau tidak tahu bahwa orang luar dilarang berkeliaran dalam istana?"

"Aku hanya tersesat dan tidak melakukan apa-apa." Jawab Zhen Xian.

PLAKK!!

"Hentikan Dayang Chu!" teriak Dayang Yun.

"Apa kau mata-mata? Katakan!"

"Aku bukan mata-mata dan hanya tersesat." Jawab Zhen Xian lagi.

"Jadi kau tidak akan mengatakannya. Baiklah, bawa dia!"

"Lepaskan aku! Lepaskan!" teriak Zhen Xian meronta.

"Tidak bisakah kau melepaskannya kali ini?" tanya Dayang Yun.

"Salah tetap salah... dan kau jangan ikut campur."

Mereka semua pergi membawa Zhen Xian yang berteriak hingga tiba di suatu tempat yang dipenuhi dayang istana. Tampak tempat ini adalah tempat khusus para dayang istana di mana mereka semua memberi hormat pada Dayang Chu.

"Katakan yang sebenarnya jika kau tidak ingin dihukum berat."

"Jawabanku tetap sama... aku hanya tersesat dan tidak melakukan apa-apa." Kata Zhen Xian.

"Apa kau tahu tempat yang kau datangi tadi? Itu adalah tempat dari mendiang selir tertinggi raja dan tidak ada satupun orang kecuali diriku dan Dayang Yun yang boleh masuk." Jelas Dayang Chu.

"Lalu jawaban seperti apa yang ingin kau dengar? Bahwa aku mata-mata?"

"Ini kali pertama aku berkunjung ke istana dan aku tidak mengenal siapapun dalam istana ini jadi bagaimana mungkin aku bisa menjadi mata-mata." Ujar Zhen Xian lagi.

"Aku akan segera tahu setelah menggunakan caraku."

Dayang Chu meminta diambilkan cambuk dan melangkah mendekati Zhen Xian. Memegang cambuk di tangan kanannya dengan erat dan tatapan tajam tanpa ampun.

Di sisi lain, Zhen Chen baru saja selesai mendaftar namanya dan mencari Zhen Xian yang tak kunjung kembali dengan cemas.

Dia bertanya-tanya dengan orang-orang di sekitar tapi tidak ada yang tahu.

"Apa kalian melihat seorang gadis muda dengan tusuk konde chahua di kepalanya dengan pakaian berwarna merah muda?" tanya Zhen Chen pada kedua pengawal gerbang.

"Gadis itu sudah kembali dan masuk ke dalam tuan," jawab salah satu pengawal.

"Baiklah, terima kasih."

Zhen Chen melihat sekitar kemudian mengambil arah yang sama dengan Zhen Xian hingga membawanya ke tempat yang memiliki taman dengan bunga kesukaan Zhen Xian dan melihat sisa makanan yang tertinggal di tanah.

"Apa yang terjadi denganmu?" gumamnya cemas.

"Tuan tidak boleh berada di sini. Cepat pergilah dari sini tuan." Kata Dayang Yun.

"Ke mana gadis muda yang menjatuhkan makanan pergi?" tanya Zhen Chen menunjuk ke arah sisa makanan di atas tanah.

Segera Zhen Chen berlari setelah mendengar semua hal dari Dayang Yun dan mengikuti arah yang dijelaskan oleh Dayang Yun dengan terburu-buru.

Tunggu aku... aku akan segera tiba.

Eternal Spring (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang