Chapter 4

157 37 177
                                    

"Tidak ada uang jangan harap makan!" teriak seorang pria.

***

Pria muda itu tampak seperti preman dan memanfaatkan anak-anak untuk mencari sumber pendapatannya. Bahkan menampar anak-anak itu tidak membuat dirinya berhenti dan malah mengambil kayu untuk memukul.

"SIAPA!?"

"Beraninya kau! Keluar! Jangan hanya berani sembunyi!" teriaknya setelah mendapat lemparan batu kerikil tepat di kepala.

Pria itu melihat sekitar lalu hendak memukul anak-anak dan mendapat lemparan batu lagi tepat di kepalanya. Hal itu membuat si pria keluar dari gang untuk melihat. Tepat saat itu, Zhen Xian keluar dari persembunyian, membawa anak-anak pergi keluar dari gang dan tidak lupa memberikan uang pada mereka.

"Besar juga nyalimu nona!"

"Kalian pergilah!" beritahunya pada anak-anak.

"Nona apa kau ingin bermain-main denganku!? HA!"

"Jangan mendekat! Jika tidak aku akan berteriak! Apa kau tidak tahu siapa aku!? Jika ayahku tahu, kau akan membusuk selamanya di penjara!"

"Kau duluan yang mengganggu urusanku!" teriak pria itu.

Zhen Xian melempar barang-barang rongsokan di sekitar ke arah pria itu lalu kabur dengan secepatnya dari sana. Lari dan lari dengan sesekali melihat ke belakang.

"Awas! Minggir!"

"Aahhh! Ahhhh! Tolong aku!"

"TOLONG!!!"

Dengan jantung yang berdebar keras dan napas terengah-engah. Zhen Xian berhenti dari larinya untuk mengambil napas sejenak. Sama halnya dengan pria yang mengejarnya, tampak sangat kelelahan dengan keringat yang menyucur keluar dari keningnya.

"Nona... kau harusnya tidak ikut campur tadi!"

"Kau benar-benar membuat hidupmu sendiri dalam kesulitan." Ujar pria itu.

"Hufff... hufff...!"

"Aku tidak tahu... kalau kau akan sangat gencar mengejarku tuan... apa bisa kita akhiri saja sekarang. HA?" kata Zhen Xian yang hampir kehabisan napas.

"Jangan harap!" teriak pria itu.

Pria itu segera mendekat, Zhen Xian yang tidak sanggup lari hanya melempar sayur-sayuran dari penjual. Seketika suasana menjadi ribut tanpa ada orang yang mau menolong.

"Kau pikir bisa pergi ke mana!?" sambil mencengkram kedua pergelangan tangan Zhen Xian.

"Lepaskan aku! Lepaskan!"

Zhen Xian berusaha sekuatnya untuk melepaskan diri dan meronta-ronta. Tapi tidak ada hasil, mengingat dirinya hanya seorang wanita muda yang hanya tahu cara merawat dan menanam bunga. Pada akhirnya, dia hanya bisa dibawa oleh pria itu dengan kedua tangan yang terikat dan ditarik layaknya kuda.

"Tuan, aku ini manusia. Bisakah kau berhenti menarikku... ini sungguh memalukan."

"Lihatlah! Semua orang melihat. Seorang wanita muda cantik sepertiku jika diperlakukan seperti ini siapa yang akan menikahiku!?" ujar Zhen Xian lagi.

"Ha ha ha... baru kali ini aku bertemu seseorang yang hendak di jual bukannya memohon ampun malah masih bisa merasa malu."

"Menarik! Sungguh menarik!" ujar pria itu lagi.

"Aku tahu tuan tidak akan. Tuan orang yang baik dan aku tahu itu..."

"Sungguh konyol!" potong pria itu.

"Jika bukan, tuan tidak mungkin merawat luka anak-anak itu. Aku bisa melihat dari bekasnya bahwa luka mereka terawat. Bukankah begitu!?"

Pria itu menghentikan langkahnya, mengorek kuping layaknya terganggu dengan ocehan Zhen Xian hingga berakhirlah Zhen Xian dengan lobak menyumpal mulutnya.

"Ha ha ha! Nona maaf jika aku tertawa tapi kau sungguh sangat lucu," kata pria itu yang masih tertawa.

"Hmmm... hmm... hmmm hhmmm hmmmm...!" oceh Zhen Xian.

Setelah beberapa lama jalan, tibalah mereka ke lokasi penjualan manusia. Terlihat wanita, pria bahkan anak-anak berdiri di depan dengan di kelilingi orang-orang yang siap membeli mereka.

"Aku membawa seorang gadis muda cantik," kata pria itu kepada pria lainnya.

"Harganya pasti tinggi. Baiklah! Ini uangmu!"

"Sudah waktunya kita berpisah nona," kata pria itu sambil melepas lobak dari mulut Zhen Xian lalu pergi.

"Tuan! Tuan kau tidak sungguh-sungguh bukan! Tuan!" teriak Zhen Xian.

"Jalan! Kuberitahu jalan!" kata pria yang membawa Zhen Xian bergabung dengan lainnya.

Zhen Xian melihat sekitar dan hanya menunduk setelah melihat banyaknya pria yang tertawa melihatnya. Tampak tertarik untuk membelinya.

"Aku ingin nona muda berpakaian pink muda. 1 tael perak."

(1 tael perak itu bernilai 1.000 wen. Wen itu perunggu yang dibentuk kepingan bulat dengan bagian tengah berbentuk segi empat kecil)

"Aku juga! 2 tael perak!"

"Dia milikku! Aku akan membayar berkali-kali lipat! 5 tael perak!"

"5 tael perak! Apa masih ada yang lain? Jika tidak nona ini akan menjadi milik tuan ini."

"1! 2! Tidak ada lagi!?"

"Hentikan! Aku tidak jadi menjual nona itu!"

"Tuan... aku tahu kau pasti akan kembali," kata Zhen Xian dengan air mata.

Eternal Spring (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang