Jujur saya, ya, selama SMA aku jarang sekali bertemu dengan yang namanya PRESENTASI. Karena apa? Model pembelajaran di sekolahku dulu itu, berbasis TCL. Tahu nggak apa artinya TCL? Kalau gak tahu, nih aku kasih tahu... TCL itu, kepanjangan dari Teacher Centred Learning. Atau dalam bahasa indonesianya, guru adalah sumber belajar.
Jadi, paradigma Filsafat pendidikan yang dulu mengatakan, kalau guru itu sumber belajar, sedangkan murid adalah objek pembelajaran. Jadi ibarat teko, guru itu sebagai teko--yang harus selalu melakukan transformasi (yang menuangkan) ilmu-- dan murid, sebagai gelasnya, yang selalu menunggu dituangkan oleh guru. Tapi, seiring perkembangan zaman dan berjalannya waktu, paradigma Filsafat pendidikan itu mulai berubah, yang mengatakan kalau murid hanya sebagai objek, sekarang tidak lagi, murid harus mencari sumber belajarnya sendiri. Guru tidak lagi berperan sebagai pentransfer ilmu, dia hanya sebagai fasilitator, pembimbing, pembina dan pengawas murid. Jadi, basisnya adalah Student Centred Learning (CTL).
Karena aku jarang-jarang bertemu dengan model pembelajaran seperti itu, pasti kalian tahu lah rasanya, ketika kuliah, tiba-tiba kalian disuruh cari sumber belajar sendiri, disuruh pelajari sendiri dan parahnya disuruh kemukakan didepan teman-teman semua. Dan ini yang disebut presentasi.
Kalian harus tahu, aku ini orangnya pemalu banget. Bayangkan berbicara sehari-hari saja aku masih malu sama mereka, apalagi sekarang di ruang formal, bisa-bisa blank pikiranku, bukan? Tapi, masak iya aku sudah menyerah sebelum berperang, meski sebenarnya takut, grogi dan apalah, aku berusaha memberanikan diri untuk bisa presentasi di depan kelas.
****
Kayaknya si author (penulis) juga pernah kayak Naila deh🙈🙈🙈
Kalian gimana? Bagi ceritanya di kolom komentar ya temen2. Maaf kalau kurang berkenan, alurnya. Idenya baru muncul di otak soalnya. Hhehe.
Jangan lupa sentuh bintangnya, juga ya!m
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh istikharah (Tamat)
Short Story"Naila, apa jawabanmu nak?" Naila diam, mencoba meyakinkan dirinya yang masih ragu untuk mengambil keputusan. "Baiklah, siapapun kamu, kamu adalah yang terbaik untukku." Ucapnya dalam hati, yang kemudian diikuti anggukan kepalanya, mengisyaratkan se...
