Terima Kasih

71 3 0
                                    

“Assalamualaikum”

Terdengar suara seorang lelaki memanggil salam padaku dari balik gagang telponku. Ya, Ilham menelponku. Aku menjawab salamnya dengan suara masih serak karena habis menangis. Seperti waktu-waktu yang telah lalu, setiap mendengar suaraku berbeda Ilham pasti menanyakan apa yang terjadi.

“Sampeyan tahu nggak ukhtiy Nabila menikah hari ini?”
“Iya saya tahu, oh iya saya tahu alasan kamu nangis pasti karena Nabila udah gak di pondok kan, kamu merasa kamu sudah tak punya kekuatan karena Nabila yang selama ini melindungi kamu sudah gak ada?”
“Saya bingung Ilham, saya takut... dia adalah pahlawanku.”
“Naila... jangan nyerah gitu dong... kamu harus semangat, kamu pasti bisa kok hidup tanpa Nabila. Ya sudah gini aja, kalau kamu punya masalah kamu boleh kok cerita sama saya, dan saya pasti akan bantu carikan solusinya.”
“Makasih ya Ilham.”
“Aku nggak akan membiarkan kamu kesepian Naila, aku akan selalu ada buat kamu.”
“Oh iya, saya minta maaf soal kejadian kemarin, pasti kamu malu sekali sama teman-teman kamu?”
“Mau malu sama siapa Naila, yang tahu masalah itu Cuma ustadz Fadli dan Farhan tok. Lagian ngapain kamu minta maaf sama aku, kita ini kan sama-sama korban, korban fitnah. Hehe”

Sesekali terdengar suara tawanya. Aku bahagia mendengarnya begitu. Ilham... kamu tegar banget sih jadi cowok. Aku merasa malu sama kamu, karena jujur aku sering berkecil hati gara-gara kejadian itu. Mengenal seorang Nazril Ilham membuatku banyak tahu tentang arti sebuah kehidupan. Mengajariku tentang sikap sabar dan tegar dalam menghadapi masalah, mengajakku untuk berpikir dewasa dan tidak berburuk sangka, juga mengajakku untuk meninggalkan pikiran kekank-kanakanku. Terima kasih tuhan... Engkau tela mengirim seorang malaikat yang bersemayam dalam diri Ilham untukku.

Jodoh istikharah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang