Kampus

120 9 0
                                    

ORDIK atau Orientasi pendidikan kampus di IAIN JEMBER dimulai hari ini. Semua mahasiswa baru dari semua jurusan sudah berkumpul di halaman kampus IAIN, lengkap dengan aksesoris yang telah disiapkan panitia. kegiatan pun dimulai, pertama dengan mengenalkan profil kampus yang akan mereka para mahasiswa dan mahasiswi, tempati untuk pembelajarannya beberapa tahun kedepan. Pengenalan pada staf struktural kepemimpinan kampus, mulai dari rektor, wakil rektor, dekan per-fakultas, dan masing-masing ketua prodi di berbagai jurusan yang ada di IAIN JEMBER. Juga, pengenalan beberapa organisasi intra kampus, seperti HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), BEM-F (Badan Eksekutif Mahasiswa-Fakultas), DEMA-I (Dewan Eksekutif Mahasiswa-Institusi), dan lainnya. Dan, yang kalah penting, adalah mengenalkan profil pesantren yang menaungi lembaga institusi itu. Semua mahasiswa diharuskan untuk mengenal pesantren itu, meski tidak berstatus mukim di lingkungan pesantren, karena dawuh dari salah satu pengasuh pesantren itu. "Semua yang belajar di lingkungan dibawah naungan Nurul Islam, dia adalah santri. Baik mukim, maupun, non mukim."

Setelah empat hari menjalani ordik, semua mahasiswa sudah memulai KBM-nya, dan bertemu dengan teman sekelas masing-masing. Bertemu dengan materi-materi dan dosen baru.

Sekarang, aku sudah berada di gedung kampus lantai 2 dengan kode kelas A8. Berkumpul dengan teman-teman sesama jurusan Pendidikan Agama Islam. Mereka lumayan banyak jumlahnya, sampai untuk jurusan PAI ini terbagi menjadi lima kelas dari PAI 1-A sampai PAI 1-E. Dan masing-masing kelas diisi empat puluh mahasiswa dan mahasiswi. Ya, untuk perkuliahan masih gabung antara cowok dan cewek. Tapi tetap menggunakan kaidah-kaidah pesantren.
Didepan, sudah ada seorang perempuan paruh baya, mengenakan kemeja biru yang dipadukan dengan warna kerudung serta bawahannya. Itu bu Aisyah, dosen pertama yang mengisi ruang kelasku dengan materi kuliah Pengantar Studi Islam. Dia sudah menunjukkan beberapa slide kepada kami mengenai topik-topik yang akan kami bahas beberapa pertemuan kedepan.

Setelah itu, ada lagi satu dosen laki-laki jangkung yang berwajah kearab-araban. Pak Saniman, namanya. Disini dia mengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan kewargaan. Mata kuliah itu memang wajib ada di setiap perkuliahan dimanapun itu. Mengingat asas dasar negara kita adalah Pancasila, dan kita penting mempelajari pendidikan kewargaan karena memang kita hidup sebagai warga, warga negara Indonesia, yang memiliki banyak keragaman, mulai dari ras, suku, daerah, agama, budaya dan adat istiadat.

***
Jangan lupa bantu sentuh bintangnya dan komen guys...

Jodoh istikharah (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang