Menjelang sore Gunadi dan istrinya datang dengan membawa banyak makanan dan minuman. Gayatri segera memeluk Anggun yang tampak lebih baik setelah dibersihkan. Meski wajahnya masih terlihat pucat tapi tampak lebih segar.
"Pak Gun, terima kasih."
"Wes, ngga usah sungkan. Kaya sama siapa aja kamu ini, Diajeng."
"Iya Gun, aku sebagai bapaknya Anggun mau ngucapin terima kasih kamu sudah nolong anakku."
"Kamu ini, Yud. Kita ini keluarga, meski Anggun itu bukan calon istriku aku akan tetep nolong dia. Apalagi dia calon istriku, apapun akan kulakukan untuk menjaganya."
Anggun terdiam mendengar perbincangan kedua orang tuanya dengan bapak dan ibu Gunadi. Kepalanya berdenyut jika memikirkan lamaran Gunadi. Ia memejamkan matanya dan membiarkan pikirannya melayang kesana kemari hingga alam mimpi pun datang menghampiri.
"Na, aku minta tolong bujuk anakmu biar mau terima lamaran mas Gun."
"Aku sudah bicara dengan Anggun, tapi semua keputusan ada di Anggun. Sabar ya Tri, semua kan butuh proses. Kamu banyak berdoa saja, Anggun tergerak hatinya buat nerima mas Gun."
"Kamu tahu ngga Na, mas Gun terpukul lihat Anggun jatuh berdarah-darah dihadapannya. Untung dia orang yang kuat, kalo ngga iso kenek serangan jantung. Pas pulang tadi dia panik banget, takut kehilangan Anggun, sampai semua orang kena marah, padahal ngga salah apa-apa. Pokoknya kalau berhubungan sama Anggun, mas Gun itu sensitif banget."
Ina ibu dari Anggun hanya tersenyum mendengar penuturan Gayatri.
"Yud, aku kemaren lihat anakmu sama kinasih, sopo kui, Ganesh kalau ngga salah sama Anggun. Mereka ada hubungan apa?"
"Ngga ada hubungan apa-apa. Ganesh memang satu kantor sama Anggun. Selain itu Anggun sudah nganggap Ganesh kakaknya. Kamu tahu sendiri kan Anggun anak tunggal. Jadi waktu dia tahu Ganesha itu anak tiri ku dia senang sekali. Sejak itu mereka akrab, Ganesh menjaga Anggun dengan baik."
"Yakin kamu, anak tirimu itu ngga suka sama Anggun?"
"Kamu cemburu Gun?"
"Jelas lah aku cemburu, lah wong kelihatan banget kalau Ganesh itu sayang sama Anggun."
"Ganesh memang sayang sama Anggun. Sayang banget malah, tapi hubungan mereka murni hubungan saudara. Kamu tenang saja, Anggun ngga punya perasaan cinta sama Ganesh."
"Aku percaya Anggun tapi ngga percaya sama Ganesh."
"Ngga usah cemas. Sebaiknya kamu jangan menunjukkan rasa cemburumu sama Ganesh didepan Anggun, itu tidak baik untuk hubungan kalian kedepannya. Kalau kamu mau dekati Anggun sebaiknya kamu bersikap baik terhadap Ganesh. Selain aku dan Ina, orang terpenting dalam hidup Anggun itu Ganesh."
Gunadi menghela nafas kasar. Dibandingkan Ganesh, sebenarnya dia tidak kalah, kecuali umur tentu saja, kalau itu dia tidak bisa mengelak. Gunadi bertekad akan mendapatkan Anggun bagaimanapun caranya, termasuk kalau dirinya harus mendekati Ganesh meskipun dia tidak menyukai lelaki itu.
"Yud, kalau aku ngiket Anggun gimana?"
"Ngiket gimana maksudmu?"
"Tunangan atau sekalian nikah aja ya."
"Anggun belum setuju, Gun. Lagipula kenapa sih kamu ngebet banget mau nikahin anakku. Aku curiga jadinya."
"Aku itu jatuh cinta sama anakmu!" Gunadi terlihat sewot. "Aku nunggu dia Lima tahun, dan aku ngga mau nyia-nyiakan kesempatan ini. Anggun itu masih muda, kalau aku ngga cepat bisa diambil orang, kamu mau tanggung jawab kalau Anggun nikah sama orang lain?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Bank / E-book / Karyakarsa
RomanceE-book bisa dibeli di sini : https://play.google.com/store/books/details?id=dcPdDwAAQBAJ Karya karsa : https://karyakarsa/Tya_SJ Saat pertama kali melihat Anggun, Gunadi Dharmahadi langsung jatuh cinta. Sayangnya dirinya sudah memiliki istri. Pertam...