Anggun baru saja menelpon Ganesh ketika Gunadi Dharmahadi masuk dengan kesal kedalam ruangannya. Ia bahkan belum mematikan sambungannya dengan Ganesh dan berdiri menyambut Gunadi.
"Selamat datang..."
"Ganesh Kuwi apamu?"
(Ganesh itu siapa kamu?")Gunadi memotong ucapan sapaan dari Anggun. Ia bertanya dengan gusar seraya duduk dihadapan Anggun.
"Pak Ganesha atasan saya, General Manager kami. Kenapa pak Gun?"
"Opo lek menejer iku oleh elus-elus terus nukokno hp, manja-manja karo anak buahe?"
(Apa kalau manager itu boleh mengelus-elus terus membelikan hp, bermanja-manja sama anak buahnya?)Anggun mencoba mengerti maksud pembicaraan dari Gunadi. Tidak ada yang tahu hubungan dirinya dan Ganesha. Orang-orang yang melihat pasti akan menyangka Anggun adalah kekasih atau istri dari Ganesha.
"Kemarin saya lihat kamu sama Ganesha, kethoke mesra, koyo wong lagi kasmaran, dunia milik berdua sing lain ngontrak."
(Kelihatan mesra, seperti orang sedang jatuh cinta)"Maaf pak Gun, saya tidak bisa menjelaskan. Saat ini masih jam kantor. Kalau pak Gunadi berkenan kita bisa membicarakannya nanti setelah jam kantor selesai."
"Kesuen. Aku cemburu Diajeng. Wes, aku tak transaksi ae, ben Kowe Ra disalahke. Aku narik limang atus juta, Saiki."
(Terlalu lama. Saya cemburu Diajeng. Sudah sekarang saya mau transaksi saja agar kamu tidak disalahkan. Saya tarik lima ratus juta, sekarang.)Anggun terkejut. Banknya saja baru buka, tidak mungkin dia mendapatkan lima ratus juta dalam waktu singkat. Dia memang memiliki kas di cabang, tapi itu untuk transaksi rutin bukan untuk penarikan spontan. Biasanya penarikan dalam jumlah besar akan diberitahukan sehari sebelumnya agar bisa diambilkan dari kantor cabang utama.
"Kalau pak Gun cyto kami sarankan mengambil dicabang utama. Tapi kalau memaksa kami bisa janjikan nanti jam sebelas."
"Nah sembari aku nunggu duitmu ada, bisa kan kamu jawab pertanyaan saya tadi?"
Anggun meneguk ludahnya kasar. Ganesha benar, Gunadi lebih menakutkan daripada Andreas. Lelaki itu tidak bermain-main dengan dirinya.
"Pak Gun bisa menunggu di ruangan yang sudah kami sediakan."
"Aku Iki nasabah prioritas Diajeng, aku nunggu Nang kene wae. Wes Saiki jawaben pertanyaanku mau. Opo pengen tak jupuk sak milyar duitmu?"
(Saya ini nasabah prioritas Diajeng, saya tunggu disini saja. Sekarang jawab saja pertanyaan saya tadi. Apa uangmu mau saya ambil satu milyar?)Anggun menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah Gunadi. Sebuah pesan masuk kedalam ponselnya dari Ganesha menggunakan nomor pribadinya.
Mas Ganesh
Jelaskan saja sama Gunadi, dia tidak akan menyerah."Pak Ganesha, kakak saya Pak Gun."
"Kakak dari mana, kamu loh anak tunggal!"
Gunadi tampak tidak terima. Ia mengenal keluarga Anggun.
"Pak Gun mungkin tidak tahu, sebelum menikah dengan ibu saya, bapak menikah dengan Ibu Kinasih. Pak Ganesh itu anak dari ibu Kinasih dengan suami sebelum bapak."
Gunadi tampak berfikir, ia mencoba mengingat-ingat sebelum kemudian matanya berbinar.
"Oh Ganesh Kuwi, bocah Lanang sing dikirim bapakmu Nang panti kui tho? Ganteng arek e Saiki. Gak nyongko arek cungkring iku Saiki iso ketok gagah ngono. Padahal dhisik koyo arek cacingen."
(Oh Ganesh itu, anak lelaki yang dikirim bapak kamu ke panti asuhan itu kan? Tampan sekarang anaknya. Tidak menyangka anak yang dulu kurus sekarang kelihatan gagah padahal dahulu seperti anak cacingan.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Bank / E-book / Karyakarsa
RomansE-book bisa dibeli di sini : https://play.google.com/store/books/details?id=dcPdDwAAQBAJ Karya karsa : https://karyakarsa/Tya_SJ Saat pertama kali melihat Anggun, Gunadi Dharmahadi langsung jatuh cinta. Sayangnya dirinya sudah memiliki istri. Pertam...