Anggun bersiap pergi bekerja. Masa cutinya sudah habis dan ia kini sudah menempati rumah barunya bersama Gunadi.
"Mas Gun jadi ke tambak?"
"Jadi yang. Kamu kekantor sama Jun ya."
"Mas, bisa tidak aku pakai mobilku saja ya?"
Anggun terkejut dengan mobil Audi A7 hadiah pernikahannya dari Gayatri sudah terparkir manis di garasi rumah barunya bersebelahan dengan wangler Rubicon milik Gunadi. Bagaimana mungkin dirinya membawa mobil seharga dua milyar itu kekantor. Bahkan direktur utama Bank Centro hanya membawa mobil seharga lima ratus juta masa ia dirinya yang hanya kepala cabang pembantu membawa kendaraan yang harganya empat kali lipat harga mobil sang direktur.
"Mobilmu sudah saya kirim ke rumah bapak dan ibu. Sudah tidak apa-apa bawa Audi saja. Jun akan stand by sama kamu." Gunadi bisa merasakan kecanggungan Anggun memakai mobil mewah. Tapi bagaimana lagi, mau tidak mau istrinya itu harus terbiasa memakai barang-barang mewah seperti halnya Gayatri.
Akhirnya Anggun mengangguk pasrah. Ia mencium tangan suaminya dan Gunadi mencium kening istrinya.
"Jangan terlalu difikirkan, nikmati saja yang. Hati-hati bekerjanya ya. Nanti saya hubungi."
Anggun mengangguk. Ia segera masuk kedalam mobil barunya dan cukup terpana dengan interiornya. Junaidi mengantar Anggun hingga kantor dan seperti perintah bos besarnya ia harus standby menunggu sang nyonya muda.
"Saya kira bos besar yang datang ternyata nyonya bos yang datang." Puspa menggoda Anggun yang baru saja masuk banking hall.
"Mobil baru ya mbak?"
Anggun mengangguk, ia tahu konsekwensinya membawa mobil seharga dua milyar itu kekantor apalagi ini dengan sopir, pasti akan jadi bahan gosipan anak buahnya dikantor.
"Brarti nanti siang bisa makan siang gratis donk mbak, hitung-hitung selamatan mobil baru mbak?"
Anggun tersenyum. Sekali lagi ia mengangguk. Puspa berseru kegirangan dan semua anak buah Anggun memberinya selamat atas pernikahan dan mobil barunya.
"Setelah jadi nyonya muda, mbak masih yakin mau jadi budak korporat?"
"Memang kenapa?"
"Ya kali mbak mau resign dan duduk duduk manis nunggu kangmas Gunadi pulang."
"Saya masih suka jadi budak korporat, Puspa. Lagipula Pak Gun tidak keberatan kok."
"Serius mbak Anggun masih manggil pak Gunadi pak? Ngga ada manis-manisnya gitu? Kangmas, sayang, bebeb atau honey?"
"Sudah-sudah, ayo kita meeting. Jangan membahas masalah pribadi. Bagaimana kantor seminggu saya tinggal cuti?"
"Aman terkendali!!!"
Serempak anak buah Anggun berkata. Anggun hanya tersenyum lalu memulai meeting paginya bersama anak buahnya.
Setelah makan siang Anggun diundang kekantor pusat Bank Centro untuk meeting bulanan terkait dengan program baru milik Bank Centro. Seperti halnya dikantor cabang kehadiran Anggun dengan mobil barunya menarik perhatian rekan-rekan kerjanya. Apalagi Anggun memakai sopir pribadi mengubdang gosip yang bukan-bukan. Meski sudah mengundang banyak orang saat pernikahannya tapi tidak semua karyawan paham siapa yang menikah dengan Anggun. Hanya orang-orang tertentu yang tahu siapa Gunadi Dharmahadi.
"Mas kira big bos dari mana yang datang dengan A7. Ternyata nyonya bos Dharmahadi Group."
"Ngga usah ikut-ikutan meledek dech, mas."
"Gunadi manjain kamu ya dek?"
"Dari Bu Gayatri itu."
"WOW."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Bank / E-book / Karyakarsa
RomanceE-book bisa dibeli di sini : https://play.google.com/store/books/details?id=dcPdDwAAQBAJ Karya karsa : https://karyakarsa/Tya_SJ Saat pertama kali melihat Anggun, Gunadi Dharmahadi langsung jatuh cinta. Sayangnya dirinya sudah memiliki istri. Pertam...