Semangkuk bubur tersaji dimeja bersanding dengan sepiring nasi uduk. Anggun menemani Gunadi sarapan. Wajahnya terlihat cerah meski tubuhnya masih terasa sakit. Sambil menikmati bubur ayamnya Anggun teringat percintaannya dimeja makan dengan Gunadi. Wajahnya bersemu merah karena menahan malu, teringat bagaimana dirinya begitu antusias bermain diatas meja makan, menggoda Gunadi seperti bintang film porno.
"Kenapa yang, buburnya terlalu pedas? Gunadi tampak khawatir. Ia mencicipi bubur Anggun dan melihat istrinya itu senyum-senyum sendiri sambil melamun. Buburnya tidak pedas tapi entah kenapa wajah Anggun bersemu merah, Gunadi mencoba berfikir sama dengan istrinya, dan tidak menemukan hal lain yang bisa membuat istrinya tersipu kecuali ingatan tentang percintaannya dimeja makan. Sebenarnya Gunadi penganut faham sex konvensional, dengan Gayatri dirinya hanya melakukan hubungan suami istri dikamar, dengan gaya dirinya diatas dan Gayatri dibawah. Tidak ada variasi, karena takut dianggap aneh dan tabu.
Tapi entah kenapa dengan Anggun dia ingin mempraktekkan apa yang sudah dibaca dan dilihatnya di film-film biru. Melakukan sex ditempat yang tidak biasa dengan berbagai gaya. Hasilnya benar-benar diluar dugaannya, fantastis dan benar-benar luar biasa.
Gunadi mencium pipi Anggun. Istrinya itu melihat kearahnya dan dengan cepat Gunadi mengecup bibir istrinya yang masih terdapat noda bubur.
"Nanti kita coba ditempat lain ya yang." Gunadi menyeringai.
"Aku mau kerja. Jangan mesum Mulu. Ini saja masih perih. Punya mas gun itu besar banget tahu."
"Karena itu harus sering dikeluarkan masukin ketempat kamu, sayang. Biar kamu terbiasa dan ngga sakit lagi karena kesempitan."
Pukkk
Anggun memukul pundak suaminya. Bahkan saat sarapan pun suaminya bertindak mesum. Puber kedua suaminya ini tergolong gawat. Ngga bisa lihat dirinya santai atau nganggur langsung digarap.
"Aku mau ngantor mas, jangan aneh-aneh."
Anggun memperingatkan. Tidak lucu kan kalau tiba-tiba Gunadi minta sex kilat padahal dirinya sudah rapi. Bisa-bisa dandanannya berantakan dan dirinya akan jadi bullian anak buahnya.
"Mas antar kamu. Sekalian nanti mas mau lihat tambak."
Anggun mengangguk, bersyukur Gunadi tidak meminta apa yang ada dipikirannya. Ia segera menyelesaikan sarapannya dan bergegas mengambil tas serta ponselnya. Setelah itu Gunadi membimbingnya menuju mobil dimana Aris sudah menanti. Gunadi biasa memakai sopir jika pergi ke tambak. Jarak tambak yang cukup jauh membuat dirinya tidak ingin merasa kelelahan karena harus menyetir.
Gunadi mengantar Anggun sampai kedalam ruangannya. Memeluk dan memberikan ciuman pada istrinya sebelum berangkat ke tambak.
"Nanti pulangnya tunggu mas ya yang."
"Iya, mas gun hati-hati."
Anggun hendak mencium tangan suaminya namun malah tubuhnya yang direngkuh dalam pelukan Gunadi dan keningnya dicium.
"Saya tidak mau dianggap ayah kamu lagi."
Gunadi berbisik kemudian mencium kelopak mata Anggun, pipi dan bibir anggun. Setelah itu meninggalkan istrinya yang masih terbengong-bengong ditempatnya disaksikan beberapa pasang mata anak buahnya.
"Pak Gun romantis juga ternyata."
Entah siapa yang berkata dan itu membuat Gunadi tersenyum. Setidaknya tidak ada yang menganggap Anggun itu anaknya. Tak masalah kan Anggun tidak mencium tangannya, yang penting penghormatan Anggun padanya tidak berubah.
"Berangkat sekarang, pak."
Aria supir Gunadi bertanya. Gunadi mengangguk sambil masih tersenyum. Aris memperhatikan majikannya itu dengan heran. Selama menjadi sopir pribadi Gunadi, baru beberapa kali ini dirinya melihat Gunadi terlihat bersinar. Pengaruh punya istri muda itu memang terlihat bedanya, lebih bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/211206811-288-k693064.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Bank / E-book / Karyakarsa
RomanceE-book bisa dibeli di sini : https://play.google.com/store/books/details?id=dcPdDwAAQBAJ Karya karsa : https://karyakarsa/Tya_SJ Saat pertama kali melihat Anggun, Gunadi Dharmahadi langsung jatuh cinta. Sayangnya dirinya sudah memiliki istri. Pertam...