2 Tahun Kemudian

192 6 0
                                    

Jakarta, 3 Januari 2017


Daun meliuk disaat kejora mulai menghilang. Mentari merah mulai terbentang di ufuk barat, tersirat cahaya kedamaian menghempaskan mimpi meraih bergantinya hari. Burung gereja pagi tak mungkin berbohong, kicauannya bertutur lisan. Kabar baik disiarkan pada seluruh semesta; gunung, laut, dan rerumputan—semua menyambut kedatangan bayi perempuan kecil yang sedang menangis disaat dunia tersenyum padanya. Gemersik dedaunan bak irama kehidupan. Ada yang lahir pada hari itu, tercatat kebahagiaan abadi menutup segala duka.

"Allahuakbar...Allahuakbar..."

Suara sang ayah mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi mungil itu, diikuti tangis haru sang ibu. Ia datang meratakan hamparan pasir yang berserakkan, membawa buih arti kehidupan yang sebenarnya. Metamorfosa diri Arsyad melihat semua ini, membuatnya menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur, meminta secukupnya, karena tahu bahagia suatu saat akan sirna; harus berdamai dengan kehidupan jika ingin peroleh kebahagiaan. Namun Bilqis, insan penuh pengharapan buah hatinya dengan Adeeva, ia pinta agar menjadi kebahagiaan yang abadi. Yang mutlak. Ketika seandainya terkatung di tengah samudra, hanya Bilqis yang mampu buat kedua manusia ini bertahan. Memikirkannya saja sudah cukup, apalagi melihat senyum kecil polos tak berdosa itu. Permata hati yang akan selalu menanti untuk berbagi kasih. Bola matanya sama seperti milik Adeeva; bercahaya, terang, memesona. Semburat titpis di bibirnya seperti milik Arsyad; jika tersenyum indah nampaknya.

Tenang Bilqis dalam belaian lembut tangan Adeeva. Hangat penuh kasih merayap meraba jiwa insannya. Teduh tatapan sang ayah, dzikir bergeming dalam hati. Berharap agar anak semata wayang selalu sehat, tumbuh kelak menjadi perempuan soleha. Allah menyanyangi Arsyad dan Adeeva, dengan berbagai cara yang tak terduga. Dipertemukan, kemudian terpisahkan, kemudian di kembalikan lagi rasa cinta, dan disatukan selamanya dengan kehadiran putri kecilnya. Allah menepiskan orang-orang yang akan menzalimi mereka, karena solat di sepertiga malam yang tak henti dilakukan, doa yang tak henti dipanjatkan agar diberikan solusi hidup terbaik, agar selalu diberi keselamatan dunia akhirat. Maka...


"Fabiayiallairrabikummatukadzibaan."

nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?

الله أكبر

Menjemput CintaMu   (Allah, Aku & Dia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang