Waktu dan Perasaan

461 31 0
                                    

"Hanya permasalahan waktu, suatu saat jika kau merasakan perasaan itu jangan memintaku memutar waktu untuk merasakan yang sama lagi."

***

Di kantin cukup ramai dengan para mahasiswa yang kelaparan. Ketiga gadis cantik ini pun masih fokus dengan makanannya masing-masing.

Selang beberapa menit, handphone Icut berdering tanda panggilan masuk. Sontak meletakkan sendok nya. Dan langsung meraih handphone nya yang memang diletakkan di meja.

"Halo, dengan Cut Alia disini."

"Di mana?"

"Di kampus Pa, kenapa?"

"Masih ada kelas?"

"Ga ada, pengen di kampus aja."


"Ikut Papa jenguk Oma. Papa udah di jalan, Papa jemput yah."


"Ga usah, Icut bawa mobil."

"Yaudah, Papa tunggu."

Wajah Icut yang tadinya sangat ceria, kini berubah. Menyadari itu, baik Laras maupun Noe tak berani bertanya.

"Guys, gue balik duluan yak." Pamit Icut, lalu menarik tas nya.

"Eh, belum abis. Mubasir." Ucap Laras yang kali ini bicara agak lembut dengan Icut.

"Lo abisin aja, bye!" Ucap Icut sambil berjalan meninggalkan keduanya.

"Hati-hati" Ucap Noe dan Laras bersamaan.

Laras kemudian memindahkan makanan Icut ke piring nya.

"Laper Ras?" Tanya Noe, heran melihat yang dilakukan Laras.

"Ngga sih, tapi lumayan." Jawab Laras di sertai cengengesannya.

"Sayang kan, dari pada dibuang. Mubasir." Lanjut Laras lagi.

Noe hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Noe heran sekaligus kagum dengan pemikiran Laras.

Entah dia Lapar atau memang tidak suka membuang-buang makanan.

***

Icut sudah memarkirkan mobilnya di depan panti sosial di mana Oma nya dititipkan. Ia masih belum kuat memijakkan kakinya lagi di sini. Entah dengan kalimat apa lagi Icut bisa membujuk Papanya agar membiarkan Oma pulang bersamanya.

Icut pernah mencoba melakukannya sendiri, tapi hasilnya sama saja. Oma kembali lagi di tempat ini.

Handphone nya kembali berdering. Icut sudah tau apa yang ingin dikatakan Papanya.

"Iya, Icut udah sampe." Ucap Icut lalu langsung memutuskan sambungan telefon begitu saja.

Saat memasuki bangunan itu, Icut di sambut beberapa penjaga di sana. Dan langsung di arahkan ke suatu ruangan.

"Kenapa Pa?" Tanya Icut tanpa basa-basi ketika memasuki ruangan itu.

Bukan Papa nya yang menjawab, tapi seorang wanita paruh baya yang juga berada di tempat itu. Menjelaskan kondisi Oma.

"Aku mau ketemu Oma." Ucap Icut, tanpa memperdulikan jawaban itu.

"Silahkan, Oma ada di kamarnya."

Pagi dan SeninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang