Prolog.

81 11 0
                                    


.
.

"Saya sayang sama kamu, Ga!"ujar Stecia lantang sambil memeluk Gigha.

Gigha menghela nafas dan memilih membalas pelukan Stecia. "Saya lebih, Ste"

setelah pelukan itu terlepas, mereka saling tatap seolah saling menyampaikan apa yang ada di hati mereka.

terlihat mata stecia berkaca kaca, "Saya nggak mau pisah sama kamu, Ga" kali ini ia mengucapkannya dengan suara yang sangat kecil dan lemah.

Gigha yang tidak tega melihat pacarnya terlihat menyedihkan seperti itu langsung menarik Stecia kepelukannya. "hei, udah ya. jangan nangis"bisiknya tepat di telinga Stecia.

ia melepas pelukannya dan menangkup sisi wajah Stecia. "nggak akan pernah ada yang pisahin kita, Stecia. itu janji saya."

Stecia menatap dalam bola mata coklat itu, seolah mencari kebohongan disana. namun yang ia temukan hanyalah ketulusan.

mereka kembali berpelukan erat, seolah saling menyalurkan kekuatan untuk menghadapi rintangan dalam hubungan mereka.

iya mereka.

mereka yang berjuang.

berjuang mengarungi jarak yang sangat jauh diantara mereka,

Keyakinan.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang