♡Happy Reading♡
.
.
."Kamu dijemput Gigha, Sayang??"tanya Mama Meiri yang kini sedang sarapan berdua dengan putrinya, Stecia. "Iya, Ma"jawab Stecia seadanya.
Tak lama, terdengar suara motor yang berhenti. Stecia segera berlari kearah pintu dan membukanya. Terlihat pemuda dengan cengiran khasnya, sesuai dugaannya itu adalah Gigha, kekasihnya.
"Morning, Babe"
Stecia tersipu mendengar sapaan Gigha, "Mo-morning too" Sedangkan Gigha sudah terkekeh. "Cie blushing"
"A-apaan sih. Ayo masuk"Gugup Stecia dan meninggalkan Gigha yang masih tertawa di depan pintu.
"Hallo Tante, Selamat pagi"Sapa Gigha pada Mama Meiri, tak lupa dengan senyum lebarnya. "Pagi, Gigha"Balas Mama Meiri sekenannya.
Gigha mengambil duduk disamping Stecia yang sedang melanjutkan sarapannya. "Gigha, Ikut sarapan ya .. Tante ambilkan"Tawar Mama Meiri.
"Enggak Tante, Gigha nggak terbiasa sarapan"Tolak Gigha dengan sopan. Namun sedetik kemudian, Gadis yang notabe nya adalah kekasihnya itu malah meraih dua buah roti yang sudah diolesi selai coklat lalu meletakkan-nya pada piring di hadapan Gigha. Siapa lagi kalau bukan Stecia.
"Makan"Hanya itu yang diucapkan Stecia. Sedangkan Gigha menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Saya kan nggak terbiasa sarapan, Ste .. "
Stecia menoleh pada Gigha dan memicingkan matanya, "Makan atau saya berangkat naik taksi?"Gigha langsung melahap dua buah roti itu dengan cepat.
Dia selalu kalah, dengan ancaman ..
Kekasihnya, Stecia.
♥♥♥
Setelah drama sarapan di rumah Stecia, kini kedua anak manusia itu sudah sampai di sekolah. Berjalan di koridor dengan tangan yang saling menggenggam dan senyum terukir di bibir keduanya.
"Gimana .. Enak kan sarapan??"Celetuk Stecia tiba tiba dengan tetap disertai senyum manisnya.
Tangan Gigha yang menganggur ia gunakan untuk mencubit pelan pipi kekasihnya itu. Stecia, Sangat imut menurutnya. "Iya deh. Mulai sekarang mau sarapan. Sesuai keinginan kamu, Stecia"
Bukannya bagaimana, Stecia malah terkekeh atas ucapan Gigha. "Hahaha .. Gigha kamu buat saya baper terus"
"Nggak apa apa dong, supaya kamu makin suka sama saya"Jawab Gigha memeletkan lidahnya.
"Gigha! nyeb--"
"WOI, PACARAN TEROS"
Ucapan Stecia tiba tiba terpotong oleh orang yang tiba tiba datang, dan mengageti mereka berdua.
"Astagfirullahalazim. Reza .. mau buat gue mati muda, lu??"Tanya Gigha sembari mengelus dadanya yang berdetak lebih cepat.
Reza menyela ditengah tengah Stecia dan Gigha, dan merangkul pundak keduanya. Membuat tautan tangan mereka berdua terlepas. "Haha .. Sorry, Bro"
"Kaga usah rangkul rangkul pacar gue"Kata Gigha sarkastik. "Sensi amat lu, kek cewek pms"Balas Reza bergurau.
"Gigha, jangan marah. Masih pagi."Peringat Stecia. "Ya bukan salah saya dong, Ste. Kan Reza yang salah"Jawab Gigha dengan nada yang kembali lembut, membuat Reza berdecak. Melihat tingkah bucin sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen FictionStecia mencintai Gigha. Gigha mencintai Stecia. Tapi, apakah Tuhan mereka merestui cinta mereka? . . . "kamu seperti hollywood. terlihat dekat, namun nyatanya sangat jauh."-Stecia "kamu nyata. tetapi seperti ilusi dalam hidupku."-Algigha slow up~