♡Happy Reading♡
.
.
."Saya sakit, Stecia." ucap Gigha seadanya karena memang saat ini ia sedang demam, mungkin karena kehujanan setelah mengantar Stecia pulang kemarin, dan sekarang bunda nya tidak mengizinkan Gigha untuk masuk sekolah.
Stecia, gadis itu tentunya terkejut dengan ucapan pacarnya di seberang telepon, "Karena nganterin saya pulang kemarin ya?!"
"Enggak. Kecapekan aja mungkin, nggak perlu khawatir ya."
"Pokoknya nanti pulang sekolah saya langsung kerumah kamu, Gigha!" kekeh Stecia yang saat ini sedang sangat khawatir dengan keadaan pacarnya itu.
Bukannya apa, Gigha malah terkekeh, "Terserah kamu, yang penting sekarang kamu sekolah yang serius dulu. Nanti kalau ada PR kamu bisa kasih tahu saya ... Jawabannya"
"ITU MAH MAUNYA KAMU!!" Amuk Stecia saat mendengar kata terakhir yang diucapkan Gigha, membuatnya sebal sekaligus tersenyum geli, bahkan saat laki laki itu tidak disampingnya masih saja bisa membuat Stecia tersenyum.
Gigha tertawa lepas di seberang telepon, "Kamu marah pasti imut banget. Nyesel, nggak di samping kamu, nggak bisa lihat bidadari kalau marah."
"KA--"
tut tut tut
Pipi Stecia kini seluruhnya merona karena gombalan Gigha, kekasihnya yang menyebalkan dan tampan itu. Baru saja Stecia hendak memberikan amukannya Gigha malah mematikan sambungan teleponnya, yang lagi lagi membuat Stecia kesal sekaligus tersenyum dan kini ditambah jantungnya yang berpacu cepat.
"Gue sudah gila .."
♡♥♡
"Lo beneran nggak menjenguk Gigha? Kata Stecia temen lo itu lagi sakit," Tanya Bella dengan nada yang lumayan keras agar Reza mendengarnya, karena sekarang ia sedang di bonceng oleh Reza menaiki motornya dan jalanan yang lumayan ramai.
"Enggak, nanti malam aja. Gue nggak mau jadi nyamuk antara Stecia dan Gigha." Jawab Reza dengan sedikit berteriak juga, dan membuat Bella tertawa.
"Lo benar, mereka berdua kalau udah ketemu berasa dunia milik sendiri dan yang lain ngontrak." Reza juga tertawa mendengar coloteh gadis yang sedang diboncengnya ini.
Tadi saat pulang sekolah Reza menemukan Bella yang berdiri di depan gerbang sekolah sambil terus berdecak kesal, Stecia sudah pamit duluan karena buru buru kerumah Gigha, alhasil Bella menunggu sendirian di gerbang sekolah. Dan Reza, laki laki itu menghampiri Bella dan menawari gadis itu tumpangan.
Awalnya Bella menolak karena mengingat jika Reza sudah punya gebetan, tetapi karena laki laki itu yang terus memaksa akhirnya Bella ikut juga.
"Jadi dimana rumah lo??" tanya Reza tetap memandang serius jalanan di depannya.
Bella mendekatkan wajahnya ke pundak laki laki yang sedang memboncengnya ini, "Ngapain lo tanya rumah gue? Mau maling ya?!"
Reza yang awalnya tetap serius mengendarai motornya kini dibuat melongo tak percaya dengan jawaban Bella, "Kalau gue nggak tahu rumah lo gimana gue ngantar lo pulang? Atau mau lo, gue bawa pulang ke rumah gue??"
Gadis berambut pendek itu memejamkan matanya dan meringis pelan, meresapi kebodohannya yang sangat natural. "Rumah gue di Jalan mawar biru, rumah nomor 16. Udah, lo fokus ke jalan aja, jangan ajak gue ngobrol mulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Teen FictionStecia mencintai Gigha. Gigha mencintai Stecia. Tapi, apakah Tuhan mereka merestui cinta mereka? . . . "kamu seperti hollywood. terlihat dekat, namun nyatanya sangat jauh."-Stecia "kamu nyata. tetapi seperti ilusi dalam hidupku."-Algigha slow up~