29. I Hate U

240 39 0
                                    

Lino menyusuri setiap ruangan di sekolah tetapi belum ada tampak keberadaan Ana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lino menyusuri setiap ruangan di sekolah tetapi belum ada tampak keberadaan Ana. Gadis itu bolos dua jam mata pelajaran terakhir.

Ana mengambil ponsel dalam saku celananya. Mencari nama kontak Ana. Lino mencoba menelfon gadis itu, " Please.. Angkat... "

Sambungan telfon terputus, Ana tak bisa di hubungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambungan telfon terputus, Ana tak bisa di hubungi. Lino merasa cemas dengan keberadaan Ana yang tiba-tiba menghilang tadi. Lou dan Della juga bertanya-tanya keberadaan Ana karena terakhir kali mereka tau bahwa Ana meninggalkan Chan sendirian di kantin.

Ada satu tempat yang belum terjamah Lino yaitu toilet wanita. Toilet di sekolah ini ada banyak jadi Lino mengecek semua satu persatu. Tanpa berpikir panjang Lino masuk ke setiap toilet. Ia berani masuk karena kini sudah jam pulang makanya sepi.

Di toilet terakhir Lino dapat mendengar suara rintihan minta tolong dengan isakan tangis, toilet ini bertanda rusak tetap saja Lino dobrak dari luar dan berhasil masuk. Di dalam toilet terdapat banyak pintu kemudian ia buka satu persatu hingga pada pintu ujung yang tergembok disana jelas terdengar isakan. " Na! Lo di dalam kan? Jawab gue!!... " Teriak Lino dari luar pintu dan yang terdengar hanya suara tangisan bukan jawaban.

Ia mencoba mendobraknya dengan sekuat tenaga tetapi tetap saja tak terbuka, tak semudah ia mendobrak pintu utama toilet ini. Lino tampak terlihat pasrah, matanya tak bisa diam memandangi setiap sudut ruangan kemudian pandangannya mendapati sebuah palu yang berada di belakang pintu toilet.

Tangan Lino meraih palu tersebut kemudian di ayunkan memukul slot pintu yang digembok hingga rusak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Lino meraih palu tersebut kemudian di ayunkan memukul slot pintu yang digembok hingga rusak. Dengan sigap ia mendorong pintu setelah memberi aba-aba Ana untuk mundur dari pintu, setelah terbuka ia menatap sendu sahabatnya. Baju Ana robek dibagian tertentu, rambutnya berantakan, serta wajah yang lebam di beberapa bagian.

Lino menarik Ana ke dalam pelukan menghamburkan tangisan bersama. " Siapa yang lakuin ini ke elo Na? " Tanya Lino dengan emosi yang membludak.

" Bukan siapa-siapa, lo pasti gak akan mampu ngeliat pelakunya. "

" Gue gak perduli siapapun itu, bakal gue hajar karena udah nyakitin lo sampai begini! "

Jemari mungil Ana mengusap air mata Lino, " Udah jangan nangis, masih hidup kok gue. " Bujuknya.

Bujukan terhadapnya tak dapat dialihkan, Lino segera menahan jemari Ana yang tadinya menyeka air mata dirinya menjadi sebuah genggaman erat. " Jawab gue Na, gue mau lo jujur sekarang. Siapa yang bikin lo sampai kek gini? Lo tau gak hati gue nyeri liat lo sakit begini. " Ana di tatap tajam oleh Lino, pria itu meminta jawaban sebenarnya.

" Tapi sebelum ini gue juga udah hancur No! "

" Siapa yang ngehancurin lo? " Tanyanya serius.

Ana menatap serius Lino. " Lo sendiri. "

Lino tertuduh, ia kelabakan bingung. Selama ini ia tak melakukan apapun pada Ana, bahkan mereka jarang berinteraksi. " Salah gue apa?? " Tanya Lino kebingungan.

" Lo udah bikin hancur perasaan gue untuk kesekian kali! " Ujar histeris Ana.

" Gue dulu suka lo tapi lo nya suka cewek laen. Asal lo tau, pelakunya itu sebenarnya orang yang sering lo bangga-banggain di depan gue! " sambungnya.

Lino mencerna semua ucapan Ana. " Dia Chelsea, pelakunya! " Ujar Ana bergetar.

Pria itu melepaskan genggaman tangan mereka berdua, matanya membulat kosong bahkan Lino masih terkejut mendengar ucapan Ana. Ia terdiam membeku di tempat dan tak bisa berkata apa-apa. Lino masih bergelut dengan pikirannya sendiri, jujur ia terkejut dan masih tak percaya akan kebenaran yang di ucapkan Ana.

" Jadi lo yakin mau hajar pelakunya? Gue yakin pasti lo gak akan sanggup... " Ujar Ana yang memecahkan lamunan Lino.

" G--Gue gak bisa. " Lirih Lino pelan.

Hanya itu yang Lino ucap. Ana masih bisa mendengar satu kalimat dari mulut Lino dengan jelas. Seketika tangisan Ana pecah saat Lino meninggalkan dirinya di toilet seorang diri.

" Jahat lo No! " Sesal Ana, ia masih terduduk lemas di lantai toilet.














" Jahat lo No! " Sesal Ana, ia masih terduduk lemas di lantai toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



I hate u, No!


From Friends To Lovers [FFTL] - Lee Know ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang