25. U Snatched Mine Again

207 43 2
                                    

Gue meraih jaket yang menyangkut di sandaran kursi, niatnya mau gue kembalikan tapi langsung gue pakai saja jaket Chan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue meraih jaket yang menyangkut di sandaran kursi, niatnya mau gue kembalikan tapi langsung gue pakai saja jaket Chan. Cowok itu sibuk tampaknya nanti saja mengembalikan.

Niat awal gue mau bertemu dengan Chan akhirnya terjadi, urusan mengembalikan jaket gue undur yang penting bertemu dengan pemilik nya dahulu.

Niat awal gue mau bertemu dengan Chan akhirnya terjadi, urusan mengembalikan jaket gue undur yang penting bertemu dengan pemilik nya dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue menghampiri dia, " Chan.. " Panggil gue tersenyum.

" Kenapa gak langsung pulang, yang? " kata dia menghampiri gue.

" Gak ada yang bisa anter ataupun jemput aku.. " Keluh gue memanyunkan bibir sampai di tarik Chan membuat gue terkekeh. " Yaudah mau di anterin sama aku atau sama kang ojek? "

" Kang ojek aku kan kamu Chan ehehe.. "

" Iya.. Ntar habis ini aku antar pulang, kamu yakin mau nungguin aku? " Tanya Chan dan gue mengangguk.

Tiba-tiba ada yang menyita perhatian gue, suara cewek berdeham. Gue memiringkan badan agar bisa melihat wujud orang yang berdeham di belakang punggung Chan.

Ternyata Chelsea, nenek lampir.

Chan menoleh ke belakang, " Kenapa Chel? "

Chelsea tersenyum, " Kerjain tugas lo sono, jangan pacaran terus! " Gue mendengus kesal mendengarnya.

Cowok itu mengusak pelan kepala gue,  " Mau ikut gak? "

" Mau dong-- " Seru gue yang langsung menggandeng lengan Chan.

" Ck. " Suara decakan itu berasal dari belakang, Chelsea. Jarak kita gak jauh cuma sejengkal saja makanya gue bisa mendengar cukup jelas.

Gue mendudukkan diri di atas sofa depan meja Chan, gue menatap datar Chelsea yang menempel pada Chan. Kesal, gak suka. Gue gak mau orang yang gue sayang jatuh pada orang yang sama apalagi gadis licik seperti dia.

Dengan sengaja gue berjalan mendekati Chan yang sibuk berkutat dengan tugasnya, gue berjalan ke belakang Chan melingkarkan tangan gue ke leher dia, membuat Chan menoleh. " Kenapa? Kamu bosen, mau pulang yah? "

" Nanti, kamu lanjutin aja tugasnya. " Suruh gue ke dia, gue menaruh dagu di bahu lebarnya sesekali memperhatikan apa yang dikerjakan Chan dan menatap wajah seriusnya. Chelsea yang mulai menjauh dari Chan melirik gue sinis.

Chan menggelengkan kepala heran melihat tingkah gue, gak lama gue bergeser sedikit dari Chan kalau kelamaan pegal dalam posisi seperti itu. Cowok gue peka hingga menyuruh gue duduk kembali di sofa. " Gak mau! " Rengek gue.

" Biasanya kalau udah begini artinya kamu ngantuk, jangan gemes terus ahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Biasanya kalau udah begini artinya kamu ngantuk, jangan gemes terus ahaha... " Dia melepaskan pegangan gue lalu menyuruh duduk ke sofa.

" Lah tugas kamu gimana? " Dia menunjuk Chelsea yang membuat gue menukik sebelah alis.

" Iya kan.. Ada Chelsea yang bantuin aku, kamu tidur aja dulu. " Kata dia sembari mengelus surai gue, rasa kantuk mulai menyelimuti membuat gue memejamkan mata tertidur.















***

Gue terbangun dari tidur, masih berada di sofa ruangan yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue terbangun dari tidur, masih berada di sofa ruangan yang sama. Dengan posisi tidur menghadap meja Chan.

Indra penglihatan gue masih buram ketika bangun tidur, sehingga gue mengucek sebentar kedua mata. Gue merubah posisi menjadi duduk terus mengamati sekitar, ruangan ini kosong membuat gue kaget kebingungan mencari keberadaan Chan.

Ruangan ini hanya ada gue, tetapi Chan tak berada di sini padahal gue sudah menunggu beberapa menit dari bangun tidur barusan. Gue sudah berpikir kalau gue di tinggal Chan pergi, lihatlah meja di ruangan itu sudah rapi.

Tas selempang yang berada di tepian sofa gue raih lalu memakainya. Saking kesalnya gue berjalan keluar dari ruang OSIS dengan menghentakkan kaki kasar.

Di sepanjang lorong sekolah yang sepi gue mengoceh sendirian, gue menghela nafas berkali-kali saking kesalnya. Mikirin Chan sedari tadi. Tas saja gue jinjing sampai terseret beberapa kali di lantai, jalan saja masih linglung dan penuh kekesalan.

" Huftt-- "

Perut gue tiba-tiba bergemuruh minta makan, " Jahat banget sumpah! Chan kenapa lo ninggalin gue sendiri di sekolah anjir?! "

" Awas aja lo besok, gue ngambek! Mana laper banget nih perut!.. " Gerutu gue di sepanjang jalan.

Perut gue jadi sakit, kayanya maag gue kambuh." Arghh! Gue kesel sama lo! " Tak terasa gue sampai di lapangan sekolah saking banyak mengomel.

Tujuan gue ke lapangan memang sengaja soalnya sebelum pulang gue mau marah-marah gak jelas disini karena sepi, tapi sepertinya akan gue urung. Gue melihat hal yang tak gue inginkan malah terjadi.

Air mata gue mengalir tanpa ijin membasahi wajah, dada kiri gue mendadak sakit dan nyeri. Gue gak tahan melihat mereka.


" Gue benci. " Gumam gue.

























Mengapa orang yang gue sayang dan gue percaya malah menghancurkan kepercayaan gue?


I don't know, but know my heart is broken. Again...





From Friends To Lovers [FFTL] - Lee Know ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang