Me // Ch. 9

16 6 0
                                    

Selamat menunaikan Ibadah puasa ya para readers ku tercinta bagi yang menjalankan. ( ̄3 ̄).

***

'perjalananku di mulai dari sekarang!' batin Tasya yakin.

***

"tunggu-tunggu-tunggu" ujar Randy dengan wajah berpikirnya, "tadi kalian ngomong pake 'adek' sama 'abang'kan? Apa jangan-jangan! Kalian tunangan!" Randy berujar dengan semangat 45.

"tunangan apaan?! Ngaco lu Ran!" ucap Kevin agak berteriak.

"iya yah??" ujar Randy dengan wajah sok polos nya sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"jadi kalian sodara?? Kakak adek??" tanya Kevin mewakili sahabat tercintanya. Randy.

Bryan pun menatap ke arah Tasya dengan wajah nya yang seakan mengisyaratkan 'gimana nih?'. Tasya pun hanya menganggukkan kepalanya lemah seakan-akan memperbolehkan Bryan untuk menceritakan nya kepada Kevin dan Randy.

"hufftt," hembusan nafas kasar keluar dari mulutnya dan terdengar jelas di ruang UKS, "iya-gue sodara an sama Aca," lanjut Bryan lirih.

"tapi-tapi, dia nerd" ujar Randy dengan centilnya.

"dia fake nerd goblo!" Natya berujar dengan tangan yang berkacak pinggang.

"artinya si Aca eneng cantik dong," kali ini buaya kelas kakap yang bicara. Kevin.

"awas lo ganggu dia! Gue gampar ampe mampus!" ucap Bryan penuh dengan aura melindungi Tasya.

Ceklek...

"woy what's up bro! Lama amat! Tadi neng Natya udah duluan masuk ke sini," ucap Randy sembari merangkul Rezel. Rezel pun hanya menampilkan tampang datarnya.

"hoi! Lu ketinggalan story yaaaaa??" ujar Kevin sambil menunjuk wajah datar Rezel dengan telunjuk nya.

"apaan?" sahut Rezel dengan nada sinis.

"mereka-" potong Kevin dengan dramatis.

"mereka sodaraan bang," ucap Natya yang di hadiahi tatapan melotot dari Kevin.

"pan harusnya gue yang ngomong Natya yang cantik" ujar Kevin dengan geram.

"ape? Pengen marah? Sini lu! Berantem elahh. Belom pernah ngerasain bogeman gue sie," ucap Natya dengan percaya diri sembari membuat kuda-kuda.

"berantem aje sana! Di lapangan basket! Di sini UKS! Lu kira ini ring tinju ape?!" ujar Randy dengan tampang angkuhnya.

"bang-Aca pengen sendiri" lirih Tasya yang membuat ruangan seketika hening.

"owh oke",

"ambilin Aca cermin juga",

Bryan pun langsung mengambil cermin yang ada di atas nakas dengan pikiran yang bertanya-tanya.

"nih" Bryan menyodorkan cermin itu pada Tasya,"buat apa dek?" tanya Bryan setelah memberikan cermin itu pada Tasya.

"Lily" sahut Aca menatap Bryan dengan tersenyum.

"Oo" Bryan hanya ber 'oh ria.

'dia cantik kalau tersenyum begitu' batin Rezel. Tanpa Ia sadari ternyata ada garis lengkungan terlukis indah di wajah nya yang membuat semua mata memandangnya. Sontak membuat Tasya malu, karena Tasya merupakan seorang mind reader (baca chap. 2).

"Seorang Rezel yang terkenal dengan sifat cool dan flat nya sekarang senyum gezz," celetuk Randy yang membuat Rezel sadar dan menghentikan senyuman yang bagi Rezel itu memalukan.

Adventure and MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang