"karena semua udah setuju dan papah anggap sepakat. Kita akhiri acara makan malam hari ini. Good night my prince and my princess have a nice dream" Tn. Anderson berujar lalu menaiki tangga menuju kamar nya yang berada di lantai 3.
"thanks pah, mah" kami bertiga beranjak dari kursi menuju kamar masing-masing dengan pikiran masing-masing jugak.
----------------------------
Author POV
Tak terasa sekarang sudah pukul 11.45 malam, Tasya masih berkutat dengan laptop dan Hp nya. Ia masih terjaga karena ada pekerjaan yang penting dari berbagai cabang perusahaan Nast Corp. Entah berapa lama Tasya berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di ruang kantor pribadinya.
Tasya yang merasa sangat mengantuk pun berjalan gontai ke arah kasur nya. Sebelum terlelap Tasya menengok kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 02.35 pagi. Setelah menengok jam di dinding kamar nya itu, Tasya pun langsung menghempaskan badan nya ke kasur dan langsung menjelajahi dunia mimpi.
Disaat Tasya membuka matanya, Ia sedang berdiri di hamparan pasir putih seperti di mimpi sebelum nya.
'ah, aku kembali lagi kesini tapi gimana cara nya manggil perempuan kemarin?' batin Tasya.
"aku disini Yang Mulia" ucap perempuan cantik di mimpi Tasya sebelum nya.
"nah karena kau sudah ada disini, bagaimana kalau kau cerita kan saja mengapa aku bisa di panggil dengan embel-embel 'Yang mulia' ataupun 'Tuan Putri'?" Tanya Tasya meminta penjelasan.
"jadi begini anda adalah seorang putri dari kerajaan Sapphire. Kerajaan Sapphire adalah tempat tinggal anda yang muli..."
"jangan panggil aku dengan embel-embel 'Yang Mulia'. Cukup Tasya atau Aca itu lebih baik" ucap Tasya memotong pembicaraan perempuan itu dengan tatapan tidak suka.
"Baiklah Yang Mu.."
"ekhem" deheman dari Tasya menyadarkan perempuan itu.
"Baik Tasya" cicit perempuan itu.
"nah begitu lebih baik" ujar Tasya dengan menampilkan senyum puasnya. "sebelum kau melanjutkan cerita, lebih baik kau memperkenal kan diri. Karena aku terlalu penasaran sampai-sampai aku lupa menyuruh mu memperkenalkan diri" Lanjut Tasya sambil terkekeh diakhir kalimatnya.
"namaku Rossie Lilyara Collins. Kau bisa memanggilku apa saja asal jangan panggil aku Oli" ujar nya. Kita sebut saja ia Lily.
"boleh aku tau umur mu? . Sepertinya kau setahun lebih tua dariku" terka Tasya.
"kalau umur ku yang pasti aku tidak tau. Tapi menurut kalender sihir umurku sekitar 317 tahun" pernyataan yang di ucapkan Lily membuat Tasya terperangah.
"umur kita berbeda 300 tahun. Wah Admirable tak kusangka umur mu sangat tua. Tapi mengapa kau masih terlihat seperti berumur delapan belas tahun? " tanya Tasya lagi sambil menunjukkan wajah penasaran nya.
"kalau awet muda itu bisa jadi iya. Kalau di katakan makhluk abadi, tidak. Jadi kami ini termasuk bangsa yang memang dikenal sebagai kaum yang umur nya relatif panjang. Tapi kami tetap akan mati, tapi kami mati tidak seperti manusia. Kami akan kembali bereinkarnasi. Setelah kami mati kami akan mengkristal dan saat mengkristal itulah para generasi muda kaum kami membawa kristal kami untuk disimpan di hati seorang bayi kaum kami. Dan secara otomatis bayi itu akan menjadi kami. Ya,kami. Siklus nya terus berputar dan hanya kami yang hidup. Karena kaum kami sudah sangat sedikit jumlah nya dari kaum lain. Dan juga kami termasuk kedalam kaum yang suci seperti kaum Fairy. Kami juga sejenis dengan Fairy tapi ukuran badan kami lebih besar dan tidak mempunyai sayap" cerita itu terdengar seperti dongeng penghantar tidur oleh Tasya. Melihat Tasya melamun seperti sedang memikirkan ceritanya itu, Lily segera menepuk pelan tangan Tasya hingga Tasya sadar.
![](https://img.wattpad.com/cover/207284017-288-k271148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure and Magic
Fantastik"Kita harus cari mahkota itu sekarang!" Tasya berujar sambil menatap lawan bicara nya tajam. "Sabarlah. Aku sedang memikirkan caranya, jika kita pergi tanpa rencana dan strategi kita akan habis." jawab Rezel dengan wajah sedikit frustasi. "Tidak s...