Bully? //Ch. 4

20 6 1
                                        

Tasya dan Bryan pun tak menghiraukan percakapan busuk para murid. Kalau saja Tasya tidak menjadi Fake nerd, pasti sudah kena bogem semuanya. Setelah perjalan yang cukup panjang Tasya dan Bryan pun sampai di ruangan yang bertuliskan KepSek RIHS. sebelum masuk Tasya terlebih dahulu bicara dengan abang nya.

"bang.... "

---------------------------------------------

"bang...." ucap Tasya lirih.

"apa Ca? Gamau jadi Fake nerd? Yaudah ganti cepet" ucap Bryan beruntun.

"iihhh ga gitu. Mending abang jauh-jauh sama aku kalonya abang ga mau aku kena masalah. Apalagi tadi di koridor katanya ada tukang bully" ucap Tasya mantap.

"abang usahain beb" ujar Bryan sambil mengacak rambut Tasya pelan.

Setelah berbicara dua insan itu pun mengetuk pintu. Tapi yang masuk hanya Tasya. Kenapa? Karena Tasya ingin memantau apakah kinerja Kepala Sekolah disini bagus atau tidak. Kalau bagus dipertahankan kalau tidak ya...tinggal pecat.

"pe-per misi pa-pak" Tasya berpura-pura gugup.

"kamu murid baru disini kan? Hahaha sangat lucu. Berani juga. Kalau kamu di bully anak saya baru tahu rasa. Kamu dekil banget. Tapi anehnya kamu daftar nggak beasiswa. Pasti anak haram hahahaha" ejek Pak Kepala sekolah yang bernama Tn. Vincent Pramana.

"Tuan Vincent Pramana" gumam Tasya tapi masih dapat dengar Tn. Vincent.

"kenapa kamu panggil saya dengan suara begitu?!!" bentak Tn. Vincent.

"tidak apa-apa pak cuman mau tau nama bapak. Btw Kelas aku dimana pak? Dari tadi ngejek mulu" sewot Tasya dengan kekehan diakhir kalimatnya.

"berani kamu ya! Kelas kamu XI Mia 2! Sana pergi dasar anak kurang ajar! " bentak Tn. Vincent lagi tapi ini lebih keras.

Tasya keluar dengan wajah yang sangat lesu. Bryan yang merasa ada perubahan diwajah Tasya pun memegang wajah Tasya.

"lah kok? Perasaan tadi muka kamu nggak kusut. Tadi perasaan muka nya semangat banget. Lah kenapa kusut? Mesti disetrika ini" ucap Bryan dengan keponya.

"apasie bang. Aca tadi udah nelusurin ternyata kepsek ini yang bermasalah. Masa aku masuk langsung diledekin. Dikatain anak haram pula. Astaga! Tu bapak satu harus gue pecat. Tapi Aca mau ngejalanin permainan Aca dulu" ucap aca dengan senyum miring andalannya.

"astagaa serem Ya Lord! Itu muka di kondisikan astaga! " ujar Bryan yang membuat Tasya terkekeh.

"Udah ah aku mau ke kelas dulu, mending abang ke kelas. Udah mau masuk nih" ujar Tasya sembari mendorong badan Bryan.

"iya beybbb" sebelum pergi Bryan mengecup pipi Tasya pelan.

"abaaaaaang!!" teriak Tasya dengan wajah yang merah padam menandakan ia malu sekaligus marah dengan manusia jadi-jadian yang sangat ia sayangi itu.

Skip»»
Di koridor kelas IX.

Tasya POV

'dimana sie kelasnya?!'
'sumpah diliatin orang mulu! Kalo ada Keysha ama Zara udah gue gampar semua yang liat gue sebelah mata' batin gue sambil nge geram.

'eh liat tuh murid baru si nerd'

'paling-paling anak beasiswa'

'lu kali yang beasiswa!!'

'yaiyalah anak beasiswa mana ada anak kampung bisa masuk RIHS. Ini kan sekolah elite'

'dasar pantat panci! Gue sentil pake
Kelingking terbang lu'

Adventure and MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang