Sherly duduk bersila dipinggir lapangan dengan tangan yang memegang banyak batu kerikil dan selalu ia lempar jauh jika merasa diri nya kesal.
"Gimana gue mau latihan gitar kesayangan gue aja gatau kemana!" Sherly melempar batu
"Ditambah gue harus cari partner buat duet, udah H-3 tapi gue belum dapet juga!" Sherly melempar batu lagi
"Ish tau ah kesel!" Sherly melempar semua batu nya
"AKHHH!" Teriak Sherly nyaring di stadion mini
Setelah berteriak Sherly terisak seraya menunduk, hati nya belum tenang masalah nya belum terselesaikan.
Di belakang Sherly berdiri Sam yang bersedekap seraya menampilkan senyum manis nya, sejak dari awal Sherly mengeluarkan uneg-uneg nya sampai berteriak Sam sudah berdiri di belakang nya.
Sam berjalan menghampiri Sherly, setelah berdiri disamping nya ia duduk bersampingan ternyata Sherly masih belum sadar dengan kehadiran Sam.
Mendengar isakan yang semakin menjadi Sam lebih mendekat dengan Sherly lalu ia tuntun kepala Sherly ke dada nya agar terisak disana saja dan didekap lah, mendapat perlakuan seperti itu membuat Sherly mendongkak, setelah ia tau siapa pelaku nya ia semakin membenamkan kepalanya di dada pemuda itu seraya makin terisak.
Di usap nya lembut rambut Sherly, tak sadar Sam pun mengecup lama pucuk kepalanya, aroma wangi vanilla menyeruak di penciuman membuat Sam merasakan nyaman.
Setelah merasa lebih tenang Sherly menegakan tubuhnya
Seraya menghapus sisa air matanya,"Udah lebih tenang hm?" Ucap Sam lembut seraya mengusap rambut Sherly
"Udah, makasih ya-" ucapan Sherly terhenti karena ia tak tau nama pemuda itu padahal mereka sudah sering bertemu
"Gue Samudra Martin William, lo bisa panggil Sam, salam kenal Sherly."
Mereka berjabat tangan dengan Sherly yang masih menampilkan raut kekagetan nya.
"Hai Sam, lo tau dari mana nama gue?"
"Gue sahabat Sharlo abang lo!"
"Wah oh ya padahal awal pertemuan lo bonyok Sama dia hehe," kekeh Sherly
"Rahasia tuhan kita gak pernah tau dan siapa tau kedepan nya bisa aja lo jadi istri gue!" Sam tertawa geli karena ucapan nya sendiri
"Haha ya masih bisa jadi pertimbangan!"
Mereka tertawa karena ucapan mereka sendiri yang sudah berpikir terlalu jauh.
Sherly mulai meredakan tawa nya, pusing sudah menyerang kepalanya penglihatan nya pun sudah mulai kabur, ia tau pasti ini efek karena kemarin dan hari ini dia tidak meminum obat nya karena tertinggal di nakas kamar nya.
Sam menghentikan tawa nya saat melihat wajah sherly yang memucat, dia mulai memengangi kepala, apakah dia pusing?
"Sher, you okey?" Tanya Sam mulai panik melihat wajah Sherly makin memucat
Sam menangkup pipi Sherly, terlihat jelas matanya mulai tertutup yang membuat Sam tambah panik yaitu hidung Sherly mengeluarkan darah. Tanpa membuang waktu ia menggendong Sherly ala bridal style menuju parkiran
Dimana mobilnya diparkirkan.