Hal yang pertama kali terlintas dalam benakku setelah mendapat panggilan tiba-tiba dari Becca adalah menghubungi Liam. Aku rasa dia adalah orang yang tepat untuk kuajak bicara mengenai hal ini sebab dialah orang yang terlibat langsung dalam kasus pelecehan tersebut.
Sejak telepon itu kuterima beberapa jam yang lalu, pikiranku langsung berasumsi jika ada yang tidak beres dengan kasus tersebut. Persidangan yang dilakukan secara tertutup pun menjadi bukti kuat jika mungkin ada orang lain di balik ini semua. Hal itu jelas membangkitkan instingku dan mulai mengambil langkah untuk menyelidikinya. Tetapi sayangnya kini aku tidak memiliki kekuatan apa pun. Oleh sebab itu, membicarakannya langsung dengan Liam adalah pilihan yang pas.
Aku sudah membuat janji dengan Eric. Beruntung sekali karena Liam bersedia untuk menemuiku.
Malam ini aku berpakaian seadanya. Hanya mengenakan jeans denim dan sweater berlengan panjang. Rambut sepunggungku pun kuikat membentuk ekor kuda. Kupoles make up tipis di wajah untuk membuatku terlihat lebih segar.
Baru saja aku membuka pintu kamarku, suara berisik dari arah dapur menarik perhatianku. Dua orang pria berbadan besar tengah mengangkat kulkas dan membawanya keluar apartemen.
Dahiku sontak mengernyit penuh kebingungan. Namun, saat aku berjalan menuju pintu depan dan melihat ibuku sedang menerima beberapa lembar dolar dari salah satu pria tersebut, aku pun paham jika ibuku baru saja menjual kulkas kami.
"Kau menjualnya?" tanyaku dengan nada tak suka yang begitu kentara.
Ibu menoleh ke arahku setelah dua pria berbadan besar tersebut berlalu meninggalkan apartemenku bersama kulkas yang dibawanya dari dalam.
"Aku butuh uang, Shopie," jawabnya dengan santai sembari menyalakan rokok di tangannya.
"Kau benar-benar tidak waras, Ma," tukasku penuh amarah. Kini aku sadar apa yang membuat kartuku tidak bisa digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran. Semua habis oleh ibuku.
"Kalau kau tidak ingin aku menjual barang-barang di rumah, bekerjalah lebih giat lagi dan berikan aku uang yang banyak." Ibu melambaikan tangannya seolah menyuruhkan untuk pergi. Dia lalu berjalan melaluiku sambil menghisap rokoknya, tampak tak merasa bersalah sama sekali.
Aku menelan ludahku semata-mata untuk menahan gejolak emosi yang mulai meledak-ledak di dalam dada. Bagaimanapun juga, wanita itu masihlah ibuku dan aku masih memiliki sopan santun dengan tidak memakinya.
"Aku sudah dipecat. Jadi, tolong, berhematlah sedikit," ucapku pada akhirnya. Membeberkan fakta yang tak ibuku ketahui sebelumnya.
Tiba-tiba ibu menghentikan langkahnya lantas menyorotku dengan mata yang berkilat marah. "Siapa yang menyuruhmu untuk dipecat, hah?! Kau benar-benar tidak tahu diuntung. Bekerja saja tidak becus!" semburnya dengan suara yang menggelegar.
Sejak dulu, aku sudah terbiasa dengan caci maki ibuku sendiri. Seharusnya aku sudah tidak sakit hati lagi dengan perkataannya, tetapi yang aku rasakan selalu kebalikannya. Hatiku berdenyut tiap kali ibu melontarkan kalimat rendahan seperti itu padaku. Aku seperti tak masalah jika orang lain yang mengatakannya, tetapi berbeda jika ibuku yang melakukannya. Aku tak akan pernah terbiasa.
Alhasil, aku hanya menelan rasa sakit itu seorang diri. Untuk melawan pun aku tak berdaya sebab posisiku di sini masih seorang anak yang tak berhak membalas makian ibuku dengan hal yang serupa. Aku tidak ingin jadi durhaka.
Dan yang kulakukan saat ini adalah bergegas meninggalkan ibuku. Tak kuhiraukan teriakannya yang bolak-bolak memanggil namaku. Berdebat dengannya pun percuma. Jadi, jalan satu-satunya adalah lari.
Begitu sampai di bawah, aku bingung dengan apa aku harus pergi ke penthouse Liam. Uangku tak cukup untuk membayar taksi. Kalau tahu begini, seharusnya aku meminta untuk bertemu di sekitar apartemenku saja supaya aku bisa berjalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Kissed a Billionaire
RomancePertemuan tak terduga antara Shopie Pillsbury dengan billionaire tampan, Liam Wilde mengubah hidup gadis itu menjadi lebih rumit, dan mau tak mau menariknya masuk lebih dalam ke kehidupan sang billionaire. *** Tujuh tahun yang lalu, Shopie Pillsbury...
Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir