CHAPTER 8|| MENGAGUMIMU

1K 176 43
                                    

~~

"Setidaknya biarkan aku terus mencintaimu dalam diam, meskipun aku tau perasaan ini tak terbalaskan dan mungkin salah."

~Love in silence

Pagi ini Syeila terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Syeila terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Dengan sigap ia mengambil handuk dan bergegas mandi.

Setelah hampir 20 menit ia telah siap dengan seragam putih abu-abu kebanggaannya. Ia menuruni tangga dengan senyuman yang terus merekah dari bibir mungilnya.

"Selamat pagi, Kak," ucapnya ketika melihat kakaknya yang sudah rapi dengan seragam kantornya.

"Selamat pagi juga, Dek."

"Kak, boleh nebeng, enggak?"

"Tumben minta nebeng? Biasanya juga paling anti kalau berangkat bareng Kakak."

"Hehehe ... sepedaku kan masih di bengkel, Kak," ucapnya menampilkan muka memohon.

"Iyah-iyah, sarapan dulu sana! Kakak udah masakin tuh spesial untuk Adikku ini," balas Yudhis serasa mencubit pipi Syeila gemas.

"Aa ... duh ... aduh. Kak, sakit tau," dengkus Syeila kesal.

Setelah menyelesaikan sarapan. Dua kakak beradik itu segera bergegas menuju tempat tujuan mereka. Selama perjalanan menuju sekolah, Syeila maupun Yudhis hanya diam.

"Dek, nanti Ayah sama Bunda pulang," ucap Yudhis setengah berteriak, memecah keheningan antara mereka.

"Beneran, Kak? Kakak enggak bohong, kan?" tanya Syeila antusias. Pasalnya sudah dua bulan ini Ayah maupun Bundanya tidak mengunjunginya.

Dengan alasan bisnis mereka mengalami kerugian, yang mengharuskan kedua orang tuanya itu bekerja lebih keras agar bisa membayar hutang-hutang yang ditimbulkan akibat kerugian tersebut.

"Iyah, Dek. Kakak tadi malam ditelpon Ayah, katanya jam delapan pagi mereka akan Take-of," balas Yudhis. Syeila yang mendengarkannya hanya ber-oh ria sambil mengangguk-angguk.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit. Akhirnya mereka telah sampai di depan gerbang sekolah SMA Bakti Kusuma.

Syeila segera turun dari motor besar Kakaknya itu. Ia segera mengambil tangan lelaki di depannya dan menciumnya. Kemudian berpamitan dan segera masuk ke dalam area sekolah.

Sepanjang koridor sekolah, ia menampilkan senyuman manisnya ketika bertemu dengan kakak kelasnya atau guru-gurunya.

Bibirnya bersenandung ria, sampai akhirnya pandangannya kembali terfokus pada objek yang ada di depannya.

Seorang lelaki tengah fokus mendrible bola basket dengan kelihaiannya. Seakan-akan bola tersebut sudah sangat patuh padanya.

Senyumnya terbit dari bibir manisnya. Jantungnya berdetak kala melihat lelaki datar dan dingin itu menyeka keringat di pelipisnya. "Aduh, jantungku kok deg-degan lagi, sih!" ucapnya dalam hati.

Setelah sadar dari lamunannya, Syeila kembali melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.


***

Kringgg ... Kringgg ... Kringgg ....

Bel istirahat pertama berbunyi, semua murid berhamburan keluar untuk menuju ke kantin sekolah. Begitu pula Syeila dan Sherin, mereka berjalan berdampingan menuju ke kantin.

Mereka berdua mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang kosong untuk mereka tempati makan.

"Yahh, kayaknya udah penuh semua deh," ucap Sherin dengan nada kecewa.

"Ya udah enggak usah sedih gitu juga kali. Atau gini aja, kita pesan makanan terus makannya di bangku taman. Gimana kamu mau enggak?" ujar Syeila memberi solusi.

"Enggak usah, deh. Gue enggak mood makan." Setelah mengucapkan itu Sherin menarik tangan Syeila untuk keluar kantin.

Saat hendak berbalik, Syeila dikejutkan dengan seseorang yang ada di belakangnya. Lelaki berberbadan tegap serta hidung mancung yang membuatnya terlihat sangat berwibawa. Siapa lagi kalau bukan Angga Alditama, ketua OSIS SMA Kusuma Bakti

"Maaf, Kak," ucap kedua sahabat itu dengan sedikit membungkuk hormat dengan ketos ganteng dan most wanted sekolah itu.

"Iyah santai aja kali," balasnya seraya tersenyum hangat.

"Kita permisi dulu, Kak," tambah Sherin yang dibalas anggukan oleh Angga. Kemudian mereka pergi meninggalkan area kantin.

Sedangkan Angga terus memperhatikan kedua sahabat itu menjauh dari area kantin. "Cantik," gumamnya yang disertai lengkungan tipis di ujung bibirnya.

****

Haloo readers:)
Jangan lupa vote + comen yah
Makasih😊

Haloo readers:)Jangan lupa vote + comen yahMakasih😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE SHADOW [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang