CHAPTER 20|| DATANG KEMBALI (2)

618 92 11
                                    

~

"Di dalam percintaan hanya permulaan yang menarik, itulah sebab banyak orang yang sering memulai kembali."

~Love in silence

Syeila segera mengganti pakaiannya dan memoles wajahnya dengan make up tipis agar tak terlihat habis menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syeila segera mengganti pakaiannya dan memoles wajahnya dengan make up tipis agar tak terlihat habis menangis. Setelah dirasa cukup pantas, Syeila segera menuju ke dapur untuk meminta izin kepada bundanya. Saat sedang menuruni tangga, ia bertemu dengan Yudhis yang baru saja pulang dari kantor.

"Mau ke mana, Dek?" tanya Yudhis sembari memperhatikan penampilan Syeila dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Mau ke taman, Kak."

"Mau ketemuan sama siapa?" balas Yudhis menyelidik.

"Kakakku yang ganteng, orang kalau ke taman itu enggak harus ketemuan." Syeila memutar bola matanya malas menjawab pertanyaan unfaedah Kakaknya itu. Tetapi ada benarnya juga sih, Wkwkwkwk:v

"Kan Kakak cuman nanya, Dek," tambah Yudhis sambil mengusap kepala adiknya gemas dan ia segera mempercepat langkahnya karna adiknya itu akan marah besar padanya.

"Kak Yudhis! Rambut Syeila berantakan lagi!" pekik Syeila yang hanya dibalas kekehan Yudhis.

----

Mata Syeila berkeliaran melihat ke kanan dan ke kiri, ia memperhatikan keadaan taman yang sudah banyak berubah. Memang ia sudah tidak pernah lagi mengunjungi taman tersebut, terakhir ia ke sini sekitar 3 tahun yang lalu ketika ia masih bersama Vino.

Syeila menghembuskan nafasnya pelan, kenangan manis itu selalu berputar di pikirannya. Matanya mencari sebuah bangku kosong untuk ia duduki selama menunggu Vino.

Sedangkan di lain tempat...

~Kafe Barista

Ketiga lelaki itu sedang berkumpul di kafe langganan mereka, ketiganya tampak asyik mengobrol seraya menyesap kopi latte yang disediakan kafe itu.

"Van, gue tadi lihat ada cowok berangkat bareng sama adik kelas loh," ucap Nathael kepada Revan, berniat menyindir Febian. Sedangkan lawan bicaranya itu hanya berdehem mengiyakan ucapan Nathael.

"Enggak ada pj, nih?" tambah Nathael disertai teriakan-teriakan kecil yang membuat mereka menjadi pusat perhatian. Yang diajak bicara hanya memandang sahabatnya tajam.

"Kacang aja tros! Emang susah kalau ngomong sama es batu!" rajuk Nathael yang dari tadi hanya dikacangin dua sahabatnya.

"Gue duluan Fan, Nat," pamit Febian kepada sahabatnya.

"Yoi, hati-hati bro!" ucap mereka berdua.

Setelah itu Febian melangkahkan kakinya ke  luar kafe dan menuju motornya kini tujuanya adalah taman Anggrek. Sebelum ia berangkat ke sini bundanya menitipkan bakso langganan mereka yang ada di taman itu.

Tak membutuhkan waktu lama, Febian telah sampai di tempat tujuannya. Ia segera menuju ke tukang bakso langganannya, belum sampai langkah kakinya ke tujuan awalnya. Matanya langsung membola ketika melihat gadis yang ia cintai sedang berpelukan dengan lelaki lain.

Febian mengepalkan tangannya, nafasnya memburu yang menandakan ia sedang menahan amarah yang begitu besar. Ia melangkahkan kakinya ke orang yang masih asyik berpelukan seperti tak pernah bertemu selama dua abad saja.

Febian dengan kasar menarik tubuh gadisnya itu sampai terlepas dari pelukan lelaki asing yang tak ia kenali. Sedangkan gadis itu menatap tak percaya orang yang berada di depannya yang tampak menahan amarahnya yang begitu besar.

"Jadi gini ya kelakuan lo kalau di luar?" tanya Febian dengan nada sindiran yang begitu menusuk. Mata Syeila memanas mendengar tuduhan yang ditujukan padanya.

"Kak, ini enggak seperti yang Kakak pikirkan," balas Syeila seraya menarik tangan Febian yang akan berlalu meninggalkannya.

Vino hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan dua orang di depannya. Ia mencoba mencerna semua ucapan yang dilontarkan lelaki itu. Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka berdua? Akhh, otaknya mendadak buntu mendengar perdebatan mereka.

"Gue enggak butuh penjelasan dari lo!" bentak Febian seraya menunjuk tepat di depan muka Syeila. Kemudian ia berlalu pergi meninggalkan mereka.

Syeila yang mendengar bentakan itu hanya menahan perih di dadanya. Sakit rasanya mendengar ucapan kasar Febian. Runtuh semua pertahanannya, pipinya kini sudah dipenuhi dengan bulir-bulir air mata.

"Kak, ini nggak seperti yang kakak lihat," gumam Syeila, kemudian matanya mengabur dan gelap. Hanya itu yang ia rasakan, setelah itu ia tak tahu lagi apa yang terjadi.

****

Hiks:(
Febian salah paham gays:(
Tunggu terus kelanjutan kisah mereka😊
Jangan lupa vote + komen yah:)
Makasih🙃💙

Hiks:(Febian salah paham gays:(Tunggu terus kelanjutan kisah mereka😊Jangan lupa vote + komen yah:)Makasih🙃💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE SHADOW [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang