CHAPTER 10|| KETIDAKMUNGKINAN

981 154 64
                                    

:'

"When I can not touch you, I choose love you in silence."

(Ketika aku tak dapat menyentuhmu, Aku memilih mencintaimu dalam diam)

~Love in silence

Syeila tersentak dari lamunanya akibat teriakan perempuan yang mengelegar dari arah belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syeila tersentak dari lamunanya akibat teriakan perempuan yang mengelegar dari arah belakang. Yah, siapa lagi kalau bukan Sherin.

"Kan, bener yang gue bilang tadi!! Kak Angga itu suka sama lo!!" pekiknya histeris, sedangkan lawan bicaranya itu hanya memutar bola matanya malas.

"Apaan sih, Rin!! Kak Angga itu enggak mungkin suka sama aku!!" balas Syeila tegas, lagi-lagi sahabatnya itu mempunyai pikiran yang menurutnya sangat mustahil.

Pasalnya Angga itu adalah most wanted, yang banyak disuka oleh para siswa perempuan di sekolah. Syeila juga pernah mendengar dulu Angga menolak kakak kelasnya yang notabenenya adalah seorang model cantik. Lalu dengan mudah sahabatnya berpikir bahwa Angga menyukainya? Aduh halu tau!

"Tau ahh!! Lo sih enggak pernah percaya sama pemikiran gue," dengkus Sherin kesal.

"Udahlah Rin! Kita enggak usah berantem cuman gara-gara pemikiran konyolmu itu."

Syeila mengakhiri perdebatan kecil antara mereka. Kemudian segera bergegas pulang, karna hari sudah sore. Pasti kakak lelakinya itu akan mencarinya.

-----

Setelah sampai di rumah Syeila segera membanting tubuhnya yang lelah di atas kasur king size-nya. Dirinya bergitu lelah, padahal ia hanya mencari novel dan setelah itu pulang. Tetapi rasanya badannya sakit semua seperti habis mengelilingi monas.

Ia segera mengambil handuk dan membersihkan tubuhnya setelah itu mengganti pakaiannya.

Setelah hampir 10 menit, dirinya telah siap. Dengan memakai kaos oblong kesukaannya, Syeila menuruni tangga dan segera memasak. Di rumah Syeila tidak ada pembantu, hanya ada satu penjaga kebun yang tugasnya membersihkan halaman dan rumah Syeila.

Syeila sibuk menyiapkan makanan untuk dirinya dan kakaknya. Ohh iyah, kakaknya sedang ada rapat dadakan yang mengharuskannya pulang terlambat hari ini.

Tak menunggu lama, semua masakan telah siap di atas meja. Memang kalau soal memasak Syeila patut diacungi jempol. Ia sangat pandai mengolah bahan-bahan mentah menjadi makanan yang sangat menggiurkan selera.

Pintu depan terbuka, yang menandakan kakak jahilnya itu sudah pulang.

"Hai Adek manis, lagi ngapain?" tanyanya sambil menoel pipi mulus Syeila.

"Isshh enggak usah ganggu Syeila!! Cepet ganti baju, pasti sebentar lagi Ayah sama Bunda datang."

"Iyah-iyah Adekku yang manis," balas Yudhis seraya mencubit pipi Syeila keras. Kemudian ia berlari untuk menghindari amukan monster kecil itu.

"KAK YUDHIS!!" teriakan Syeila menggema ke setiap sudut rumah. Sedangkan lelaki yang mengganggunya itu hanya terkikik geli melihat kemarahan adeknya yang menurutnya sangat lucu.

***

Syeila duduk di depan tv sambil menunggu kedua orang tuanya. Makanan sudah siap, tetapi sampai sekarang orang tuanya itu belum muncul batang hidungnya. Dirinya sungguh merasa bosan, kemudian ia menggambil buku diary-nya dan menuliskan bait-bait puisi.

Segalanya tentangmu...
Adalah keindahan...

Senyumanmu,
Binar bola matamu,
Bibir merahmu,
Pipi putih,
Bahkan sekedar cara dudukmu.

Uh, indah. Hanya indah.

Aku ingin menatapmu dari jauh. Menyaksikan segala yang terbaik darimu.

Ingin kuperhatikan bagaimana tangan-tangan kebahagiaan, mengulurkan persembahan untuk hidupmu.

Aku jatuh cinta padamu. Ya, sekali lagi aku katakan,
aku jatuh cinta padamu.

Tapi aku tak mau mengganggu diriku dengan segala
rasa ini.


F.A

Senyumnya merekah setelah membaca ulang apa yang ia tuliskan di buku diary-nya itu. Ingatannya memutar kejadian saat Febian melindunginya dan menarik tangannya menjauh dari Ana.

Entah sejak kapan rasa ini muncul di hatinya. Rasa aman saat tangan mereka bertemu, debaran jantung yang menggila kala saling bertatap muka. Ahh, rasanya aneh tapi lama-kelamaan ia mulai nyaman dengan ini semua.

Ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Syeila beranjak dari duduknya dan segera membuka pintu. Senyumnya terbit kala melihat dua orang yang ada di balik pintu tersebut. Syeila reflek memeluk keduanya, menyalurkan rasa rindu yang telah lama ia simpan.

"Hai sayang, apa kabarmu?" ucap Bunda Syeila ketika mereka telah duduk di ruang tamu.

"Baik, Bun. Ayah sama Bunda kenapa sih lama banget pulangnya?" jawabnya dengan nada kesal. Pasalnya orang tuanya itu sangat gila kerja, sampai melupakan putri kecil mereka yang sangat merindukan sosok dua orang yang sangat berperan penting dalam hidupnya.

"Maaf yah, Sayang. Bunda sama Ayah tuh lagi kejar target sebelum kami menyerahkan semua tanggung jawab perusahaan sama Kakakmu," balas Reina lembut, memberi pengertian kepada putri kesayangannya itu.

"Jadi ayah sama bunda bakalan berhenti kerja?" tanyanya antusias.

"Iyah, Sayang. Ayah sama Bunda bakalan berhenti kerja dan sekarang akan selalu temenin princess kesayangan Ayah ini," ucap Renaldi seraya mengusap puncak kepala Syeila.

"Wihh!! Jadi cuman Syeila aja nih yang disayang? Enggak ada gitu yang kangen sama Yudhis?" ucap Yudhis sambil menuruni tangga.

"Sini, Sayang. Bunda udah kangen banget sama kamu," panggil Reina seraya menepuk sofa kosong di sampingnya. Mereka semua menuju ke dapur dan makan bersama, canda dan tawa mengiringi perbincangan mereka.

****

Haloo readers😊
Seneng banget yah bisa punya keluarga bahagia kayak keluarganya Syeila:)
Jangan lupa vote + komen
Makasih udah sempetin baca cerita aku🤗


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE SHADOW [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang