CHAPTER 17|| DATANG KEMBALI

714 110 17
                                    


:')

"Karena tak ada yang lebih tulus dari hati yang mencintai dalam perih, dan mendoakan dalam diam."

~Love in silence

Syeila masuk dengan tangan yang ditarik-tarik oleh Yudhis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syeila masuk dengan tangan yang ditarik-tarik oleh Yudhis. Kakaknya itu memergokinya saat sedang berdua di mobil bersama Febian.

"Woi! Kamu kenapa sih, Dek?" ucapan Yudhis sukses membuat lamunan kebahagiaan Syeila sirna dalam sekejap.

"Siapa sih laki-laki tadi, Dek?" tambah Yudhis kesal. Pasalnya adeknya itu tidak menjawab pertanyaannya.

"Cuman teman aku, Kak!" balas Syeila santai.

"Kamu punya pacar, Dek?"

"Enggak, kok. Kakakku tersayang, Syeila capek. Mau istirahat dulu," imbuh Syeila dengan nada yang sengaja ia buat seimut mungkin.

Setelah itu ia berlalu meninggalkan Yudhis dengan semua pertanyaan yang mulai memenuhi pikirannya.

Syeila merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Pikirannya terputar kembali saat Febian mengatakan bahwa ia cemburu jika Syeila dekat dengan Angga. Tampa disadari lengkungan tipis terukir di bibir Syeila.

"Kak, aku enggak nyangka kalau perasaanku ke Kakak bakal terbalaskan secepat ini," batin Syeila seraya menghembuskan nafasnya pelan. Ia beranjak dari tidurnya kemudian berjalan mengambil buku diary di atas meja belajarnya. Kemudian ia menuju ke balkon kamarnya.

Dear diary,
Kutulis catatan cinta dari hati yang tersembunyi,
Kutulis untaian kata untuk sebuah nama,
Curahkan rasa dalam barisan kata-kata sederhana.

Dear diary,
Kucurahkan semua misteri hati ini,
Kepadamu, dan cukup hanya kau dan aku yang tau catatan cinta rahasia di jiwaku.

Dear diary,
Hari ini aku kembali berjumpa dengan-nya,
Seperti biasa, lagi-lagi aku tak mampu berbicara,
Hanya mampu memendam,
mencintainya dalam diam.

Dear diary,
Aku sungguh mencintainya,
senyuman-nya bagaikan harta paling berharga yang selalu ingin kujaga.

Dear diary,
Akankah cinta ini kan terungkap pada akhirnya.

    F.A

Setelah menuliskan curahan hatinya itu, Syeila kembali menutup teman curhatnya itu. Ia memejamkan matanya menikmati semilir angin senja.

Saat hendak berdiri, tiba-tiba suara notifikasi dari handphone-nya itu membuatnya kembali duduk di kursi panjang yang terletak di balkonnya itu. Ia mengernyitkan matanya kala ia membaca pesan via WhatsApp dari nomor yang tak dikenalnya.

085567xxxxxx

Hai Syeila
Masih ingat denganku?

Read

Syeila hanya membaca pesan itu, tampa berniat untuk membalasnya. Ia merasa aneh dengan pesan tersebut, pasalnya dari mana pengirim itu tau namanya? Dan isi pesan tersebut menggambarkan seakan-akan orang itu sudah mengenal Syeila dari dulu.

Ahh, memikirkan hal itu membuat kepalanya pusing. Ia kemudian memasukkan kembali handphone ke dalam saku celananya. Dan segera beranjak untuk memasuki kamar.

***
Pagi ini seperti pagi-pagi biasanya, Syeila bangun dan bersiap untuk ke sekolah. Saat hendak keluar dari kamarnya, handphone Syeila kembali berdering.

Ia segera mengambil benda pipih itu dari tasnya. Syeila mengernyitkan matanya ketika ia mendapatkan pesan di via WhatsApp, tetapi nomor ini berbeda dengan nomor yang mengiriminya pesan kemarin.

085224xxxxxx

Gue jemput lo sekolah
By Febian

Read

Mata Syila membulat kala ia membaca pesan singkat tersebut. Ada rasa senang dan khawatir yang ia rasakan kini. Senang karena ia akan berangkat bersama lelaki yang ia sukai dari dulu, khawatir karena ia akan bertemu dengan mantan Febian.

Syeila menghembuskan nafasnya pelan. Ia tak mau mengambil pusing resiko yang akan ia dapati setelah ini. Syeila melanjutkan langkahnya menuruni tangga, ia mendudukan pantatnya di kursi sebelah kakaknya.

Yudhis mengernyitkan dahinya kala melihat wajah lesu nan lecek adiknya itu. Tak seperti biasanya, sikap yang cerewet dan suka mengganggu itu berubah seratus delapan puluh derajat menjadi pendiam dan dingin.

"Kamu itu kenapa sih, Dek? Kakak perhatiin dari kemarin sikap kamu itu aneh banget. Kadang senyum-senyum sendiri, kadang ngelamun dan sekarang kamu lesu kayak gitu," ucap Yudhis panjang lebar menceritakan perubahan sikap adeknya itu.

"Enggak kok, Kak."

"Kamu kenapa, Sayang? Kok wajah kamu pucet banget." Kini bukan Yudhis yang bersuara, tetapi Renaldi ayah Syeila.

"Syeila agak pusing, Yah."

"Kalau kamu sakit jangan dulu sekolah, Nak," ucap Reina bunda Syeila.

"Iyah, Nak. Biar nanti Kakak kamu yang izinin ke sekolah," tambah Renaldi mendukung apa yang dikatakan istrinya itu.

Percakapan mereka terhenti ketika mendengar suara klakson mobil dari luar. Syeila langsung berdiri dari duduknya setelah menyelesaikan sarapan paginya itu.

"Siapa sih, Dek?" tanya Yudhis penasaran. Pasalnya adiknya itu tak pernah dijemput oleh temannya.

"Temenku, Kak. Ya udah aku duluan. Assalamualaikum!" balas Syeila seraya menyalimi keluarganya itu.

****

Assalamulaikum readers🤗
Jangan lupa vote + komen yah
Makasih udah mau baca sampai sini, tetap stay di cerita aku yah dan masukin juga ke perpus kalian.
Sekali lagi makasih😊💙

Sekali lagi makasih😊💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE SHADOW [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang