Tempat apa ini?

21 1 0
                                    

Tempat ini gelap dan lembap. Kau hanya bisa mendengar suara tetesan air dari atas dan gemericik sungai kecil yang mengalir. Aksa masih terbaring di atas batu panjang. Suatu bayangan tinggi tegap mendekatinya, dia memasukkan  sesuatu ke dalam mulut Aksa. 

"Huwek!" Reaksi cepat cairan itu terjadi.

"iya, keluarkan terus racunnya anak manis"

"Huwek!" Mata Aksa sampai berkaca-kaca, isi perutnya seperti akan keluar semua. 

"Bagaimana keadaanya?"

"Besok anak ini akan membaik, hari ini dia akan terus seperti ini. Saya mohon undur diri untuk menyiapkan makanan"

"Ya, buatkan makanan agar anak ini tidak kehabisan tenaga"

"Baik Pangeran"

Pangeran bertubuh tegap ini memiliki sepasang taring yang gagah, membuat semua bangsa ular segan padanya. Pangeran Sanca namanya.

...............................................................

"Hei diam!!!" Pengawal itu sangat terganggu dengan teriak-teriakannya.

"Kalau kau terus menunjukkan sikap liarmu, kau akan dipenggal" Pengawal yang satunya ikut marah. 

"Kenapa aku harus dikurung? memangnya aku peliharaanmu!"

"Heh bocah! jangan banyak protes"

"Aaarrrrggghh! Aung! Aung!" 

Raja terus mengerang. Dia tidak pernah dikurung seperti itu, sangat membuatnya tidak nyaman. Kaki Raja masih lemas, gigitan bangsa ular membuatnya kalah setelah beberapa menit terjadi pergulatan hebat antara Raja dan bangsa ular pada hari lalu. Beberapa bangsa ular mengalami luka robek akibat cakar Raja yang begitu tajam. Orang tua Raja melatihnya untuk selalu mengasah kuku  setiap hari. 

"Bagaimana keadaanmu kanda?" Pangeran Sanca menghampiri Raja.

"Dimana Tuan saya?"

"Minum dulu penawarmu, kau akan  lumpuh seumur hidup"

"Tidak, keluarkan aku!"

"Aku akan mengeluarkanmu jika kau bersedia untuk dipotong kukumu itu"

"Tidak akan"

"Minumlah penawarmu" Pinta Pangeran Ular dengan tenang.

Raja akhirnya bersedia meminum penawar itu. Dia seperti sedang berjudi dengan nasib hidupnya, mati atau hidup. Raja tidak pernah sembarang percaya, namun dia tahu Pangeran Sanca tidak mungkin menukar penawar dengan racun, karena ibunya pernah mengisahkan tentang Pangeran Sanca dari Negeri Guanta.

Aksa lemas tak berdaya, air matanya akhinya benar-benar keluar. Tabib kerajaan bergegas memasukkan cairan ke mulut Aksa. Cairan itu akan membuat Aksa kenyang seketika.

"Kau tak boleh kehabisan tenaga, kalau kau mati di sini bisa membuat manusia semakin memburu kita dan terus saling memburu"

Raja petirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang