"Jangan!" Raja membuang bambu dari tangan Aksa. Raja berwujud manusia lagi, dia tidak bisa diam begitu melihat Aksa menderita. Aksa memeluk Raja sambil menangis.
"Aku tidak mau ekor ular Raja.."
"Iya, aku akan mencari jalan keluarnya. Diamlah sebentar, aku akan mencoba telepati Pangeran Sanca lagi" Beberapa menit Raja bersemedi, akhirnya Pangeran Sanca menerima telepati Raja.
"Ada apa kau menggangguku?"
"Aku sudah berjanji akan membunuh Aksa jika dia memberi tahu ke manusia lain tentang kerajaan Ular tapi kau malah menyihir Aksa memiliki ekor ular. Lepaskan sihir itu!"
"Hahahaha! Melepaskan?"
"Kau tidak bisa licik seperti itu"
"Aku akan melepaskan sihirku ketika anak itu berjanji padaku. Jelaskan pada anak manusia itu!"
Raja menarik napas panjang, lalu beranjak menghampiri Aksa. Suara telepati hanya bisa didengar oleh Raja dan Pangeran Sanca. Aksa masih terduduk lesu.
"Aksa, apakah kau mau berjanji untuk merahasiakan tentang Bangsa Ular?"
"Tidak boleh diceritakan dengan siapapun kan?" Raja mengangguk.
"Janji?"
"Iya janji" Raja memeluk Aksa. Ekor Aksa belum juga hilang walaupun sudah berjanji, belum sempat Raja telepati dengan Pangeran Sanca, suara gaduh seperti tapak kaki segerombololan kuda mendekat. Secepat mungkin Raja membopong Aksa untuk segera lari. Dia sudah tahu gerombolan kuda itu adalah utusan kerajaan untuk menangkap mereka. Hanya butuh beberapa jam rumor adanya siluman ular tersebar ke seluruh wilayah Kerjaan Bisma. Raja terus berlari masuk ke hutan. Waktu Raja menjadi manusia tidak lagi lama, ia harus segera menemukan tempat untuk bersembunyi. Terlihat gubuk sederhana, Raja tanpa pikir panjang langsung memasuki gubuk dan berubahlah Raja menjadi kucing lagi.
"Siapa kau?" suara nenek-nenek terdengar . Aksa hanya bisa menangis merasakan nasibnya kini.
"Tolong aku Nek.." Rengeknya.
"Aksa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja petir
General FictionAksa tidak menyangka akan berada dalam peristiwa mengejutkan ini. Berbicara dengan hewan adalah kebiasaannya, namun bagaimana jika hewan itu benar-benar bisa berbicara kepadanya? Aksa dibawa ke dunia hewan, pada situasi perpecahan bangsa ular dan ku...