4.Hujan

925 118 2
                                    

Shasa dan Jaemin telah sampai 10 menit yang lalu. Shasa sedang piket sedangkan Jaemin nangkring di depan pintu. Gabut dia mah

"Somi kok belum dateng sih ah kan dia juga piket" ucap Shasa menggerutu kesal

"Noh dia kesini" Jaemin menunjuk ke depan

Somi datang dengan tergesa-gesa

"Ditungguin juga, nih bagian kamu sisanya biar anak cowok aja" ucap Shasa memberikan sapu

"Ya maaf macet bos"

Tak menghiraukan ucapan Somi, Shasa memilih berjalan ke kursinya, capek gusti.

Berakhir dengan mendengarkan ocehan Somi yang terjebak macet, hingga kumpulan teman berisiknya yang sudah berdatangan. Apalagi Haechan tak henti² nya menggangu Somi, Jeno Ngelawak yang mengundang tawa Lia padahal lawakannya garing, Minju anteng main Hp, dia mah gak mau ikut pusing.
.
.
.
.
.
.

Winwin Renjun dan Lucas, mereka bertiga berjalan menuju kantin. Di lorong banyak sekali yang memperhatikan. Untuk Renjun sendiri memang agak risih jika selalu diperhatikan atau menjadi pusat perhatian berbeda dengan kedua temannya.

Salah sendiri punya wajah tampan

"Gila gila makin hari makin cakep aja gw kayaknya" Lucas berhenti di salah satu jendela kelas, merapikan rambutnya

"Makin cakep? Perasaan muka lo gak berubah deh, gitu gitu aja" ucap Winwin malas

"Beda bro, coba lu perhatin gw! Makin hari makin cakep kalo gak percaya tanya Yuqi"

Yuqi, pacar Lucas

"Mana Gak liat" ledek Winwin menutup mata dengan senyum jail pada lucas.

"Yeu ngeledek mulu lo malih!"

"Ya Lo emang pantes diledek!"

Hadeh Renjun sudah capek melihat tingkah kedua temannya ini. Memang mereka sering ribut karena hal kecil.

Memilih tenang di belakang dua orang yang sedang debat masalah upin ipin yang gak gede², matanya tertuju pada gadis yang tertawa bersama teman temannya. Itu Shasa

"Heh Renjun lo liat setan?gitu amat komuk lo"

Lucas menepuk pundak Renjun yang sedari tadi diam memperhatikan sesuatu, memperhatikan apa Lucas tidak ingin tahu karena ia sekarang hanya memikirkan makan di kantin

"Iya nih dari tadi diem mulu merhatiin apaan sih?" Tanya Winwin

"Gaada"
.
.
.
.
.
Setelah istirahat, kelas Shasa jamkos tetapi mereka diberi tugas mencatat .

Lalu tiba-tiba datanglah dua orang kakak kelas yang membuat Shasa mendongak, Ketua Organisasi Seni Budaya dan wakilnya. Renjun dan Dika.

Tak sengaja mata mereka bertemu

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf kepada semuanya, saya ingin menyampaikan perihal bahwa murid yang telah daftar di Organisasi kami nanti pulang sekolah berkumpul di ruang seni. Sekian terima kasih "
Kata Dika wakil ketua dari organisasi tersebut. Tidak lupa meninggalkan senyum manis

Sedangkan Renjun? Dia hanya diam

"Nah kan kak Dika lagi yang ngomong, si ketua nya malah diem. Gw duga kak Renjun orang nya tuh dingin apalagi wajah nya kek judes gitu" ucap Somi membuat Shasa menghentikan aktivitasnya

"Ah nggak kak Renjun baik kok, luarnya doang kek judes"

"Kok tau?" Tanya Somi curiga

"Dia temen kakak aku"

Somi hanya mengangguk mengerti, lalu melanjutkan menulis yang sempat terhenti.
.
.
.
.
.
.

Perkumpulan organisasi telah selesai,Shasa sekarang menunggu hujan reda. Iya hujan turun sekitar 10 menit yang lalu dan murid yang lain sudah pulang . Ia menyalahkan diri sendiri karena saat perkumpulan selesai ia tak langsung pulang namun membaca beberapa sastra tulis. Dan sialnya Winwin tidak bisa menjemput karena selesai kelas Winwin harus ke rumah Mark untuk tugas kelompok.

"Terobos ajalah jir" tak berpikir panjang Shasa berlari meninggalkan aula. Jarak antara aula menuju gerbang tak begitu jauh namun karena hujan cukup besar maka badannya sudah basah kuyup.

Shasa berhasil keluar gerbang, saat ini ia menunggu kendaraan umum. Ia mulai menggigil karena seluruh tubuh benar-benar basah. Sepertinya tasnya juga ikut basah

Tiba-tiba mobil hitam berhenti di depannya, Shasa tak menoleh barang sedikit pun. Ia hanya diam memeluk dirinya sendiri yang kedinginan.

Pintu mobil terbuka,seseorang turun dari sana . Barulah Shasa menyadari kehadiran seseorang

"Ayo ikut"

Renjun menggenggam tangan Shasa menyuruh gadis itu ikut dengannya.
Shasa nurut lalu duduk di kursi depan, bersebelahan dengan Renjun.

Shasa masih diam,mungkin karena efek kedinginan yang masih terasa

"Lo ngapain nerobos hujan?" Ucap Renjun membuka pembicaraan, suaranya terdengar tegas

"Shasa pengen cepet pulang, lagian takut kalo nunggu hujan disekolah " kata Shasa menggigil

"Tapi lo gak mikirin akibatnya?kalo sampe sakit gimana?"

"I-iya Shasa ceroboh"

Renjun hanya diam

Kedua orang itu larut dalam lamunan, hingga Shasa menyadari ini bukan jalan ke rumah nya.

"Kak Renjun mau kemana? Rumah Shasa kan lurus"

"Rumah gw deket, ke rumah gw aja lo kedinginan"

Wow apa katanya?

Shasa mulai panik, bagaimana ini?

'eh tapi kok so sweet,baper jangan?' batin Shasa, meskipun Renjun terkesan nyeremin tapi Shasa akuin cowok ini bikin baper.

____________________________________
Lucas

____________________________________Lucas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kamis,30 januari 2020

Maybe I Love You | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang