35.Ancaman

270 37 2
                                    

Hari ini Renjun dirumah sakit menjaga ibunya yang belum dibolehkan pulang oleh dokter. Ibunya sudah bilang pada Renjun tidak perlu menjaganya apalagi dalam seharian penuh, lagi pula ibunya sekarang sudah membaik, Tetapi karena Renjun anaknya batu jadi ia tetap ada disana sampai ibunya benar-benar pulih.

Saat tadi malam mengantar Shuhua menginap di rumah Somi, Renjun sudah bilang pada gadis itu bahwa seharian besok dia berada di rumah sakit dan Shuhua menyetujui nya bahkan menitipkan beberapa buah buahan dan bunga untuk diberikan pada ibunya.

"Renjun ini udah sore, kamu ga mau pulang? " Tanya ibunya

"Nggak ma, kalo Renjun pulang mama ga ada yang jaga"

"Emm tapi katanya Saeron kan mau kesini bentar lagi jadi kamu bisa istrahat "

"Gapapa ma Renjun disini aja, kalo gitu Renjun mau ijin cari makan dulu" kata Renjun

"Iya Jun".

Renjun pergi keluar untuk mencari makanan diseberang rumah sakit. Disana ada banyak makanan pinggir jalan seperti mie goreng dan nasi goreng karena kebetulan ini sore hari jadi lumayan rame.

Ia berjalan -jalan dilorong yang lumayan sepi menikmati angin sore, rumah sakit dikelilingi tanaman yang membuat udara sejuk.

Tak sengaja seseorang menubruk Renjun, seorang pria dengan topi dan jaket hitam.

Walaupun pria itu yang menabrak, tetapi Renjun lah yang meminta maaf. Baginya, lebih baik meminta maaf dahulu.

Saat ia melangkah tiba-tiba....

Dugg....

Renjun jatuh namun masih tersadar. Ternyata seorang pria tadi memukul Renjun hingga jatuh.

Renjun berpura-pura pingsan agar tahu apa niat dari pria ini untuk mencelakai nya. Dan sial disana tidak ada seorang pun selain mereka berdua.

Pria berjaket hitam itu membawa Renjun kedalam mobil.

Renjun takut sekaligus penasaran kenapa ia bisa diculik dan oleh siapa? Ia tak berani bangun karena jika itu terjadi bisa saja ia mati disana, begitulah pikirnya. Lagi pula, ia tak benar-benar sadar karena pukulan tadi membuat nya pusing.

"Tuan, saya sudah membawa laki-laki yang dimaksud" ucap pria itu yang sedang menyetir

"Bagus , bawa dia ke gudang" ucap seseorang diseberang telepon sana.

"Baik tuan"

Begitulah kira-kira yang Renjun dengar.

Tunggu, apa maksud semua ini?

Mau mikir males, tapi penasaran -_
Lagi pula kepala Renjun masih pusing. Sialan emang yang nyulik.

Pria tersebut membawa Renjun kesebuah gudang yang berantakan, lalu mengikatkan nya ke seluruh tubuh Renjun dimulai tangan dan kaki.

Masih dalam keadaan berpura-pura pingsan, Renjun berharap seseorang membantu nya keluar dari tempat itu.lalu Samar-samar ia mendengar pria itu berbicara lewat telfon, sepertinya tuan dari pria itu akan segera datang
.
.
.
.
.
.

Ini sudah hampir malam, kediaman rumah Shuhua masih belum membaik karena kejadian tadi.

Saat ini Shuhua duduk di balkon kamarnya, membiarkan angin menerpa dirinya.

Jika dalam keadaan seperti ini rasanya ia butuh sandaran siapa lagi kalo bukan pacar Renjun. Seharian tadi ia tak mendapatkan telfon darinya, ia tahu Renjun seharian ini sedang di rumah sakit tetapi lelaki itu bilang ia akan menelfon. Tapi kemana dia?

"Telfon aja kali ya"

Shuhua mencoba menghubungi Renjun setidaknya akan membuatnya lebih baik.

"Injun kemana ya kenapa ga diangkat"

Karena penasaran lebih baik ia pergi ke rumah sakit agar dirinya lebih tenang. Ia pun pergi tetapi sebelum itu ia pamit pada orang tuanya.

Baru berjalan sampai pagar rumah, Shuhua ditelfon oleh nomor yang tak dikenal.

"Halo? Ini siapa ya?"

Tak ada jawaban dari si penelpon, tiba-tiba ia mendengar suara seseorang berteriak seperti meminta tolong. Bisa dipastikan Itu adalah suara lelaki.

Siapa itu?

"Heii ada orang disana? Siapa kau? "

"Kau tak takut dengan suara teriakan itu gadis kecil? Ayo selamat kan dia"

Tunggu apa maksud dari semua ini?

Shuhua bingung sekaligus takut mendengar suara yang meminta tolong itu yang membuat ia mematung .

"Secepatnya kau harus segera kesini jika tidak kau mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi "

Apa maksud dari semua ini? Oke sekarang Shuhua mencoba tenang.

"Katakan siapa kau dan apa hubungannya denganku?"

Terdengar tawa yang menakutkan lalu dibarengi dengan seseorang yang sepertinya sedang memberontak, maybe.

Tak ada jawaban, sepersekian detik berikutnya hal yang membuat Shuhua shock membuat dirinya refleks berteriak.

Orang tak dikenal itu mengirim pesan berisi foto seseorang dengan luka lebam yang membuatnya terlihat tak berdaya.

Itu Renjun

Shuhua tidak salah lihat, itu memang Renjun.

"Injun!! Apa yang kau padanya hah?"

Apa yang terjadi pada Renjun dan siapa yang tega menyakiti nya?

Melihat Renjun seperti itu membuat air mata nya perlahan turun.

"Datanglah kesini jika kau ingin menyelamatkan nya. Jangan membawa siapa pun jika tidak kau akan mendapatkan akibatnya "

Itu adalah kalimat terakhir yang Shuhua dengar dari orang yang menyakiti Renjun.

Sepersekian detik berikutnya ia menerima pesan alamat dimana Renjun berada, baiklah ia memberanikan diri untuk pergi kesana.

Saat dijalan menuju alamat tersebut, ia tak bisa tenang karena takut harus menghadapi hal seperti ini. Lalu ia berpikir, apakah yang terjadi pada Renjun adalah salahnya.

Shuhua merasa bersalah pada Renjun

____________________________________

Jum'at, 09 maret 2021

Maybe I Love You | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang