THIS IS A TRUE LOVETing
Saya sudah berada di tempat yang dimaksud.
Pesan itu langsung membuat seulgi mengemasi barang-barangnya. Dan membuat gadis yang duduk di sebrangnya menatapnya heran.
"Mau kemana?" Dia wendy. Teman dekat seulgi yang berada di kampus yang sama. Mereka hanya berbeda jurusan.
Seulgi jurusan seni dan desain, sedang wendy jurusan bahasa inggris. Mereka sama-sama berada disemester tiga.
"Aku sudah selasai. Aku duluan ya wen.." balas seulgi setelah menutup rapat tasnya.
"Buru-buru sekali.. takut tertinggal bus?"
"Bukan.. aku dijemput. Duluan ya.. bye.." seulgi berlalu dengan wendy yang masih menatapnya penuh tanya.
Dijemput?
Sama siapa??
"Apa.. seulgi uda punya kekasih? Ah.. masa si? Dia tidak pernah cerita" gumam wendy. Kemudian dia juga ikut membereskan barang-barangnya lalu pergi dari perpustakaan itu.
¡¡¡¡
"Maaf.." ucap seulgi setelah masuk kedalam mobil dan memasang sabuk pengamannya.
"Tidak masalah.. saya juga baru datang"
"Em.. kita mau kemana?"
"Ibumu belum bilang kalau kita akan pergi ke butik?"
"Ah" seulgi mengangguk.
"Seulgi-ssi..."
"Ya??"
"Apa saya bisa memanggilmu dengan sedikit nyaman?"
"Em?"
"Kamu" seokjin menoleh. Kemudian tatapan mereka bertemu. Dan detik berikutnya seulgi mengangguk. Jangan lupa dengan senyum yang begitu samar. Entah perasaannya saja atau tidak. Pria disampingnya benar-benar lucu. Padahal kalau dilihat dari segi umur, dia bisa memanggil seulgi dengan sebutan apa yang dia mau. Tapi.. seokjin benar-benar sangat canggung. Karena kalau dilihat lagi diantara keduanya yang belum sama sekali memiliki hubungan adalah seulgi.
"Boleh. Anda bisa panggil saya dengan nyaman" balas seulgi.
"Kamu juga bisa melakukannya. Saya rasa"
"Em.. baik. Akan saya coba"
Kemudian mobil itu melaju meninggalkan halaman kampus.
Suasana didalam mobil cukup canggung. Dan ini pertemuan kedua mereka setelah pertemuan awal dimana mereka sepakat untuk menerima perjodohan itu.
Hanya suara musik yang sejak tadi mereka dengar setelah seokjin nyalakan saluran radio di mobilnya.
"Hujan lagi..." seulgi mengedarkan pandangannya keluar jendela disampingnya. Langit memang sejak pagi tadi sudah mendung. Dan sore ini langit baru menurunkan airnya. Hujan yang turun begitu lebat ketika mobil seokjin berhenti saat terjebak lampu merah.
Seokjin pun menoleh saat dia mendengar seulgi berucap. Meski pelan seokjin tetap bisa mendengarnya.
Dalam diam dan sambil menunggu lampu kembali hijau. Seokjin hanya terpaku pada wajah seulgi yang dia lihat dari samping itu.
Dari samping seokjin melihat dengan jelas lentiknya bulu mata gadis kang itu. Juga hidung mancung itu, memang tidak terlalu kendara tapi pas sekali untuk wajahnya. Dan jangan lupa make up tipis yang seulgi gunakan juga menyempurnakan wajah cantiknya.
Cantik. Batin seokjin sebagai bentuk apresiasi atas ciptaan tuhan yang nantinya akan dia miliki.
"Apa kita akan lama disana? Sejujurnya saya belum makan siang" seulgi berucap sambil menoleh pada seokjin. Dan hal itu membuat seokjin terkejut begitu seulgi sadar jika seokjin sedang memperhatikannya.
"Ada apa?"
"Oh.. tidak.." seokjin pun langsung menginjak gas mobilnya begitu lampu telah berganti hijau.
"Kalau begitu kita makan dulu"
"Tapi kita sudah janji sama pemilik butik"
"Tidak masalah.. yang sekarang menjadi perhatian adalah kamu. Kamu harus makan dulu"
Tanpa sadar sudut bibir seulgi naik. Dia jelas dapat melihat perhatian dari seokjin. Pria itu benar-benar dewasa sesuai umurnya. Dan sepertinya pria itu memang sudah selayaknya menikah. Karena begitu tahu caranya memperlakukan seseorang dengan baik. Dan seulgi harap dia tidak salah menerima perjodohan ini.
Mobil itu pun berhenti disebuah restoran yang cukup terkenal. Seulgi memang belum pernah makan direstoran itu, tapi dia pernah mendengar beberapa kali tentang restoran itu dari siaran tv.
"Tunggu disini" ucap seokjin yang terdengar seperti perintah. Kemudian seokjin keluar dan menebus hujan.
Hingga sekitar 2 menit kemudian seokjin kembali keluar dari restoran itu dengan membawa payung yang cukup besar.
"Ayo.." seulgi yang paham dan langsung keluar dari mobil itu.
Setelah itu dengan sigap seokjin memegangi bahu seulgi untuk memastikan jika gadis itu berada disampingnya. Dan seokjin juga lebih mencondongkan payung itu pada seulgi, hingga membuat bagian tubuhnya terkenal hujan.
Dengan sedikit berlari keduanya sampai di depan pintu restoran, dan seorang pelayan membantu untuk menutup payung yang seokjin gunakan.
"Jadi basah" reflek seulgi menggunakan kedua tangannya menyentuh lengan seokjin yang terkena hujan. Dan hal itu membuat seokjin sedikit tersentak.
"Ayo masuk" seokjin menarik salah satu tangan seulgi yang sebelumnya menyentuh lengannya dengan lembut.
"Biasa kesini untuk makan?" Tanya seulgi membuat seokjin menoleh.
"Tidak juga. Tapi ya.. bisa juga dibilang begitu" balas seokjin. "Kamu suka tempatnya?"
Dia memiliki selera yang tinggi. Batin seulgi. Setelah itu dia mengangguk untuk sebagai balasan atas pertanyaan seokjin.
"saya sudah lama ingin kesini"
Seokjin pun tersenyum melihat seulgi terlihat antusias. "Kalau begitu, kita bisa kesini lain waktu lagi"
"Eh... tidak begitu juga"
"Tidak masalah.. saya senang kalau kamu suka"
Beberapa kali seulgi selalu dibuat tak berdaya dengan ucapan seokjin. Mampu membuat seulgi terpesona. Seulgi tidak memungkirinya, jika dia perlahan merasa nyaman dengan hubungan ini.
"Kamu sudah tahu kan. Kalau kita akan menikah setelah satu minggu kita melangsungkan pertunangan?" Ucap seokjin. Dan membuat seulgi diam mematung. Seulgi kembali ingat dengan ucapan ayahnya tadi malam. Dan itu sama dengan yang seokjin katakan.
"Seulgi.. ini terlalu cepat buat kamu?"
Seulgi mengangguk tanpa suara.
"Iya.. saya rasa juga begitu. Kamu belum sepenuhnya siap" ucap seokjin.
"Dan... kamu benar-benar siap?" Tanya seulgi membuat seokjin membalas tatapanya dengan penuh arti.
"Saya sudah cukup siap. Seperti yang kamu katakan jika aku sudah matang untuk hidup bersama seseorang"
"Kamu terlihat yakin"
"Tidak tahu juga kenapa. Tapi saya percaya kamu yang terbaik"
Deg. Jantung seulgi berdetak cukup cepat. Kembali dia dibuat terpesona dengan penuturan seokjin yang begitu lembut dan dalam, tentu saja yang begitu memiliki maksud dan makna.
"Tapi.. ada beberapa hal yang saya takutkan"
"Apa itu.. katakan. Saya akan siap mendengarnya. Apa kamu ingin memikirkan ulang? Atau membatalkan ini?"
TO BE CONTINUE
SEE YU NEXT PART
200126
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] THIS IS A TRUE LOVE (Kim Seokjin X Kang Seulgi)
FanfictionAku belum mencintainya bahkan ketika aku selesai mengucap janji suci di hadapan Tuhan, keluarga dan tamu yang datang. Tapi setelah malam dimana aku dan dia melakukan hubungan layaknya suami dan istri itu. Aku telah mencintainya. Hingga aku berjan...