THIS IS A TRUE LOVE
"Bisa kah aku berada disini untuk beberapa hari kedepan?"
Seokjin menarik tangannya begitu wanita itu menggenggam tangannya. Dan detik kemudian dia menyadari perubahan seulgi, setelah dia menoleh pada seulgi yang duduk tepat disampingnya.
Untuk beberapa saat pandangan mereka bertemu. Namun seulgi segera melepas pandangan itu karena menyadari sorot seokjin yang terus memintanya seolah percaya pada apa saja yang akan terjadi nanti.
Seulgi sampai detik ini pun belum sepenuhnya paham dengan apa yang terjadi pada wanita di hadapannya. Datang dengan perut buncit, dan bercerita mengenai semua hal yang terjadi menimpa dirinya. Hanya satu paham seulgi pada penjelasan wanita yang sedang mengandung itu.
Kalau wanita itu butuh perlindungan. Dan butuh tumpangan.
Tap.
Seulgi sedikit terkejut saat salah satu tangannya di genggam oleh seokjin. Entah apa maksud genggaman itu. Hingga seulgi kembali menoleh. Dan kembali bertemu tatap dengan seokjin - sang suami.
Beberapa saat mereka hanya diam sambil saling menatap. Seolah berbicara satu sama lain lewat sepasang mata yang tak pernah lepas itu.
Hingga seulgi melihat seokjin menghembuskan napasnya pelan. Dan...
"1 minggu.. aku rasa itu cukup buat kamu menenangkan diri. Setelah itu kembali lah ke orang tua mu. Karena.. masalah seperti ini tidak bisa kau selesaikan sendiri" ucap seokjin. Yang sontak membuat seulgi tidak mempercayai keputusan yang diambil tanpa membicarakan lebih dulu dengan seulgi.
Rasanya jantung seulgi berdetak cepat. Dan hal itu membuatnya sedikit lemas. Hingga seulgi memaksa melepas genggaman sang suami.
"Sayang.. kita akan bicara soal ini. Bisa kamu bantu jisoo kekamar tamu?" Seokjin bicara dengan melihat kedua mata istrinya. Jelas saja seokjin dapat melihat ketidaksukaan dari dua mata kucing itu.
"Tunggu saja disini. Saya akan membersihkan kamar tamunya dulu" ucap seulgi. Lebih tepatnya membalas ucapan seokjin.
Seulgi pun berlalu. Meninggalkan dua orang itu diruang dapur.
"Aku bahagia.. akhirnya.. kamu menemukan seseorang, dan menikah dengannya"
Seokjin menoleh setelah dia tidak lagi melihat punggung istrinya yang sudah sepenuhnya masuk kekamar tamu.
"Andai saja... waktu itu aku tidak pernah meningalkanmu. Dan aku selalu merasa bersyukur karena kamu mencintaiku..."
"Cukup.. bisa kamu tidak bicara masalalu? Semua sudah berubah. Aku hanya ingin bahagia ketika aku merasa bahagia. Dan.. aku sudah melupakan semuanya.."
Kim jisoo. Wanita itu tertunduk, dan tatapannya jatuh pada perut buncitnya. Hingga aitmata itu kembali jatuh. Perasaan menyesal itu kembali menyeruak.
"Aku hampir putus asa. Aku hampir mengakhiri semuanya. Oppa... aku rasa semua penyesalan ini sungguh menyakitkan"
"Apa yang kamu katakan? Jisoo.... ini bukan akhir. Dan.. semua akan ada jalan solusinya. Temui orang tuamu. Dan kamu akan merasa lebih baik"
Masih dengan airmatanya yang mengalir. Jisoo menggeleng pelan. "Mereka akan marah. Sangat marah... aku tidak akan diterima oleh mereka lagi"
"Jisoo...."
"Aku pergi demi pria itu. Meninggalkanmu - juga meninggalkan kedua orang tua ku. Seharusnya aku percaya waktu orang tua ku bilang dia bukan pria baik untukku. Harusnya aku percaya kalau restu orang tua adalah hal yang paling baik. Tapi... aku dengan segala keegoisanku. Memilih pria itu. Memilih nya dan meninggalkan kebahagiaan yang waktu itu hanya perlu aku pertahankan. Aku.. menyesal... sungguh....hiks..." tangis itu pun pecah. Jisoo menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Bahunya juga bergerak tak beraturan. Membuat siapa saja akan merasa kasian jika melihatnya.
Tidak ada yang bisa seokjin lakukan. Kecuali merasa begitu simpati atas apa yang jisoo alami. Semuanya telah usai. Bahkan setelah melalui hari, bulan dan tahun. Yang membuat seokjin sadar jika terlalu lama larut dalam kehilangan akan membuat dia kehilangan semuanya.
Wanita dihadapannya memang pernah sangat dia cintai. Cinta pertama yang sempat membuat dia percaya jika akan berakhir bahagia.
Namun semua pupus, saat harapan itu hanya menjadi keinginan seokjin semata. Sementara wanita yang kini kembali muncul dan duduk dihadapannya malah membuat dia kecewa.
Bahkan masih sempat seokjin memaafkannya. Mencoba memperbaikki hubungan mereka. Namun malah membuat seokjin semakin kecewa. Setelah seokjin mendapati dan melihat sendiri bagaimana jisoo kembali mengkhianatinya.
"Penyesalan yang terus kamu tangisi akan membuatmu semakin terpuruk"
Dengan tangisnya yang sedikit mereda. Jisoo kembali menaikkan pandangannya. Menatap langsung wajah dari pria yang pernah begitu mencintainya.
"Oppa... memori kebersamaan kita.... apa kamu sudah melupakan semuanya???" Tanya jisoo. Terdengar begitu lirih.
"Kamarnya sudah bisa ditempati. Mau saya antar kekamar??" Suara itu muncul dari balik punggung jisoo. Membuat seokjin yang masih mencerna pertanyaan jisoo sedikit terkejut dengan kedatangan seulgi.
"Jisoo.. ikutlah dengan seulgi. Dia akan mengantarmu" ucap seokjin. Kemudian berdiri dan menghampiri seulgi.
Begitu tepat berdiri dihadapan seulgi, seokjin memberikan senyum kecil yang begitu tulus. Entah kenapa seokjin merasa bahagia dan bangga pada wanita muda dihadapannya ini.
Cup.
"Terima kasih sayang... " ucap seokjin begitu pelan dan lembut, setelah memberikan kecupan lembut pada pipi kanan seulgi.
THIS IS A TRUE LOVE
Hug.
Tubuh seulgi mendadak kaku saat punggungnya terasa berat, dia tahu seokjin sedang memeluknya dari belakang.
"Lepas dulu.. biar aku selesaikan ini" ucap seulgi. Sambil masih terus memotong paprika dihadapannya.
"Maaf..." seokjin berucap begitu wajahnya dia jatuhkan pada celuk leher seulgi. Kemudian menghirup wangi istrinya disana.
"Aku tahu.. kamu kecewa sama keputusanku" seulgi menghentikan kegiatannya memotong paprika.
"Aku merasa.. jika dia membutuhkan pertolongan. Dan.. aku merasa sangat kasian padanya"
Seulgi menutup kedua matanya. Kemudian dia membuka kembali dengan perlahan setelah menghembuskan napas untuk memberikan sedikit ketenangan.
"Bagaimana kalau dia bertahan disini untuk waktu yang lama? Sepertinya kalian sangat dekat" balas seulgi. Dan seokjin dapat merasakan ketakutan tersirat dari ucapan itu.
"1 minggu. Tidak akan lebih. Jika itu terjadi. Aku sendiri yang akan mengantarnya pulang kerumah orang tuanya"
Seulgi mengigit bibirnya sendiri. Perasaan aneh itu muncul lagi. Dia tidak suka karena seokjin terlihat begitu mengenal wanita itu.
"Sebenarnya.. hubungan kalian seperti apa??" Hingga seulgi akhirnya memunculkan pertanyaan yang sejak sore tadi mengganggu pikirannya.
"Kami...
"Aku dan jisoo adalah teman dekat. Sangat dekat" balas seokjin setelah berhasil memilih berumpamaan status yang tepat untuk dia dan jisoo.
To Be Continue
See yu next part
200209
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] THIS IS A TRUE LOVE (Kim Seokjin X Kang Seulgi)
FanfictionAku belum mencintainya bahkan ketika aku selesai mengucap janji suci di hadapan Tuhan, keluarga dan tamu yang datang. Tapi setelah malam dimana aku dan dia melakukan hubungan layaknya suami dan istri itu. Aku telah mencintainya. Hingga aku berjan...