THIS IS A TRUE LOVE"Aku masih ingat, kau pernah bilang kalau kau tidak siap untuk nikah muda" wendy berbicara setelah tak percaya mendapat undangan pernikahan dari seulgi. Gadis cerewet itu semakin cerewet begitu tahu jika seulgi akan menikah 2 hari lagi.
"Sssttt... pelankan suaramu wendy..."
"Aku masih terkejut dengan pertunanganmu kemarin. Dan sekarang kau malah akan menikah 2 hari lagi?"
"Terus?? Apa ada yang salah??"
"Ini bukan masalah habis tunangan langsung nikah. Tapi ini masalah komitmenmu yang mengatakan kalau kau tidak siap untuk nikah muda"
"Semua berubah"
"Semenjak kau kenal dengan pria dewasa itu?"
"Pria dewasa? Kau pikir aku belum cukup dewasa untuk menikah?"
"Seulgi.. jujur saja padaku. Kau tidak sedang mengandung anaknya kan?"
"Astaga wendy... apa yang kau pikirkan? Aku tidak sedang mengandung atau apapun yang kau pikirkan. Ini semua sudah direncanakan dan aku... menerimanya" balas seulgi.
"Kalian.... dijodohkan?"
Seulgi mengangguk.
"Seulgi.. apa kau sudah mengenalnya sampai menerima perjodohan ini?" Tanya wendy lagi.
Namun seulgi tidak langsung menjawabnya. Dia malah kembali mengulang pertemuannya dengan seokjin sampai saat kemarin mereka sedang melakukan fetting baju pengantin. Sebuah ciuman pertama yang tak seulgi sangka bisa dia dapat secepat itu. Dan ciuman itu dia dapatkan dari calon suaminya. Begitu lembut. Seulgi masih merasakan bagaimana lembutnya seokjin memperlakukannya.
"Dia berhasil buat aku yakin" ucap seulgi. Pelan dan langsung membuat wendy terkesima.
"Wendy.. aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Kau tahu sendiri, aku bahkan takut untuk memiliki hubungan pada seorang pria. Tapi kali ini aku malah yakin untuk dinikahi oleh pria itu"
"Aku rasa... aku bakal jadi gadis beruntung karena menikah dengannya" ucap seulgi.
"Dan.. bilang padaku seulgi....
Apa kau sudah mencintainya??" Tanya wendy.
THIS IS A TRUE LOVE
"Ibu bilang seharusnya kita jangan dulu bertemu. Katanya.. biar saat kita bertemu diatas altar nanti senyum kita bakal jadi paling yang menawan" ucap seokjin. Membuat sang gadis yang sejak tadi tidak menyadari kehadirannya menoleh. Hingga dia melihat wajah terkejut dari calon istrinya itu.
"Oppa??"
Sudut bibir itu naik. Seokjin tidak dapat menyembunyikan lagi perasaan rindu yang sejak kemarin dia tahan.
"Kenapa kamu ada disini?" Tanya seulgi. Kemudian tubuhnya ditarik oleh seokjin dan berakhir pada dekapan erat pria bertubuh tinggi itu.
"Saya rindu sekali sama kamu. Calon suamimu ini begitu merindukanmu" ucap seokjin setelah menjatuhkan wajahnya pada celuk leher seulgi. Harum bunga langsung memenuhi paru-parunya. Dan rasanya begitu damai.
Tidak ada lagi kalimat yang keluar dari mereka. Terutama dari seokjin yang saat ini terlihat begitu nyaman mendekap seulgi.
Tidak ada lagi rasa canggung bagi seokjin setelah insiden pada ruang ganti waktu lalu. Ketika dia mencoba untuk menyakinkan dirinya pada seulgi.
Mencium gadis itu tepat di ranum yang ternyata begitu lembut dan manis. Hingga gejolak yang beberapa tahun ini tak lagi pernah dia rasakan kembali dia rasakan.
Rasanya luarbiasa. Dan hal itu membuatnya kembali yakin untuk memulai semuanya dari awal dengan gadis pilihan orang tuanya.
"Kamu mau sampai kapan seperti ini?" Tanya seulgi. Dia merasa jika dekapan seokjin sudah memakan waktu cukup lama.
"Seulgi..."
"Bahkan tinggal menghitung waktu saja. Saya tidak sabar membuat ini nyata" seokjin melepas dekapannya. Namun dia tidak menjauh pada posisinya.
"Terima kasih.." lanjut seokjin. Tatapan keduanya masih terkunci. Membuat keduanya semakin larut pada suasana yang mereka ciptakan.
"Terima kasih untuk apa?"
"Untuk semuanya" balas seokjin, tangannya lalu naik untuk menyentuh sisi wajah seulgi.
"Kamu tidak perlu khawatir. Saya akan selalu pegang ucapan saya. Tidak akan ada yang mengurusi urusan kita jika kita menikah nanti. Semua hanya kan menjadi urusan saya dan kamu. Semuanya... urusan apapun itu. Tidak akan ada yang ikut campur. Termasuk yang pernah ibu bahas. Tentang anak..."
Seokjin segera menyadari ekspresi seulgi. Namun kali ini sulit untuknya menebak.
"Seulgi... sekarang yang perlu saya lakukan adalah terus menyakinkan kamu. Semua butuh waktu dan proses. Saya yakin. Kamu lebih tahu itu"
Seulgi menunduk. Hatinya berdesir begitu mendengar kalimat seokjin yang mampu menenangkannya.
Seperti yang dia katakan pada wendy tadi siang. Jika seokjin benar-benar mampu menyakinkanya.
"Kita bisa saling mencintai hingga akhirnya tidak ingin berpisah. Tolong.. bantu saya juga. Saya ingin pernikahan ini menjadi pernikahan yang paling bahagia didunia"
"Jangan berlebihan" ucap seulgi.
Namun malah membuat seokjin terkekeh. Dia juga begitu gemas melihat wajah seulgi yang kini memerah.
"Maaf.. saya hanya ingin mengucapkan apa yang saya rasakan"
"Jadi...
Kamu benar-benar siap untuk menunggu?" Tanya seulgi.
"Ini kita sedang bahas anak?"
Seulgi mengangguk.
"Tidak masalah. Itu bukan hal yang harus kita pikirkan lebih dulu"
"Tapi... ibu kamu benar. Jika tidak segera maka...."
"Sssttt... jadi kamu meragukan saya? Mentang-mentang umur kita yang jauh berbeda?"
"Bukan begitu Oppa..." balas seulgi. Dan merasa tidak enak karena sudah menyinggung seokjin.
Namun seokjin malah tersenyum padanya. Kembali menaikkan lagi wajah gadis itu. "Setelah kamu siap. Kita akan membentuk keluarga lengkap yang bahagia"
________
TO BE CONTINUE
Btewe menurut kalian konflik apa yang cocok buat story ini???
200201
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] THIS IS A TRUE LOVE (Kim Seokjin X Kang Seulgi)
FanfictionAku belum mencintainya bahkan ketika aku selesai mengucap janji suci di hadapan Tuhan, keluarga dan tamu yang datang. Tapi setelah malam dimana aku dan dia melakukan hubungan layaknya suami dan istri itu. Aku telah mencintainya. Hingga aku berjan...