Lala adalah sebuah masa lalu, yang telah terhapus dari kotak memory Yuki. Seorang pemuda, yang di berikan gelar genius dalam umur 9 tahun. Namun, apakah sanggup Lala itu kembali. Ketika trauma, dan kenangan pahit yang seharusnya terkubur. Harus kemb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LALA LOST Capt: 3 Fault
Malam telah tiba, Lisa tau apa yang Ia lakukan hari ini adalah kesalahannya. Bolos sekolah, menjadi sebuah ketakutan bagi Lisa. Mungkin saja, malam ini Ayahnya akan meracau lagi. Dia merasa sang ayah sudah sampai di dalam rumah, dengan keraguannya Lisa menarik gagang pintu hati-hati.
"Kau Pulang?". Pak Kim tersenyum, baru kali ini Lisa di sambut dengan kewarasan sang ayah. Lisa masih mematung, karena terkejut. "Kenapa? Sini - sini makan bersama ayah".
Lisa berjalan dan menuruti ayahnya, Ia duduk di kursi meja makan. Ayahnya memberikan Lisa nasi penuh, dan menaruh beberapa daging di atas nasinya. "Makanlah, kau harus selalu sehat".
Dia meragu, apakah benar ini ayahnya? Mengapa sifat beliau berbeda, ini seperti membawa Lisa ke masa Ia kecil. Ayahnya makan dengan lahap, dia menyumpit satu persatu daging dan melahapnya dengan bahagia. Lisa memulai makannya, dia mengunyah makanan itu perlahan. Seraya tetap memperhatikan, Pak Kim.
"Ayah". Lisa meletakkan sumpitnya, Ia ingin mengaku bersalah. Meskipun dia tau, ayahnya pasti sudah lebih dulu tau. "Aku...".
"Lalisa, sudah berapa kali ayah bilang. Kalau makan, tidak boleh berbicara". Kim Soo Hyun menaruh satu iris daging, ke mangkuk Lisa. "Makanlah, kau harus makan yang banyak".
Lisa memperhatikan daging dan segunung nasi, di mangkoknya. Sudah lama sekali, Lisa merindukan hal seperti ini. "Ayah, maafkan aku".
"Hm".
Lisa masih bingung dengan ayahnya, mengapa sifat ayah Lisa bisa berubah. Tapi tidak dipungkiri, ada sisi bahagia yang Ia rasakan. "Jika ayah sedang bahagia, sebaiknya aku tidak usah membahasnya".
"Tentang, Les tambahan yang pernah kita bicarakan. Sebaiknya, tidak usah diambil".
Gadis itu terbatuk, sungguh keajaiban dunia fikirnya. "Kau serius?".
"Ya". Dia tersenyum, "Sebagai gantinya, kau jangan pernah lupa belajar. Ayah akan mencukupi biaya sekolahmu, sampai kuliah".
Ada perasaan sedih, senang dan berbunga dihati Lisa. Sekian tahun, rumah yang lembab itu. Terasa hangat, "Terimakasih ayah". Katanya, dengan senyum bahagia yang tidak bisa Lisa tutupi.
"Nah, makan ini dan ini. Kau juga harus memiliki serat". Ujar Kim soo hyun, seraya meletakan sayuran dan kimchi.
Hanya sesederhana itu, bagi Seorang Lalisa Kim untuk tersenyum. Kebahagiaan, yang mungkin orang lain muak bahkan bosan. Untuk gadis berponi , ini adalah sesuatu langka. Yang amat jarang, dan hampir menghilang dari cerita hidupnya.