Sun

4.2K 338 54
                                    


Sae Ron menyambut kepulangan Taehyung dengan senyum lebar.

"Hai princess" sapa Taehyung lembut. Tangannya mengusap rambut panjang milik adiknya, satu-satunya keluarga yang tersisa.

Sae Ron hanya tertawa kecil. Ia menarik lengan Taehyung.

"Oppa, aku memasak makan malam hari ini" ucap Sae Ron penuh semangat.

Taehyung berdecak kesal.

"Yak, sudah oppa bilang jangan mengerjakan apapun" seru Taehyung.

Sae Ron mencebik kesal.

"Memasak tidak membuatku lelah, oppa" kemudian wajahnya menjadi muram "Tidak melakukan apapun membuatku semakin merasa tidak berguna".

Taehyung seketika menyesal karena sudah membuat adiknya sedih. Ia cepat-cepat memeluk Sae Ron.

"Maaf" bisik Taehyung sedih.

Sae Ron mendorong tubuh Taehyung.

"Kau bau, oppa".

Taehyung menepuk kepala Sae Ron kesal.

Sae Ron hanya tertawa seraya menjulurkan lidahnya.

"Sana mandi, setelah itu kita makan malam, oke?" Sae Ron mendorong Taehyung ke arah kamar mandi.

Taehyung mencibir kesal namun terkekeh.

Tawa Sae Ron berhenti ketika Taehyung menghilang di balik pintu kamar mandi.

Sae Ron membuka laci dan meraih satu kantong plastik obat.

Ia mengambil satu butir obat terakhir lalu menelannya bersama air minum.

Sae Ron memukul dadanya yang terasa sedikit sakit.

Ia menggigit bibirnya, menahan rintihan yang hampir lolos dari bibirnya.

Ia takut Taehyung akan mendengar.

Ia tidak mau Taehyung akan semakin cemas.

Taehyung sudah selesai mandi. Ia melempar asal handuknya lalu berjalan ke meja makan.

"Sae Ron-ah, ayo makan".

Sae Ron cepat-cepat memasang wajah riangnya lagi dan menghampiri Taehyung di meja makan.

Ia menarik kursi kemudian mulai menyendokan nasi ke mangkuk.

"Lusa jangan lupa jadwal check up mu, Sae Ron" kata Taehyung di sela kunyahannya.

Sae Ron mengaduk supnya pelan. Ia mendongak lalu bergumam lirih.

"Oppa, tidak usah saja ya. Biar uangnya oppa simpan saja".

Taehyung melebarkan matanya. Ia meraih gelas lalu meminum isinya dengan rakus.

"Yak, Kim Sae Ron!" Seru Taehyung.

Sae Ron hanya tersenyum getir.

Taehyung menarik nafas, ia lalu mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan adiknya.

"Ada apa, Sae Ron-ah?".

"Aku hanya merasa bersalah karena telah menjadi bebanmu, oppa".

"Hey, jangan berpikir begitu" Taehyung mencoba menarik senyum meski matanya terasa panas.

"Sae Ron-ah, hanya kau satu-satunya yang oppa punya, jadi oppa mohon jangan menyerah melawan penyakitmu. Jangan tinggalkan oppa".

Sae Ron terkekeh meski matanya kini basah.

"Aku juga tidak mau meninggalkan oppa sendirian. Aku takut membayangkan setiap hari kau terpaksa memakan hasil masakanmu karena tidak ada yang memasak untukmu".

LUXURIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang