"Apa jarak toilet sangat jauh? Kenapa tidak sekalian saja tidak usah kembali ke kelas?" Guru perempuan itu berkata dengan nada halus, namun tidak dengan kalimatnya yang penuh dengan sindiran.
Tzuyu menundukkan kepala, "Saya, tidak tahu letak toilet dimana Bu?"
"Oh iya juga ya, kamu kan masih baru disini. Kenapa tadi diam saja tidak bilang?"
Tzuyu tersenyum juga meringis. Guru itu beranggapan bahwa murid baru didepannya ini masih sungkan kepada sekelilingnya.
"Lain kali tidak usah sungkan dan takut ya kalau ada kesusahan, dan teman-teman yang lain tolong temannya yang baru ini dibantu agar merasa nyaman disini." Semuanya hanya menganggukkan kepala paham.
"Karena kamu masih baru bisa saya maklumi. Silahkan duduk kembali."
Tzuyu mengangguk dan menundukkan badannya sedikit. "Maaf sebelumnya dan terimakasih Bu."
_____
"I'm coming home," seru Tzuyu begitu pintu terbuka lebar.
"Tzuyu," tegur wanita dengan pakaian rumahan namun tetap modis.
"Eh, siang Big Boss. Kenapa dirumah Big Boss?"
"Terserah saya dong, kamu siapa memangnya bertanya seperti itu kepada saya?"
"Saya, saya anak yang tidak dianggap oleh ibu saya," jawab Tzuyu sendu.
"Memang pantas dia tidak menganggap kamu," sarkas wanita cantik itu.
"Hiks hiks. Huaaaa, Om Arvin. Tzuyu nggak dianggep lagi sama Mami Big Boss." Tzuyu berhambur memeluk pria yang usianya sepantaran dengan wanita tadi.
"Nanti biar Om marahin ya," ujar pria yang dipanggil Om Arvin itu berpura-pura menenangkan.
"Memang kamu siapa mau marahin saya? Berani sama saya?"
"Om."
Wanita tadi memutar mata jengah.
"Tzuyu, udah deh. Pulang sekolah kok ngajakin main drama, bukannya bebersih sana, istirahat."
Wanita yang disebut sebagai "Big Boss" itu adalah Darapuspita Mahardika, ibu Tzuyu.
Tzuyu mengekori ibunya duduk di sofa keluarga rumah itu. "Lagian Mami sama Om mau aja."
"Abang mana Mi?"
"Ngapain nanyain abang kamu? Katanya marah, tapi kalo nggak ada didepan mata aja dicariin."
Ibu dari dua anak itu sedang membolak-balikan majalah fashion dan kecantikan edisi terbaru bulan ini.
"Nyari doang Mi, mau aku porotin lagi hehe."
"Dasar kamu ini."
"Mau kemana Om?"
Yang ditanya pun menghentikan langkahnya. "Ada yang harus diurus, kenapa Anin?"
"Nggak usah minta aneh-aneh. Dia ada perlu penting," potong Maminya. Wanita itu sudah tau tabiat anaknya.
Tzuyu merenggut, "Enggak Mami, satu aneh aja kok. Boleh kan Om?"
Om Arvin itu tidak ada pilihan lain selain mengangguk menyanggupi. Anak dari bosnya itu terlalu menggemaskan saat meminta sesuatu tetapi dilarang, seperti saat ini.
"Mau apa Tzuyu?" tanya Om Arvin to the point.
Tzuyu mengambil ponselnya, "Aku kirim disini yah Om."
Kemudian pria itu berlalu setelah memberi anggukan pada Tzuyu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANATA
RandomTentang Jaehyun Dewananda dan Anindya Tzuyu. Baca kuy! *** Start✏: 1 Februari 2020 Revisi: 5 Oktober 2020